Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, April 18, 2017

Sabda Hidup



Rabu, 19 April 2017
HARI RABU DALAM OKTAF PASKAH
warna liturgi Putih 
Bacaan:
Kis. 3:1-10; Mzm. 105:1-2,3-4,6-7,8-9; Luk. 24:13-35
BcO 1Ptr 2:11-25

Lukas 24:13-35:
13Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, 14dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. 15Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 16Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. 17Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. 18Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" 19Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. 20Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. 21Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. 22Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, 23dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. 24Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."25Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!26Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"27Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.28Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.29Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.30Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.31Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.32Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"33Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.34Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."35Lalu kedua orang itupunmenceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Renungan:
Bercakap-cakap merupakan kebiasaan manusia pada umumnya. Di manapun dia bertemu percakapan akan selalu datang dan menghiasi perjumpaan tersebut. Percakapan ini menjadi semakin seru kala ada peristiwa besar yang dialami. Banyak akan terhenti berganti dengan percakapan tersebut.
Dua orang murid ke Emaus pun demikian. Mereka hendak pulang ke rumahnya. Namun mereka diliputi oleh suasana tanda tanya hilangnya Yesus. Hati yang gundah karena kematian-Nya diperparah dengan berita Yesus hilang. Kepedihan hati itu yang menjadi bahan percakapan.
Percakapan dua murid itu menghantar pada perjumpaan dengan Yesus. Yesus membuka kebuntuan mereka. Kiranya dalam percakapan kita tidak lupa menyertakan Tuhan Yesus. Ia akan menuntun kita ke jalan terang dan membebaskan kita dari belenggu buntu. Hadirkan Tuhan dalam setiap percakapanmu.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Luk 24:13-35. Bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi:
Apakah aku selalu menghadirkan Tuhan dalam percakapanku?

Doa:
Tuhan hadirlah dalam percakapanku. Hiasilah percakapanku dengan warna kasih-Mu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menghadirkan Tuhan dalam percakapanku. Amin.

0 comments:

Post a Comment