Sunday, March 26, 2017
Rama Gito Jadi Lektor
Ketika makan siang pada Sabtu 25 Maret 2017 Rm. Yadi berkata bahwa malam ini akan pakai mobil Domus Pacis. "Mangke mangkat jam pinten?" (Nanti akan berangkat jam berapa?) tanya Rm. Bambang yang langsung dijawab oleh Rm. Yadi "Jam pitulas" (Jam 17.00). Rm. Bambang menanyakan hal itu untuk mengetahui apakah Rm. Yadi akan memimpin misa Domus, yang biasa terjadi pada jam 18.00, atau tidak. Tahu akan hal ini Rm. Bambang langsung berkata pada Rm. Gito "Mangke njenengan sing mimpin misa nggih, rama. Kula sing dadi lektor kalih koster" (Nanti rama yang memimpin misa ya, rama. Saya jadi lektor dan koster).
Kata-kata Rm. Bambang itu amat berkaitan dengan keinginan Rm. Hadi, Minister Domus Pacis, agar para rama bergantian memimpin dengan realita kondisi masing-masing. Rm. Yadi kemudian menyebut usul Rm. Hadi itu sebagai "Misa Terapi" sehingga dalam memimpin misa rama-rama yang sudah susah biacara juga mengalami perbaikan diri. Yang jelas pada waktu makan siang itu Rm. Gito menyanggupi. Tetapi 15 menit sebelum misa, ketika sudah berada di kapel, Rm. Gito berkata kepada Rm. Bambang "Kula tesih ruwet, je" (Saya masih kesulitan). Tetapi demi "terapi" Rm. Bambang berkata "Yen ngaten Rama sing dados lektor, nggih? Kula sing mimpin" (Kalau begitu Rama yang jadi lektor, ya? Saya yang memimpin misa). Ternyata Rm. Gito bersedia sehingga, walaupun sering tidak terucap jelas, beliau dapat menyelesaikan bacaan pertama dan Masmur tanggapan. Bahkan ketika Rm. Bambang membuka sharing dalam bagian homili, sesudah Rm. Tri Hartono dan Rm. Harto yang keduanya mengalami kesulitan bersuara, Rm. Gito juga ikut berbicara.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment