Jumat, 04 September 2015
St. Rosa dr Viterbo
warna liturgi Hijau
Bacaan
Kol. 1:15-20; Mzm.
100:2,3,4,5; Luk. 5:33-39. BcO Am. 5:1-17
Lukas
5:33-39:
33 Orang-orang Farisi itu
berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa dan
sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan
dan minum." 34 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai
laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka? 35 Tetapi akan
datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada waktu itulah
mereka akan berpuasa." 36 Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada
mereka: "Tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru
untuk menambalkannya pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan
koyak dan pada yang tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari
yang baru itu. 37 Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke
dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan
mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.
38 Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. 39 Dan
tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru,
sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Renungan:
Hidup manusia itu selalu
belajar. Saat lahir ia belajar menjadi anggota dunia. Saat sekolah ia belajar
menjadi peserta didik. Saat menikah ia belajar menjadi keluarga baru. Saat
punya anak ia belajar menjadi orang tua. Juga saat pensiun ia pun belajar menjadi
pensiunan. Setiap masa mempunyai keunikannya sendiri. Masa-masa itu pun mesti
disikapi secara baru.
Yesus mengatakan, "Demikian
juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang
tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu
dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur" (Luk 5:37). Dunia
baru mesti disikapi secara baru. Kenyataan telah menjadi orang tua dan punya
anak tentunya menuntut orang untuk berlaku sebagai orang tua. Ketika pensiun
kita pun tidak bisa memperlakukan keluarga seperti anak buah tempat kita
bekerja. Cara perintah pada anak buah kalau ditimpakan kepada keluarga maka
akan terjadi gesekan yang akhirnya membuat frustasi dan koyaklah hidup kita.
Maka marilah kita selalu belajar dalam hidup kita dan menanggapi dunia baru
kita dengan terus belajar.
Kontemplasi:
Bayangkan dirimu
menempati masa atau situasi baru. Lihatlah bagaimana cara-caramu menghadapi
situasi tersebut.
Refleksi:
Apa yang kaulakukan kala
menghadapi masa atau dunia baru?
Doa:
Tuhan semoga aku mampu
mengarungi jiarah kehidupan ini dengan baik. Aku selalu berani belajar atas
tantangan baru yang kuhadapi. Amin.
Perutusan:
Aku akan selalu belajar
sepanjang hidupku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment