Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, September 30, 2015

KOIN TALUD DOMUS PACIS??


"Rama, wonten tamu saking Sala" (Rama, ada tamu dari Sala) kata Mas Abas ketika jarum jam sudah lewat angka 04.00 pada Minggu 27 September 2015. Karena jumlah tamu melebihi jumlah kursi di kamarnya, Rama Bambang menerima di teras depan kamar. Ternyata mereka datang dari Paroki Purbowardayan. Salah satu ibu dari para tamu berkata "Kula namung ndherekaken bapak-bapak ingkang makili Panitia HUT Paroki, Rama" (Saya hanya mengantar bapa-bapak yang datang mewakili Panitia Hari Ulang Tahun Paroki, Rama). Ternyata rombongan kecil ini datang untuk kepentingan kunjungan Purbowardayan besok hari Minggu tanggal 11 Oktober 2015. "Dalam kunjungan nanti kami ingin bawa-bawa. Tetapi, agar sesuai dengan kebutuhan, maka kami ingin tanya apakah yang dibutuhkan oleh rama-rama Domus Pacis" kata salah satu bapak. Dalam pembicaraan Rama Bambang juga meminta kehadiran Rama Yadi yang pernah tinggal cukup lama di Purbowardayan.

Ketika berbicara apa yang dibutuhkan rama-rama Domus Pacis, Rama Bambang langsung berbicara kebutuhan uang untuk dana pembangunan talud. Longsoran batu hingga dua kali diceriterakan. Dari Kamis malam 17 September dibicarakan dan Jumat 18 September dibuka rekening bank, maka mulai dengan Senin 21 September pembangunan dimulai. Pada Rabu 23 September Keuskupan datang dan mendukung. Sekalipun Keuskupan tidak akan tinggal diam dalam pembicaraan, para rama Domus Pacis tetap diminta melanjutkan pengumpulan dana dari partisipasi umat. Pembicaraan juga menyangkut betuk kunjungan yang akan datang. Dari sini muncul beberapa pokok:
  • Satu jam pertama dalam kunjungan akan diisi dengan sambung rasa antara rombongan Purbowardayan dan rama-rama Domus dengan dipandu oleh Rama Bambang.
  • Sesudah sambung rasa ada Misa yang akan dipimpin oleh Rama Yadi.
  • Delegasi yang datang di Domus akan meminta izin dari Rama Budi Wihandono (Pastor Kepala) untuk mengadakan gerakan umat Paroki Purbowardayan dengan bentuk pengumpulan KOIN TALUD DOMUS PACIS.

Sabda Hidup



Kamis, 01 Oktober 2015
Pesta St. Teresia dr Kanak-kanak Yesus
warna liturgi Putih 
Bacaan
Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mzm. 19:8,9,10,11; Luk. 10:1-12. atau: Yes. 66:10-14b atau 1Kor. 12:31-13:13; Mat. 18:1-4. BcO 2Taw. 29:1-2; 30:1-16a

Lukas 10:1-12:
1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. 12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."

Renungan:
Dalam banyak tempat sering mengalami kesulitan mendapatkan ketua lingkungan atau pro diakon. Mereka yang dipilih/ditunjuk seringkali menolak dengan aneka macam alasan. Salah satu alasan yang sering muncul adalah karena merasa tidak layak atau merasa tidak pantas. Mereka merasa bekalnya belum cukup.
Ketika mengutus murid-muridNya Yesus melarang mereka membawa bekal. Rasa saya satu-satunya bekal adalah pengenalan mereka pada Yesus dan Yesus telah memberi kuasa. Itulah bekal yang utama yang mesti selalu dipegang.
Siapapun dari kita yang telah bersama Kristus rasanya mempunyai bekal yang cukup. Kepercayaan yang diberikan pada kita bisa kita jalani dengan bekal tersebut. Semakin tekun menjalani kepercayaan itu semakin banyak bekal yang akan ditambahkan kepada kita.

