Saturday, September 12, 2015
RAMA YADI DAN TANAMANNYA
Pada Minggu 6 September 2015 pagi, ketika Novena Domus Pacis belum mulai, ada ibu yang berkomentar "Wah, saiki tanemane apik lan ditata rapi" (Wah sekarang tanaman cantik dan tertata rapi) karena melihat tanam-tanaman hias pada pot-pot dan kaleng-kaleng bekas. Rama Bambang pun kini juga merasa senang karena kini ada pot-pot bunga di teras muka kamarnya yang setiap kali ada pergantian. Pemandangan lorong penghubung pintu belakang rumah induk Domus dengan Komsos KAS dan dunia luar menjadi indah. Rak tanaman yang cukup lama terbengkelai kini bertengger pot-pot dengan tanamannya. Ini semua terjadi karena ketekunan Rama Yadi.
Rama Yadi, yang berusia mendekati 80 tahun dan di Domus Pacis selalu memakai kursi roda untuk mobilitas, sebenarnya berwajah sangar. Rama Yadi pun bangga kalau disebut dulu datang dari dunia gali. Sekalipun pernah menjadi bruder, keluar jadi pelaut dan kemudian menjadi guru bahkan kepala sekolah sebelum masuk Seminari Tinggi, Rama Yadi sebenarnya juga sosok yang selalu siap berkelai bahkan menjadi pelatih silat. Tetapi jiwa seni juga ada pada beliau sehingga Rama Yadi juga pintar seni suara dan main gitar sehingga dulu juga jadi anggota band di kampungnya. Jiwa seni ini ternyata tidak hilang dan mempengaruhi tata kebun yang ada di Domus Pacis. Beliau dengan tekun menata tanaman pagi, siang dan sore. Di kursi rodanya gunting dan pisau terselip dipinggang. Kedua betis kaki Rama Yadi juga kerap tampak terlihat menjepit ember berisi air ketika mengairi pot-pot dan kaleng-kaleng bekas yang berisi tanaman.
Ketekunan Rama Yadi dengan tanaman dimulai sekitar semingguan akhir bulan Mei 2015. Pada bulan Juli beliau bilang "Naaah, sakniki isa ngge hiasan altar" (Nah, kini dapat dipakai untuk menghias sekitar altar) pada saat persiapan Misa Ulang Tahun Imamat Rama Agoeng. Rama Bambang berkomentar "Oooo, le nanem-namem niku nyiapke misa ngge penggedhe ta?" (Oooo, kegiatan tanam menanam ini untuk menyiapkan misa untuk pembesar ta?). Rama Yadi tertawa. Pupuk alami juga tersedia beberapa karung. Yang dilakukan oleh Rama Yadi pasti membutuhkan beaya. Dan ini keluar dari dompet beliau. "Pasti hasil misa-misa arwah" kata Rama Bambang dalam hati sambil tersenyum membayangkan stipendium.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment