Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 30, 2017

Rm. Tri Hartono Ngandika (1-5-2017)


Jawab Yesus kepada mereka : "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah,yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah"
 

Bagi kami kaum tua dan atau sakit-sakitan, dalam kondisi rapuh memang hanya bisa mengandalkan kepercayaan kepada Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dan berusaha hidup sesuai dengan iman tersebut. Semoga kami kaum tua dan atau sakit-sakitan diberi karunia kepercayaan kepada Tuhan Yesus sebagai utusan Allah. Dengan demikian kami masih mampu mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah.

DAFTAR KEKHAWATIRAN DI MASA TUA

diambil dari http://artikelius.blogspot.co.id/2012/12

Zoom

Drama kehidupan yang tidak biasa terjadi di sebuah pemakaman seorang oma yang sudah 3 tahun menjadi penghuni sebuah panti werda di pinggiran timur Jakarta:

Adik Oma (selama ini tinggal di luar negri)               : “Dasar anak kurang ajar, ya, TIDAK TAHU DIRI lu ya… !” (sambil memukuli seorang wanita berusia sekitar 40 tahun yang tampil modis, menggunakan tas tangan sekuat tenaga selama 3 kali, kemudian menangis meledak meraung-raung sambil memanggil nama kakaknya yang meninggal)

Wanita 40 tahun : (Diam saja, menunduk)

Siapa mereka?

Adik oma yang meninggal, datang ketika diberitahu bahwa kakaknya meninggal dunia. Ia selama ini tidak mengetahui bahwa kakaknya berada di panti werda, karena meski masih kerap berkomunikasi, Sang Oma tidak pernah mengatakan di mana dirinya berada kepada adiknya.  Tentu saja adik Sang Oma sangat terkejut, sedih, dan MARAH LUAR BIASA kepada keponakannya yang dianggapnya bersalah karena memasukkan kakaknya ke panti werda dengan fasilitas yang minim.

Wanita 40 tahun, anak Sang Oma, adalah anak satu-satunya Oma. Selama ini sang Oma yang dikenal amat pendiam, mengaku bahwa ia sudah lama menjanda dan tidak memiliki anak, dan kerabatnya hanyalah adiknya yang ada di luar negri. Dalam tiga tahun, tidak sekalipun ada sanak kerabat yang mengunjungi Oma. Betapa herannya ketika pemakaman Sang Oma kemudian mobil-mobil mewah berjejer dan anak, mantu, dan cucu yang tampak sangat berkecukupan kemudian bermunculan.

Misteri Oma yang pendiam ini kemudian terkuak. Tidak dengan kerelaan, ia masuk ke panti werda. Putrinya satu-satunya yang meminta Oma masuk ke panti werda setelah Oma mulai sakit-sakitan dan tidak bisa menahan buang air kecil. Oma begitu sakit hati, sampai kemudian dia mengatakan bahwa ia TIDAK MEMILIKI ANAK kepada siapapun di panti werda. Apa yang dirasakan Oma sesunguhnya? Itu disimpan rapi sampai akhir hayatnya.

Pro Kontra Masa Tua

Masa tua dipersepsikan dan dihayati secara berbeda dan unik oleh setiap orang.

Apa persepsi orang tentang TUA/ LANJUT USIA (LANSIA)?

Pandangan yang positif terhadap lansia menyatakan:

·       Lansia itu bijaksana (karena sudah banyak makan asam garam kehidupan, sehingga buah pikirnya lebih matang dan lebih bijaksana)
 ·       Lansia itu terhormat (contohnya panggilan Opung bagi orang dari tanah Batak)
·       Lansia yang sudah pensiun punya banyak waktu luang (jadi bisa jalan-jalan dan mengunjungi anak cucu tanpa terikat jadwal kerja)
·       Lansia itu dicintai (bila Opa/ Oma datang, cucu-cucu begitu senang karena ada yang memanjakan)
·       Lansia itu murah hati (Opa dan Oma jarang sekali lupa bawa oleh-oleh buat cucu, dan selalu mengusahakan untuk memberi yang disukai cucu-cucunya)
·       Lansia itu enak karena tidak harus bekerja tapi punya uang cukup (ada uang pensiun atau tabungan)
·       Lansia itu rajin sembahyang
·       Lansia itu mendapatkan tempat terhormat, naik pesawat dan kereta dapat diskon khusus, di sarana publik dapat tempat khusus, yang muda harus mengalah sama lansia.

Pandangan ini membawa gambaran yang indah tentang suatu masa dalam kehidupan yang disebut masa lanjut usia. Sama seperti masa-masa lain dalam rentang kehidupan: masa bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa, masa tua merupakan hal yang wajar dan alami. Bukankah kita menua sejak kita dilahirkan? Sehingga masa tua juga memiliki keunikannya sendiri, sama seperti masa lainnya. Masa bayi dan anak-anak-anak ditandai dengan pertumbuhan dan pembelajaran yang dahsyat. Masa remaja unik karena pergolakannya, karena pencarian identitas dirinya. Masa dewasa unik dengan semua tanggung jawab karya dan relasi. Dan masa tua juga unik dengan kematangan dan kebijaksanaannya.

Dalam berbagai budaya, orang lanjut usia mendapatkan posisi yang dihormati. Umumnya jabatan kepala-kepala suku, disandang oleh orang yang sudah lanjut usia, bukan oleh pemuda yang gagah perkasa. Figur ‘guru-guru’ bijaksana seringkali juga digambarkan dalam sosok manusia tua dengan jenggot yang panjang. Jarang tokoh tampan bertato dijadikan figur guru bijaksana (he he he…).

Sebaliknya, pandangan negatif tentang masa tua menyatakan:

·       Lansia itu keriput dan tidak lagi tampan/ cantik, sehingga kalau bisa sedapat mungkin hal ini dihindari atau dicegah. Misalnya dengan menggunakan produk-produk kosmetik anti aging.
·       Lansia itu penyakitan
·       Lansia berarti ‘bau tanah’ atau sudah dekat dengan ajal
·       Lansia itu membosankan karena suka mengulang-ngulang cerita yang sama (istilahnya seperti radio rusak)
·       Lansia itu renta, lemah, dan tidak berdaya
·       Lansia itu kaku dan tidak asik, sulit diajak berubah
·       Lansia itu kuno dan ketinggalan jaman, tidak gaul
·       Lansia itu mau menang sendiri, merasa benar, dan suka sok tahu
·       Lansia itu suka menasehati (padahal tidak diminta)
·       Lansia itu pikun, mudah lupa
·       Lansia itu berarti tidak kompeten, sudah tidak mampu
·       Lansia itu miskin karena sudah tidak punya penghasilan
·       Lansia itu kembali seperti kanak-kanak dan selalu cari perhatian
·       Lansia itu sensitif dan mudah tersinggung

Nah, kalau membaca daftar pandangan negatif tentang masa tua, tentu wajar bila banyak orang TAKUT menjadi tua. Akibatnya, produk ‘anti penuaan’ menjadi begitu laris. Khususnya bila kita menyaksikan model buruk penderitaan-penderitaan yang dialami oleh para lansia (misalnya dalam cerita zoom di atas). 

Apa Kekhawatiran Anda di Masa Tua (Hasil Survey Ad Familia Indonesia)

Dari para sahabat Ad Familia yang menjadi responden, muncul berbagai tema kekahwatiran tentang masa tua:

1.     Kekhawatiran akan merasa kesepian, terasing, merasa sendirian, terkucilkan, tidak diperhatikan, tidak terurus, dan merasa terlupakan (13 responden)
2.     Kekhawatiran tentang kondisi fisik yang menurun (kesehatan dan stamina, penyakit) (9 responden)
3.     Kekhawatiran tentang relasi dengan orang yang dicintai, tidak bisa menikmati kebersamaan bersama orang yang dicintai, ditinggalkan oleh orang yang dicintai (meninggal dunia) (9 responden)
4.     Kekhawatiran tentang kondisi finansial yang berkurang (8 responden)
5.     Kekhawatiran menjadi beban/ merepotkan bagi orang lain, tidak mandiri dan tergantung pada orang lain (8 responden)
6.     Kekhawatiran akan masa depan anak dan kesiapan anak untuk mandiri dan survive dalam hidup (6 responden)
7.     Kekhawatiran tentang karya-karya yang jauh berkurang, keharusan pensiun, merasa tidak ‘berguna’, aktivitas yang semakin terbatas (5 responden)
8.     Kekhawatiran tentang apa yang sudah dilakukan dalam hidup (benar/ tidak), relasi dengan Yang Maha Kuasa (spiritualitas) (3 responden)
9.     Kekhawatiran akan kemampuan menyediakan sandang, pangan, dan papan di hari tua nanti (2 responden)
10.  Kekhawatiran akan dibuang di panti jompo (1 responden)
11.  Kekhawatiran apakah akan bisa meninggalkan warisan yang cukup untuk keluarga (1 responden)
12.  Kekhawatiran tengan kondisi negara yang semakin ‘berantakan’ (1 responden)
13.  Khawatir akan merasa iri dengan kebahagiaan orang lain (1 responden)
14.  Khawatir bila mati sebelum sungguh siap, dan belum juga bijaksana meskipun sudah menjadi tua (1 responden)

Apa pendapat Anda melihat daftar kekhawatiran di masa tua? Tiap orang memiliki kekhawatirannya sendiri (yang bisa saja sama atau berbeda dengan orang lainnya), tergantung apa pemaknaannya tentang hidup.

Siap-Siap Menua dan Merayakan Masa Tua

Apa yang akan Anda lakukan? Untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk menghadapi masa tua. Sebuah refleksi bagi kita bersama, dalam memeprsiapkan kelahiran seorang bayi ke dunia, orang tuanya begitu repot dan heboh. Mulai dari mempersiapkan nama, mengecat ruangan kamar bayi, membeli baju dan perlengkapan bayi, sampai membuat pesat-pesta untuk syukuran kelahiran bayi ke dunia. Tetapi jarang orang secara khusus dan ‘niat’ sungguh mempersiapkan masa tua, apalagi kematian. Bahkan ketika berbicara tentang ‘kematian’, kemudian dilarang dengan perkataan ,”hus, jangan ngomong mati-mati!”.

Menjadi PR bagi saya dan Para Sahabat Ad Familia, untuk secara bijaksana mempersiapkan langkah kongkrit dalam MEMPERSIAPKAN masa tua, sekaligus MERAYAKAN masa tua. Siapa tidak ingin menua dengan bahagia dan mati dalam damai dan suka cita?

Selamat mencintai dan selamat berkarya!

“Growing old is mandatory, growing up is optional”

Mona Sugianto, M.Psi, Psikolog

Sabda Hidup



Senin, 01 Mei 2017
St. Yusuf Pekerja
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 6:8-15; Mzm. 119:23-24,26-27,29-30; Yoh. 6:22-29. BcO Why 7:1-17

Yohanes 6:22-29:
22 Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. 23Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. 24Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat keKapernaum untuk mencari Yesus. 25Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" 26Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. 27Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." 28Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" 29Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Renungan:
Sering kita temui kala ada uang orang gampang sekali mengubah pilihannya. Recehan 50 atau 100 ribu cukup untuk membuat orang melepaskan masa depannya selama 5 tahun ke depan. Coba kalau uang itu dibagi 5 th berapa rupiah tiap harinya, tidak seberapa. Tapi itu kenyataannya, orang mencari rejeki sesaat tanpa memperhitungkannya secara panjang dan terukur.
Orang-orang mencari keberadaan Yesus. Namun Yesus tahu kenapa mereka mencari Dia. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang” (Yoh 6:26). Yesus mengingatkan mereka mencari kehendak Allah yang akan mengenyangkan mereka secara kekal.
Ada banyak godaan agar kita mendapatkan kepuasan sesaat. Kita perlu hati-hati dengan semua itu. Kita mesti menemukan sesuatu yang berjangka panjang dan bisa memenuhi kebutuhan hidup kita jauh lebih lama. Mengikuti godaan sesaat hanya akan mebawa kita pada kekecewaan.

Kontemplasi:
Bayangkan kamu menghadapi tawaran sesaat yang menggiurkan.

Refleksi:
Bagaimana menemukan sesuatu yang jauh lebih bernilai dan mempunyai daya yang panjang?

Doa:
Tuhan semoga aku tidak tergoda oleh dorongan-dorongan sesaat yang menggiurkan. Semoga aku mampu membangun rencana jangka panjang bagi hidupku. Amin.

Perutusan:
Aku akan membangun rencana jangka panjang hidupku. -nasp-

Lamunan Pekan Paskah III

Senin, 1 Mei 2017

Yohanes 6:22-29

6:22. Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.
6:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
6:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
6:28. Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di era global orang harus bekerja. Dengan bekerja orang dapat mandiri karena tidak menggantungkan diri pada orang lain.
  • Tampaknya, dalam gambaran umum bekerja itu untuk mencari uang. Dengan uangnya orang akan memenuhi kebutuhan pangan, sandang, perumahan, kesehatan, perumahan dan bahkan makin kaya makin dapat pula tingkatan kebutuhan dapat diraih.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sebanyak apapun penghasilan diperoleh dan amat banyak barang benda serta kekayaan dimiliki, orang belum sungguh menjalani kesejatian kerja apabila pemanfaatan hasilnya belum menjadi sarana membangun keutamaan hidup yang menghadirkan sikap dan tindakan peduli pada kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan bekerja bukan hanya untuk mencari uang tetapi terutama untuk mewujudkan hakikat kemanusiaannya.
Ah, kalau warisan harta dengan uang yang berlebih dan bunga bank sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan harian, untuk apa harus bekerja?

Saturday, April 29, 2017

Mendadak?


"Nyuwun pangapunten, rama. Rencana sowan rama-rama Domus Pacis menika pancen dadakan. Menika hasil omong-omong pendalaman iman kala wau dalu. Pramila nembe kala wau dalu telpon Rm. Bambang" (Maaf, rama. Rencana berkunjung ke rama-rama Domus Pacis memang mendadak. Ini merupakan hasil pembicaraan pendalaman iman tadi malam. Oleh karena itu tadi malam kami baru menelpon Rm. Bambang). Ini adalah sebagian dari kata-kata pembuka salah seorang bapak dari rombongan umat Lingkungan Margamulya, Seyegan, di hadapan Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, dan Rm. Bambang pada hari Senin 24 April 2017. Sementara itu Rm. Gito duduk di belakang. Rm. Bambang memang baru menerima kabar rencana kunjungan kelompok ini pada Minggu malam 23 April 2017. Di dalam telepon ada informasi bahwa mereka akan datang pada sekitar jam 09.00 atau 10.00 pagi. Tetapi Rm. Bambang meminta mereka datang pada jam 12.00, karena pada pagi itu sudah ada rombongan dari Gondang. Dua puluh orang warga rombongan ini sudah siap di Domus pada jam 11.45. Ternyata kesemuanya sudah masuk golongan usia lanjut. Pada jam 12.00 Rm. Bambang mengajak mereka masuk kapel baru Domus yang diikuti masuknya rama-rama lain.

Kelompok umat itu telah menyusun langkah-langkah acara. Mereka membawa fotocopian 2 buah lagu untuk membuka dan menutup acara. Tentu saja ada doa pembuka dan penutup. Karena di dalam kapel sudah tersedia keyboard, Rm. Bambang menghidupkannya untuk mengiringi nyanyian. Ketika sampai acara inti, salah satu bapak memberikan informasi bahwa sebagaian dari mereka biasa ikut Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis yang terjadi pada Minggu Pertama. Kemudian disampaikanlah maksud mereka datang: "Wonten ngriki kula sakanca kepingin pikantuk wawasan pengalaman kados pundi caranipun dados tiyang sanadyan sampun lansia nanging tetep gadhah semangat, kagambiran lan giat" (Di sini kami ingin mendapatkan cakrawala pengalaman bagaimana caranya menghayati hidup sekalipun sudah lanjut usia tetapi tetap bersemangat, gembira dan giat). Terhadap masalah kehidupan sebagai lansia, Rm. Yadi memberikan gambaran dan pengalaman terutama dengan menerima realita. Sesudah itu Rm. Bambang memberikan kesimpulan iman bahwa kondisi fisik yang makin melemah sehingga tak biasa semau sendiri menjadi saat belajar memperdalam hidup sesuai kehendak Allah dan bukan kehendak sendiri. Pada jam 13.30 lebih rombongan ini pamit meninggalkan Domus Pacis.

