Jumat, 24 Maret 2017
Markus 12:28b-34
12:28b. Lalu seorang ahli Taurat ….. datang kepada-Nya
dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap
kekuatanmu.
12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada
kedua hukum ini."
12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus:
"Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada
yang lain kecuali Dia.
12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan
dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi
sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua
korban bakaran dan korban sembelihan."
12:34 Yesus
melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya:
"Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani
lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada gambaran bahwa ber-Tuhan itu berarti mematuhi perintah dan larangan keagamaan. Orang harus tahu aturan-aturan dalam agamanya.
- Tampaknya, ada gambaran bahwa pengahayatan ke-Tuhan-an seseorang tergantung pada serius atau tidaknya dalam ketaatan menjalani aturan-aturan agama. Aturan-aturan keagamaan menjadi tempat bergantung orang untuk berhubungan dengan Tuhan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, hubungan dengan Tuhan selalu berkaitan dengan apapun yang ada dalam diri manusia dan ini menjadi daya dorong seseorang berkepeduli kasih lewat tanda dan sarana pelaksanaan tata aturan yang ada dalam agama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati dan mewujudkan keutamaan kasih dalam menjalani aturan-aturan keagamaan.
Ah, beragama itu ya taat
aturannya.
0 comments:
Post a Comment