Minggu, 26 Maret 2017
Yohanes 9:1-41
9:1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang
buta sejak lahirnya.
9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi,
siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia
dilahirkan buta?"
9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang
tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.
9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus
Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang
dapat bekerja.
9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang
dunia."
9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke
tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata
orang buta tadi
9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah
dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka
pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah
melek.
9:8. Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang
dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini, yang
selalu mengemis?"
9:9 Ada yang berkata: "Benar, dialah ini."
Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan dia." Orang
itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."
9:10 Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu
menjadi melek?"
9:11 Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu
mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke
Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku
dapat melihat."
9:12 Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah
Dia?" Jawabnya: "Aku tidak tahu."
9:13. Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu
kepada orang-orang Farisi.
9:14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan
memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat.
9:15 Karena itu orang-orang Farisipun bertanya
kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia mengoleskan
adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat
melihat."
9:16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu:
"Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari
Sabat." Sebagian pula berkata: "Bagaimanakah seorang berdosa dapat
membuat mujizat yang demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara
mereka.
9:17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu:
"Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan
matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."
9:18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya,
bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil
orang tuanya
9:19 dan bertanya kepada mereka: "Inikah anakmu,
yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang
dapat melihat?"
9:20 Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah,
bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,
9:21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami
tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga.
Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk
dirinya sendiri."
9:22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut
kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa
setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan.
9:23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata:
"Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri."
9:24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang
tadinya buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di hadapan
Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa."
9:25 Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa,
aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan
sekarang dapat melihat."
9:26 Kata mereka kepadanya: "Apakah yang
diperbuat-Nya padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?"
9:27 Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan
kamu tidak mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya lagi?
Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
9:28 Sambil mengejek mereka berkata kepadanya:
"Engkau murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa.
9:29 Kami tahu, bahwa Allah telah berfirman kepada
Musa, tetapi tentang Dia itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."
9:30 Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga
bahwa kamu tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah memelekkan
mataku.
9:31 Kita tahu, bahwa Allah tidak mendengarkan
orang-orang berdosa, melainkan orang-orang yang saleh dan yang melakukan
kehendak-Nya.
9:32 Dari dahulu sampai sekarang tidak pernah
terdengar, bahwa ada orang yang memelekkan mata orang yang lahir buta.
9:33 Jikalau orang itu tidak datang dari Allah, Ia
tidak dapat berbuat apa-apa."
9:34 Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali
dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke
luar.
9:35. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar
oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah
engkau kepada Anak Manusia?"
9:36 Jawabnya: "Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku
percaya kepada-Nya."
9:37 Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja
melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah
itu!"
9:38 Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia
sujud menyembah-Nya.
9:39. Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia
untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan
supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta."
9:40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi
yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu berarti
bahwa kami juga buta?"
9:41 Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu
buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka
tetaplah dosamu."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, orang biasa menghubungkan kata “melek” dengan mata. Tetapi kata “melek” juga dapat menjadi ungkapan untuk istilah “berpengetahuan” atau “berketrampilan”.
- Tampaknya, sebagai ungkapan, kata melek bisa mendapatkan pasangan kata yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan, dan bahkan penghayatan. Maka muncul ungkapan-ungkapan seperti melek huruf, melek politik, dan bahkan melek agama bagi orang-orang yang menekuni pembelajaran dan penempaan bidang-bidang tertentu.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, setekun apapun orang belajar dan atau berlatih akan bidang-bidang tertentu, orang akan mengalami pandangan, kemampuan, dan penghayatan yang sungguh luas dan mendalam justru terutama lewat keterlibatan menjalankan perutusan atau amanah untuk menghadirkan kebenaran yang digelutinya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan memperoleh pendalaman kehidupan lewat keterlibatan ikut berjasa bagi orang lain.
Ah, untuk jaman sekarang
menjalani jasa oke saja asal ada imbalan.
0 comments:
Post a Comment