Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, September 18, 2015

Sabda Hidup



Sabtu, 19 September 2015
St. Yanuarius, St. Alfons dr Orozco, St. Fransiskus Maria dr Camporosso
warna liturgi Hijau 
Bacaan
1Tim. 6:13-16; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 8:4-15. BcO 2Raj. 15:1-5,32-35; 16:1-8

Lukas 8:4-15:
4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. 6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. 11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Renungan:
Perumpamaan tentang orang yang menaburkan benih memberikan gambaran bagi kita bagaimana menerima dan mengolah sabda Tuhan (bdk Luk 8:11-14). Ada yang seperti benih ditaburkan di jalanan, semak berduri, bebatuan atau pun tanah subur. Lahan ini menggambarkan bagaimana kita mengolah sabda yang diberikan Tuhan kepada kita.
Kadang kala gampang sekali menangkap dan menumbuhkan sabda Tuhan dalam diri kita. Namun tidak jarang sabda itu begitu sulit ditangkap dan tumbuh. Ada banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
Menangkap sabdaNya memang membutuhkan keterbukaan hati dan kesediaan diri untuk diisi. Untuk mencapai situasi itu keheningan akan membantu kita. Dalam keheningan kita berserah Tuhan memasukkan sabdaNya dan kita meresapkannya di dalam batin kita.

Kontemplasi:
Ingatlah salah satu sabda Tuhan. Terimalah sabda itu dalam keheningan batinmu. Resapkanlah dalam batinmu.

Refleksi:
Bagaimana caramu mencecap sabda Tuhan?

Doa:
Tuhan bersabdalah. Hambamu mendengarkan. Amin.

Perutusan:
Aku akan mendengarkan, meresapkan dan melaksanakan sabda Tuhan. -nasp-

0 comments:

Post a Comment