Rabu, 15 Maret 2017
Matius 20:17-28
20:17. Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia
memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah
jalan:
20:18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak
Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan
mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
20:19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan
disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
20:20. Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta
anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu
kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?"
Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di
dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di
sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu
tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus
Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku
memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah
kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang
bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain
kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata:
"Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya
dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas
mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa
ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di
antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama
seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan
untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, ada budaya tradisional yang menggambarkan bahwa seseorang sungguh sudah jadi orang kalau dia sudah memiliki kedudukan sosial. Makin tinggi kedudukan seseorang makin berbobot ke-orang-annya.
- Tampaknya, gambaran tersebut pada saat ini juga masih hidup sehingga untuk meraih kedudukan orang menghalakan segala cara. Sekalipun sudah dipandang sebagai kejahatan luar biasa sistem suap dan memanfaatkan kedekatan juga digunakan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, saling diperebutkan dengan berbagai cara seperti apapun, kesejatian kedudukan sosial selalu menjadi misteri ketentuan ilahi karena di dalamnya orang justru mendapatkan tututan alami menjadi bagaikan buruhnya semua orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa makin tinggi status sosialnya orang makin banyak beban kerjanya.
Ah, yang pokok makin tinggi
kedudukannya pasti makin mudah meraih kekayaan.
0 comments:
Post a Comment