Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, June 2, 2020

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Karolus Lwangga dkk, Martir
Rabu, 3 Juni 2020

Markus 12:18-27                           

12:18. Datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya:
12:19 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati dengan meninggalkan seorang isteri tetapi tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu.
12:20 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan.
12:21 Lalu yang kedua juga mengawini dia dan mati dengan tidak meninggalkan keturunan. Demikian juga dengan yang ketiga.
12:22 Dan begitulah seterusnya, ketujuhnya tidak meninggalkan keturunan. Dan akhirnya, sesudah mereka semua, perempuan itupun mati.
12:23 Pada hari kebangkitan, bilamana mereka bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia."
12:24 Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.
12:25 Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.
12:26 Dan juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri, bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub?
12:27 Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, siapapun tahu bahwa manusia di hadapkan pada realita kehidupan dan pada suatu saat ada kematian. Manusia bertanggungjawab atas kehidupan dengan bekerja sebaik-baiknya demi kesejahteraan hidup dia dan keluarganya.
  • Tampaknya, orang memang juga harus mempersiapkan kematian dengan menjalani agama. Orang akan mengalami kematian sebagai realita dipanggil Tuhan untuk ada dalam pangkuan-Nya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun tekun menjalani agama untuk mempersiapkan diri dipanggil Tuhan, orang dapat mengalami kesesatan hidup kalau memandang Tuhan sebagai sosok dunia orang mati sehingga tidak memandang kematian sebagai realita kebugaran hidup dinamis labuhan proses kehidupan fana. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati orang meyakini bahwa dalam Tuhan tak ada kematian karena yang dikatakan kematian itu sebetulnya adalah pintu gerakan hidup sejati.
Ah, yang namanya hidup itu ya yang jantungnya masih berdenyut.

0 comments:

Post a Comment