Kontemplasi:
Duduklah dengan tenang. Hadirkan satu kepercayaan yang diberikan padamu namun kautolak. Telitilah kembali apakah layak dengan bekal yang kaumiliki engkau menolak itu.

Refleksi:
Apa bekal yang telah dianugerahkan kepadamu untuk menjalani kepercayaan?

Doa:
Tuhan aku percaya Engkau selalu menambahkan bekal pada diriku. Aku akan menerima kepercayaan yang diberikan kepadaku karena yakin Engkau akan menemaniku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menerima kepercayaan yang diberikan kepadaku. -nasp-

Lamunan Pesta

Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pujangga Gereja
Kamis, 1 Oktober 2015

Matius 18:1-4

18:1. Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, kata besar untuk orang dapat dikaitkan dengan hal fisik. Maka orang disebut sudah besar karena umurnya sudah banyak dan tubuhnya sudah menunjukkan tanda-tanda kedewasaan.
  • Tampaknya, kata besar untuk orang juga dapat dikaitkan dengan kedudukan sosial. Maka orang dapat disebut besar karena kaya dan atau memiliki jabatan serta berpendidikan tinggi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa setua dan setinggi apapun status seseorang, kalau tidak memiliki kebiasaan terbuka pada kedalaman batinnya, dia tidak memiliki kesejatian kebesaran hidup yang tanda-tandanya mudah kagum dan belajar perkembangan dari yang berasal di luar dirinya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu terbuka memupuk kesuburan batin dalam perkembangan situasi hidup dan budayanya.
Ah, kebesaran orang karena hidupnya tak seperti ketika masih anak-anak.

Tuesday, September 29, 2015

RAMA TRI HARTONO OPNAME


Kemarin pagi Selasa 29 September 2015 Rama Tri Hartono tidak nampak dalam makan pagi. "Rama Tri dhahar teng kamare" (Rama Tri Hartono makan di kamarnya) kata Mas Abas yang melanjutkan "Kala wau dhawah wonten kamar mandi" (Tadi jatuh di kamar mandi). Para rama mengira bahwa Rama Tri Hartono terpeleset di kamar mandi. Rama Bambang membayangkan kemungkinan kamar mandi yang licin. Kemudian pada sekitar jam 10.00 Pak Tukiran bilang ke Rama Bambang bahwa beliau mau diantar periksa di RS Panti Rapih. "Yen ngaten matur Rama Agoeng mbokmenawi saget ndherekke" (Kalau begitu bilang ke Rama Agoeng, barangkali beliau dapat mengantar) Rama Bambang berkata kepada Pak Tukiran yang langsung mencari Rama Agoeng di kantor Komsos-KAS. Beberapa saat kemudian Pak Tukiran datang dan berkata "Rama Agoeng ngandika supados ngabari Panti Rapih" (Rama Agoeng bilang agar bilang ke RS Panti Rapih). Rama Bambang kemudian memberikan nomor Sr. Luciani kepada Pak Tukiran yang langsung menelponnya. Mas Abas diminta untuk mendampingi Rama Tri di Panti Rapih. Beberapa saat kemudian Mobil Ambulance RS Panti Rapih datang bersama Sr. Luciani menjemput Rama Tri Hartono. Mas Abas dengan sepeda motor mengikuti. Ternyata Rama Tri Hartono mengalami vertigo disamping sisa-sisa parkinson yang masih ada. Mas Abas pulang dari Panti Rapih jam 18.30 sesudah kemenakan Rama Tri datang menggantikan di Ruang Lukas 216.

