diambil dari http://asianyouthday.org/blog
Momentum
kehadiran Salib AYD di berbagai paroki di Kevikepan Yogyakarta tidak
dilewatkan begitu saja. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para OMK untuk
menginisiasi berbagai kegiatan positif yang memberdayakan Gereja
sekaligus masyarakat seperti penyambutan Salib AYD, berdoa di depan
Salib AYD, bakti sosial, seperti yang dilakukan OMK Paroki Pelem Dukuh.
Salah
satu kegiatan yang berbeda dari Paroki lainnya, OMK Pelem Dukuh membuat
kegiatan berupa kunjungan kepada orang sakit dan kaum lansia. Menurut
Fibri selaku ketua panitia kirab Salib Paroki Pelem Dukuh, kegiatan
tersebut bermula dari keprihatinan para OMK bahwa ada beberapa orang di
sekitar Gereja Pelem Dukuh yang sangat jarang tersapa entah karena
tinggal sendirian atau memang dalam keadaan sakit sehingga sulit
berinteraksi dengan yang lain.
Berawal
dari keprihatinan itulah maka OMK Pelem Dukuh tergugah untuk membuat
sebuah kegiatan yang bertujuan menyapa orang sakit dan lansia dalam
bentuk kunjungan keluarga. Selain bentuk sapaan, kegiatan ini dihadirkan
sebagai bukti bahwa kaum muda dapat membuat aksi nyata, mewujudkan
kepedulian terhadap sesama. “Kedatangan Salib AYD adalah rahmat, maka
rahmat itu juga harus kita bagikan pula kepada orang lain melalui
kegiatan kunjungan keluarga,” ungkap Nita salah satu OMK Paroki Pelem
Dukuh.
Total ada sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK) yang dikunjungi baik Katolik maupun non Katolik. Mereka berbagi kasih, tanpa pilih kasih. Mayoritas
keluarga yang dikunjungi adalah keluarga yang telah berumur. Keluarga
yang dikunjungi ada yang terdiri dari suami-istri, tinggal sendiri,
hingga ada juga keluarga yang sakit sampai kesulitan untuk turun dari
tempat tidur.
OMK membagi diri
menjadi 7 kelompok saat berkunjung, mengingat banyak keluarga yang harus
dikunjungi dan medan jalan yang cukup sulit seperti jarak yang jauh dan
kebanyakan lokasi tidak bisa langsung dicapai dengan menggunakan
kendaraan bermotor. Keluarga yang dikunjungi terbagi dalam 9 wilayah
sekitar gereja. Setiap kelompok mendapat bagian mengunjungi 4-5
keluarga.
“Memang ada beberapa
bingkisan yang telah kami siapkan untuk keluarga tetapi ini bukan
menjadi tujuan kami yang utama. Acara pokoknya adalah kami datang,
berbincang-bincang, bercanda bersama dan kami berdoa bersama untuk
keluarga yang kami kunjungi,” tutur Mega Saputra salah satu OMK yang
mengikuti kegiatan kunjungan.
Berkah OMK
Beberapa
OMK Paroki Pelem Dukuh bercerita bahwa kegiatan ini bukan saja
memberikan berkah kepada keluarga yang dikunjungi, namun setiap pribadi
OMK turut mendapatkan berkah dan pengalaman hidup yang luar biasa dari
apa yang telah dilakukan.
Seperti
yang diceritakan oleh Nita yang pada waktu itu turut berkunjung ke
beberapa keluarga. Ia bercerita bahwa dalam kegiatan tersebut ada 2
lingkungan yang ia kunjungi. Di dalam lingkungan tersebut terdapat tujuh
orang lansia dan satu orang gangguan jiwa.
doc. panitia
Ada
hal yang berkesan bagi Nita ketika mengunjungi salah seorang nenek.
Ketika akan berdoa bersama, nenek tersebut berinisiatif untuk memimpin
doa. “Beliau sangat bersemangat memimpin doa pada waktu itu. Beliau
bersyukur karena kehadiran kami secara bersama sama untuk beliau,” kesan
Nita. Padahal di keluarga sebelumnya OMK lah yang memimpin untuk berdoa
tetapi berbeda dengan keluarga nenek yang satu ini.
Selain
itu menurut Nita ada hal yang luar biasa dari nenek tersebut. Dalam
kehidupan sehari hari, walau sudah berumur, nenek tersebut turut
menampung dan merawat tetangganya yang juga sudah berusia lanjut di
rumahnya. Semangatnya sungguh luar biasa.
Fibri,
selaku ketua Kirab Salib OMK Pelem Dukuh juga memiliki kesan tersendiri
ketika mengikuti kegiatan kunjungan. Ia menceritakan tentang bagaimana
perjuangan OMK Pelem Dukuh menuju keluarga yang akan dikunjungi.
Wilayah
Pelem Dukuh yang mayoritas adalah perbukitan membawa tantangan
tersendiri bagi perjalanan para OMK mencapai keluarga yang akan
dikunjungi. Meski jalan aspal sudah dibuat namun medan jalan yang naik
turun agaknya sedikit menyulitkan perjalanan, apalagi ketika datang
rombongan dan tidak semua ahli mengendarai di jalanan terjal.
Karena
beberapa rumah keluarga tidak ada jalan untuk motor maka para OMK
memutuskan untuk berjalan kaki. Keadaan jalan yang terjal membuat OMK
harus mengeluarkan ekstra tenaga menuju tempat tujuan. Belum lagi cuaca
yang sering hujan semakin menjadi tantangan bagi OMK Paroki Pelem Dukuh
untuk mencapai tempat tujuan.
“Tetapi
segala kesulitan itu terbayar ketika kami sudah bertemu dengan mereka.
Walau dengan keterbatasan yang ada mereka merasa gembira, senang dan
bersyukur dengan keadaan mereka. Hal itu terlihat ketika kami datang dan
berdoa bersama mereka,” kesan Fibri.
Fibri
menambahkan, melalui kunjungan tersebut OMK yang dulunya selalu
mengeluhkan merasa kurang menjadi bisa lebih bersyukur dengan apa yang
dimiliki saat ini terutama atas karunia kesehatan dan kehadiran
orang-orang yang selalu mendampingi. Rasa bahagia yang muncul setelah
doa bersama dan saling menguatkan turut menjadi pengingat bahwa doa
adalah sumber kekuatan hidup.
Tim Publikasi AYD
0 comments:
Post a Comment