Lamuman Pekan Paskah III

Minggu, 30 April 2017

Lukas 24:13-35

24:13. Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
24:17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
24:20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
24:21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
24:22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
24:23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24:24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
24:26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
24:28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
24:33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
24:34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."
24:35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di dalam agama selalu ada khasanah peninggalan zaman yang amat lampau. Kitab suci dan banyak kebiasaan serta tatacara adalah warisan dari generasi-generasi yang telah silam.
  • Tampaknya, orang yang sungguh beragama akan memelihara khasanah masa lampau itu sebagai hal-hal suci. Dia akan mempertahankan segala bentuk dan rumusan sebagai tanda kesetiaan pada Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, seindah apapun bentuk dan rumusan khasanah landasan peninggalan masa lampau dalam agama, itu hanya akan menjadi obyek studi dan semacam koleksi permuseuman dan tak akan menyentuh lubuk hati yang membuat orang mendapatkan kobaran semangat menjalani hidup kalau tidak menjadi pembicaraan yang diletakkan dalam konteks kehidupan kongkret. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati orang akan selalu menghayati nilai-nilai keagamaan dalam perkembangan situasi hidup dan buadaya setempat.
Ah, kalau sungguh beragama orang akan menjaga segala bentuk dan rumusan tradisi agama agar jangan tercemari pengaruh-pengaruh duniawi.

Sabda Hidup



HARI MINGGU PASKAH III
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 2:14,22-33; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,9-10,11; 1Ptr. 1:17-21; Luk. 24:13-35. BcO Why 6:1-17

Lukas 24:13-35:
13 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.16Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.17Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.18Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"19Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.20Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.21Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.22Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,23dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.24Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."25Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!26Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"27Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.28Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.29Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.30Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.31Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.32Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"33Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.34Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."35Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Renungan:
Pada tanggal 21 April yang lalu kita menjumpai anak-anak sekolah dari TK sampai tingkat tinggi memakai kebaya dan beskapan. Mereka merayakan hari Kartini dengan cara itu. Cara itu pasti memberi tanda tertentu, namun cukupkah itu untuk mengenang sang “Dari Gelap Terbitlah Terang”? Kartini memberi cahaya bagi para perempuan untuk memperoleh pendidikan. Ia membawa perempuan keluar dari kegelapan menuju jalan terang.
Dua orang murid pulang dengan hati yang gelap. Mereka kehilangan pribadi yang menjadi tumpuan harapannya. Yesus telah mati. Mereka pun tidak tahu di mana jenasah Yesus berada. Yesus datang menemui mereka. Mereka tidak sadar bahwa yang datang adalah Yesus. Yesus pun menuntun mereka melepaskan diri dari suasana gelap menuju terang. Merekapun terbuka dan melihat jalan terang tersebut.
Ada banyak orang yang mengalami gelap dalam hidupnya. Mereka membutuhkan penuntun menuju terang. Maka kiranya kita perlu menjaga jalan terang kita agar bisa menuntun mereka yang lagi ada dalam kegelapan untuk menemukan jalan terang.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Luk 24:13-35. Bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi:
Bagaimana caranya membebaskan diri dari kegelapan?

Doa:
Tuhan Engkau penuntunku. Di jalan-Mu semua terlihat dengan baik. Semoga aku bisa bertahan dalam jalan-Mu dan menuntun sesamaku ke sana. Amin.

Perutusan:
Aku akan membebaskan diri dari kuasa kegelapan. -nasp-

#saksikan bagian pertama film “Di Mataku” di TVRI Jogja antara jam 15an WIB hari Minggu, 30 April 2017#