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja
Rabu, 30 September 2015

Lukas 9:57-62

9:57. Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi."
9:58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."
9:59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku."
9:60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana."
9:61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."
9:62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, setiap orang merindukan masa depan yang cerah dan sejahtera. Untuk perjalanan menuju masa depan orang biasa memiliki pegangan tokoh tertentu sebagai jaminan.
  • Tampaknya, dalam perjalanan menuju janji kecerahan masa depan orang biasa yakin akan kekuatan fasilitas yang menjamin. Di situ orang akan mendapatkan bantuan yang menggembirakan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa dalam perjalanan menuju masa depan jaminan kesuksesan justru terletak pada kesiagaan batin untuk tak ada jaminan apapun dan bahkan kegairahannya bukan karena menjadi gembira tetapi karena kesediaannya susah payah menjadi kegembiraan bagi orang lain. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan didorong oleh kekuatan batin untuk memancarkan keceriaan dalam keadaan apapun terutama di kala tidak ceria.
Ah, hidup itu untuk dinikmati maka harus cari yang enak.

Sabda Hidup



Rabu, 30 September 2015
Peringatan Wajib St. Hieronimus
warna liturgi Putih 
Bacaan
Neh. 2:1-8; Mzm. 137:1-2,3,4-5; Luk. 9:57-62. BcO 2Raj. 17:24-41

Lukas 9:57-62:
57 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." 58 Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." 59 Lalu Ia berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." 60 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." 61 Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." 62 Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."

Renungan:
Ada yang ingin mengikutiNya Yesus menolaknya. Ada yang mecoba menghindar Yesus kekeh menariknya. Panggilan ada dalam tanganNya.
Pernah ada yang bercerita kenapa ia tertarik menjadi imam. Sebenarnya sejak awal ia merasakan panggilan tersebut. Namun ia berusaha menghindar. Penundaan itu ia lakukan sampai dirinya bekerja. Namun ternyata panggilan itu kuat. Ia tidak bisa lagi menolaknya dan kemudian memutuskan diri mengikuti jalan panggilan tersebut.
Ketika bekerja Allah tidak pernah berhenti melakukan pekerjaanNya. Ia akan terus menerus menjalankan pekerjaanNya sampai pada keberhasilannya. Maka kalau kita percaya pada Allah kita mesti mengikuti kehendakNya. Sekuat apapun penolakan kita pada saatnya kita akan tunduk pada kehendakNya.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Luk. 9:57-62. Lihatlah dirimu dalam menanggapi panggilanNya.

Refleksi:
Apa jawabanmu terhadap panggilan Tuhan?

Doa:
Tuhan semoga orang-orang yang Kaupilih mengikuti kehendakMu dan siap sedia menjalankan perutusanMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menanggapi panggilan dan perutusan Tuhan. -nasp-

Monday, September 28, 2015

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada Minggu 27 September 2015 sekitar jam 10.00 rombongan anggota Persekutuan Doa Kasih Yesus (PDKY) Semarang sudah hadir. Beberapa hari sebelumnya salah satu dari mereka memberi tahu lewat telepon bahwa mereka akan sampai Domus Pacis sekitar jam 11.00. Sebenarnya anggota PDKY secara keseluruhan ada lebih dari seratus orang karena kalau acara persekutuan yang hadir ada seratusan. Namun pada Minggu itu mereka berjumlah 20 orang termasuk beberapa anak kecil. Untuk kunjungan ke Domus mereka minta Misa. "Rama dapat memimpin Misa untuk kami?" tanya yang menelpon beberapa hari sebelumnya kepada Rama Bambang yang menjawab "Bisa". Inilah mengapa pada jam 10.30 Minggu itu Rama Bambang memimpin misa. Rama Yadi, Rama Hantoro, Rama Harto, Rama Tri Wahyono, Rama Tri Hartono juga ikut menyambut dan ikut Misa. Dalam pengantar Rama Bambang mengenalkan sekilas tentang Domus Pacis termasuk para ramanya. Karena Domus Pacis sedang dalam keadaan darurat harus membangun talud, ketika homili Rama Bambang juga menyampaikan keadaan ini. Maka sesudah Misa beberapa orang memotret nomor rekening yang ada dalam Buku Bank yang ada dalam saku Rama Bambang. Ketika makan siang di hadapan para rama, Bu Rini berkomentar "Rama Bambang sudah menyiapkan buku bank, ya" sambi tertawa. Rama Bambang dengan enak menjawab "Cen kok. Rama Hantoro sing akon ngomong talud" (Memang benar. Rama Hantoro menyuruh Rama Bambang untuk bicara tentang talud).

Dalam kunjungan itu Rama Hantoro memang tampak menonjol. Para tamu begitu bergairah berjumpa dengan beliau. Mengapa? Hal ini diketahui oleh Rama Bambang ketika para tamu akan berpamitan. Mereka meminta waktu sebentar untuk pertemuan khusus. Rama Bambang diajak hadir. Dalam pertemuan khusus ini Rama Hantoro sudah siap sementara para rama lain sudah menikmati makan siang. Beberapa dari para tamu bergantian mengucapkan terima ksih kepada Rama Hantoro. Ternyata Rama Hantoro selama sekitar satu setengah tahun sudah mendamping persekutuan. Mereka amat terkesan akan pendampingannya. Dalam kunjungan ini mereka mewakili semua anggota untuk berterima kasih.

Sabda Hidup


Selasa, 29 September 2015
Pesta St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung
warna liturgi Putih 
Bacaan
Dan. 7:9-10,13-14 atau Why. 12:7-12a; Mzm. 138:1-2a,2bc-3,4-5; Yoh. 1:47-51.  BcO Why 12:1-18

Yohanes 1:47-51:
47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" 48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." 49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" 50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." 51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Renungan:
Filipus mengajak Natanael untuk datang dan melihat Yesus. Natanael pun mengikuti ajakan Filipus. Ia datang dan melihat Yesus. Yesus pun menyambut kedatangan Natanael. Ia tahu siapa Natanael. Mendengar perkataan Yesus Natanael pun memberi gelar, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" (Yoh 1:49).
Saya tertarik pada peristiwa ini. Untuk mengenalkan Yesus, Filipus mengajak Natanael untuk datang dan melihat. Untuk memperkenalkan Yesus memang butuh keberanian untuk mengajak untuk datang dan melihat. Mereka yang belum kenal atau tahu, dengan datang dan melihat akan tahu dan mengenal.
Kita sebagai orang yang mengimani Yesus pun perlu mengajak sesama untuk datang dan melihatNya. Kita perlu memperkenalkanNya kepada mereka yang tertarik. Dengan mengajak mereka untuk datang kepadaNya maka mereka pun akan mengenal Dia. Dia akan menyambut mereka yang mau mengenalNya.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu sejenak. Hadirkan pribadi yang ingin mengenal Yesus. Ajak dia untuk berjumpa dengan Yesus dan mengenalNya.

Refleksi:
Bagaimana anda memperkenalkan Yesus?

Doa:
Tuhan, anugerahkanlah keberanian untuk memperkenalkan PuteraMu. Semoga mereka yang kuperkenalkan dengan PuteraMu makin menghargai dan mengasihiNya. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengajak dan memperkenalkan sesamaku dengan Yesus. -nasp-

Lamunan Pesta

Santo Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung
Selasa, 29 September 2015

Yohanes 1:47-51

1:47 Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
1:48 Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."
1:49 Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, dalam hidup ini orang berhadapan dengan berbagai pilihan penghayatan hidup. Di dalam agama Katolik ada hidup sebagai awam, berkeluarga, biarawati, biarawan dan imam.
  • Tampaknya, orang juga dihadapkan dengan berbagai pilihan profesi atau kerja. Dengan bekal bakat dan kemampuan orang dapat memilih yang diharapkan untuk menyejahterakan hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa semulia apapun pilihan akan penghayatan hidup dan pilihan pengembangan bakat, orang yang mau mendekat ke kedalaman batin akan menyadari bahwa kesemuanya adalah misteri daya tarik yang kalau dihayati sebagai amanat panggilan akan membuatnya mengalami berbagai keajaiban hidup di luar nalar kekuatannya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati segala peristiwa penghayatan hidup sebagai jalan mengikuti amanat kedalaman batin.
Ah, manusia itu bebas dan segalanya adalah ketentuan pilihan sendiri.