Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, September 27, 2015

Sabda Hidup


Senin, 28 September 2015
St. Wenseslaus, St. Laurensius Ruiz, St. Dominikus Ibanez, St. Yakobus Kyushei Tomonaga, Inosensius dr Bertio
warna liturgi Hijau 
Bacaan
Za. 8:1-8; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Luk. 9:46-50. BcO Mi. 6:1-15

Lukas 9:46-50:
46 Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 47 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, 48 dan berkata kepada mereka: "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." 49 Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 50 Yesus berkata kepadanya: "Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu."

Renungan:
Ketika seorang pemimpin terpilih, ia mempunyai tanggungjawab menjalankan roda kepemimpinannya. Ia akan memilih punggawa-punggawa untuk membantu dirinya bekerja. Orang-orang pun sibuk menduga siapa kira-kira yang akan terpilih. Tidak sedikit pula yang menawarkan diri atau menawarkan jagonya. Namun pemimpin berhak menentukan siapa yang menjadi pilihannya.
Yesus mengambil seorang anak kecil sebagai lambang penyambutan terhadap Allah Bapa dan diriNya. Ia pun tidak menolak orang lain yang melakukan mukjijat atas namaNya. Kehadiran pribadi kecil dan orang asing menjadi lambang keterbukaan karya Allah. Yang dipandang lemah dipilih. Yang dipandang asing digunakan.
Bagaimanapun pemimpin mempunyai pertimbangan untuk memilih para pembantunya. Belajar dari pemilihan Yesus maka marilah kita memilih mereka yang hidupnya sungguh mengandalkan kasih Allah dan bergerak untuk menghadirkan kasih Allah, walau mungkin mereka tampak lemah dan bukan dari kelompok yang sama.

Kontemplasi:
Bayangkan kehadiran orang dari kelompok lain yang sejalan dengan pikiranmu. Apakah engkau akan memasukkannya dalam jajaran kerjamu?

Refleksi:
Apa yang menjadi kriteriamu memilih rekan kerja?

Doa:
Tuhan, semoga kami bisa memilih dengan tepat mereka yang menjadi rekan kerjaku. Semoga para pemimpinku pun juga begitu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menguatkan kerjasama dengan mereka yang berkehendak baik. -nasp-

0 comments:

Post a Comment