Kamis, 17 September 2015
St. Robertus Bellarmino,
St. Albertus dr Yerusalem, St. Martinus dr Finojosa, St. Hildegardis
warna liturgi Hijau
Bacaan
1Tim. 4:12-16; Mzm.
111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50. BcO Hos. 13:1-16
Lukas
7:36-50:
36 Seorang Farisi
mengundang Yesus untuk datang makan di rumahnya. Yesus datang ke rumah orang
Farisi itu, lalu duduk makan. 37 Di kota itu ada seorang perempuan yang
terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus
sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli
pualam berisi minyak wangi. 38 Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang
Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan
menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya
dengan minyak wangi itu. 39 Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat
hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu,
siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa
perempuan itu adalah seorang berdosa." 40 Lalu Yesus berkata kepadanya:
"Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon:
"Katakanlah, Guru." 41 "Ada dua orang yang berhutang kepada
seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima
puluh. 42 Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua
orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" 43
Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya."
Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu." 44 Dan sambil berpaling
kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan
ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh
kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan
rambutnya. 45 Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada
henti-hentinya mencium kaki-Ku. 46 Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan
minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. 47 Sebab itu Aku
berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak
berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat
kasih." 48 Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah
diampuni." 49 Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam
hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?" 50
Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan
engkau, pergilah dengan selamat!"
Renungan:
Karena rasa syukurnya
perempuan berdosa mempersembahkan yang terbaik bagi Yesus. Ia sujud di kakiNya.
Mengusap kakinya dengan air mata, minyak dan rambutNya. Persembahan seperti itu
tidak pernah diberikan oleh orang lain. Hanya dia yang merasa mendapat rahmat
pengampunan yang melakukan itu.
Memang benar bahwa mereka
yang merasakan rahmatNya akan mempersembahkan syukur. Semakin besar rahmat yang
diterima semakin besar pula rasa syukurnya. Perempuan berdosa itu adalah
pribadi yang tidak bisa diterima oleh masyarakat. Namun Yesus menerima dia
bahkan membiarkan dirinya mendekat kepadaNya. Maka layaklah ia merasa sangat
bersyukur atas penerimaan tersebut.
Syukur juga menjadi
bagian dari hidup kita. Setiap hari kita mengalami rahmatNya, setiap hari pula
kita mengungkapkan syukur kita. Pada saat tertentu rahmat itu terasa besar maka
layaklah pula kalau kita juga mempersembahkan syukur yang lebih besar
kepadaNya.
Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam
Injil Luk. 7:36-50.
Refleksi:
Sudahkah anda mensyukuri
hidupmu?
Doa:
Tuhan, semoga aku makin
mampu bersyukur atas segala rahmat yang Kauanugerahkan setiap waktu. Amin.
Perutusan:
Aku mempersembahkan
syukurku. -nasp-
0 comments:
Post a Comment