Louisa DeMarillac, Klemens Maria
Hofbauerer
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yer. 18:18-20; Mzm.
31:5-6,14,15-16; Mat. 20:17-28. BcO Ul
29:2-6,10-29
Matius 20:17-28:
17 Ketika
Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri
dan berkata kepada mereka di tengah jalan: 18 "Sekarang kita pergi ke
Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. 19 Dan mereka
akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia
diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan
dibangkitkan." 20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya
itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah
perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang
seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 22 Tetapi
Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah
kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya:
"Kami dapat." 23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang
akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku,
Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi
siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 24 Mendengar itu marahlah kesepuluh
murid yang lain kepada kedua saudara itu. 25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu
berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah
rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan
keras atas mereka. 26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin
menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 27 dan
barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu; 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan
untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak
orang."
Renungan:
Seorang ibu selalu menginginkan yang
terbaik bagi anak-anaknya. Setiap hari ada banyak ibu yang menunggui atau antar
jemput anaknya yang bersekolah. Tidak sedikit pula dari mereka yang selalu
mendekati para guru dan bertanya perkembangan anak mereka. Dan mungkin, maaf,
ada yang sengaja memberikan hadiah supaya anaknya bisa mendapat nilai baik.
Ibu anak-anak Zebedeus juga
menginginkan anak-anaknya mendapat posisi yang baik di masa “kekuasaan” Yesus.
Ia pun menyatakan kesanggupan anak-anaknya menjalankan persyaratan yang
diberikan Yesus. Namun penentu tahta tersebut ada di dalam kewenangan Bapa.
Syaratnya adalah melayani.
Boleh-boleh saja kita mempunyai
keinginan terhadap anak-anak kita. Namun kita perlu pula mengingat apa yang
sebenarnya dibutuhkan dan diperlukan untuk mencapai hal tersebut. Kita tidak
bisa memaksakan keinginan kita kalau memang tidak sesuai.
Kontemplasi:
Bayangkan apa yang kauinginkan bagi
anak-anakmu. Lihatlah apa itu sesuai dengan semuanya.
Refleksi:
Bagaimana menyelaraskan keinginan
dengan kebutuhan dan tuntutan?
Doa:
Tuhan aku mohon rahmat-Mu supaya aku
lebih mengenali kehendak-Mu dan tidak memaksakan keinginanku. Amin.
Perutusan:
Aku akan mempertajam kemampuanku
mengenali kehendak Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment