Sabtu, 19 September 2015
St. Yanuarius, St. Alfons
dr Orozco, St. Fransiskus Maria dr Camporosso
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Tim. 6:13-16; Mzm.
100:2,3,4,5; Luk. 8:4-15. BcO 2Raj. 15:1-5,32-35; 16:1-8
Lukas
8:4-15:
4 Ketika orang banyak
berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota
menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 5 "Adalah
seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur,
sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung
di udara memakannya sampai habis. 6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu,
dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 7 Sebagian lagi
jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya
sampai mati. 8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh
berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru:
"Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 9 Murid-murid-Nya
bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 10 Lalu Ia menjawab:
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi
kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun
memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.
11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 12 Yang jatuh di
pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis
lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya
dan diselamatkan. 13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang,
yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka
itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka
murtad. 14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman
itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan
kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang
matang. 15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah
mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah
dalam ketekunan."
Renungan:
Perumpamaan tentang orang
yang menaburkan benih memberikan gambaran bagi kita bagaimana menerima dan
mengolah sabda Tuhan (bdk Luk 8:11-14). Ada yang seperti benih ditaburkan di
jalanan, semak berduri, bebatuan atau pun tanah subur. Lahan ini menggambarkan
bagaimana kita mengolah sabda yang diberikan Tuhan kepada kita.
Kadang kala gampang
sekali menangkap dan menumbuhkan sabda Tuhan dalam diri kita. Namun tidak
jarang sabda itu begitu sulit ditangkap dan tumbuh. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi hal tersebut.
Menangkap sabdaNya memang
membutuhkan keterbukaan hati dan kesediaan diri untuk diisi. Untuk mencapai
situasi itu keheningan akan membantu kita. Dalam keheningan kita berserah Tuhan
memasukkan sabdaNya dan kita meresapkannya di dalam batin kita.
Kontemplasi:
Ingatlah salah satu sabda
Tuhan. Terimalah sabda itu dalam keheningan batinmu. Resapkanlah dalam batinmu.
Refleksi:
Bagaimana caramu mencecap
sabda Tuhan?
Doa:
Tuhan bersabdalah.
Hambamu mendengarkan. Amin.
Perutusan:
Aku akan mendengarkan,
meresapkan dan melaksanakan sabda Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment