Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, April 3, 2017

Untung Ada Model Yesus


Pak Tukiran mengusung dua meja kecil dan diletakkan di depan meja panjang. Pak Pratiknya, guru besar psikologi Universitas Sanata Dharma (USD), menaruh di atas masing-masing meja sebuah toples, beberapa bola ping-pong, sebungkus kantong pastik berisi banyak kelereng, dan sebungkus plastik gula pasir dengan sebuah sendok kecil. Ini terjadi pada Minggu 2 April 2017 ketika jam hampir menunjuk angka 09.00. Ternyata Pak Pratik akan menggunakan barang-barang itu sebagai salah satu langkah menghadirkan pembicaraan dalam acara Novena Ekaristi Seminar yang bertemakan SUMRINGAH NADYAN RUWET (Ceria Sekalipun Banyak Masalah). Novena di Domus Pacis hari ini dihadiri peserta sekitar 370 orang. Sebenarnya ada 402 orang pendaftar. Akan tetapi ada yang membatalkan semua untuk datang (Kelompok Imogiri) dan ada yang sebagian berpamit (Kelompok Pringgolayan dan Klaten). Dari Imogiri dan Pringgolayan mengatakan ada acara mendadak. Sedang yang dari Klaten ada yang pergi ke Gua Kerep, Ambarawa.

Pembicaraan tentang tema itu tidak memakai metodologi ceramah. Pak Pratik memulai dengan permainan memasukkan bola ping-pong, kelereng, dan gula pasir ke dalam toples. Dua bapa dan 2 ibu dipanggil sebagai relawan. Mereka harus belum pernah mengalami permainan ini. Maka ada sepasang bapak dan sepasang ibu mengerjakan. Mereka berdiri berbelakangan antara tim ibu dan tim bapak agar tak terjadi sontekan cara kerja. Karena kedua pasangan ini selalu gagal, maka Rm. Bambang memperkenankan yang tahu untuk membantu. Sesudah acara permainan langkah-langkah yang terjadi adalah sebagai berikut:
  • Membaca teks yang berjudul "Kisah sedih seorang janda". Dalam teks ini dikisahkan seorang janda yang ditinggal mati anak tunggalnya karena kecelakaan. Dia larut dalam kesedihan. Kemudian dia ingin pindah dan mencari rumah yang tak pernah mengenal duka. Tetapi setiap rumah yang didatangi ternyata sedang menanggung masalah.
  • Terhadap kisah itu para peserta diajak untuk memikirkan masalah yang dihadapi dalam peristiwa itu. Pertanyaan diajukan: 1) Masalah itu termasuk besar atau kecil?; 2) Apa ukuran masalah disebut besar atau kecil?
  • Dari proses pembicaraan dan tanggapan dari Pak Pratiknya, dapat disimpulkan bahwa semua tergantung dari SIKAP kita menghadapi masalah. Pak Pratik menyatakan bahwa orang akan tidak terganggu oleh masalah kalau mampu menemukan makna dalam setiap masalah. Dari berbagai sharing peserta Pak Praktik mengatakan bahwa kita beruntung memiliki MODEL YESUS sehingga mampu mengungkapkan segala masalah dan kesusahan dengan lambang SALIB. Setiap orang memang akan selalu dihadapkan pada masalah-masalah. Di sini orang harus menentukan urutan prioritas Untuk itu dalam menghadapinya kita harus berangkat dari yang paling besar, kemudian ke yang lebih kecil hingga akhirnya yang terkecil. Hal ini ditarik dari kesimpulan dari permainan memasukkan barang-barang ke dalam toples. Semua barang benda itu bisa masuk dan toples dapat ditutupkarena yang dimasukkan adalah yang paling besar dulu ( bola ping-pong) disusul yang lebih kecil (kelereng) dan akhirnya yang terkecil (gula pasir).

0 comments:

Post a Comment