Jumat, 4
September 2015
Lukas 5:33-39
5:33
Orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes
sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi
murid-murid-Mu makan dan minum."
5:34
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh
berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
5:35
Tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu diambil dari mereka, pada
waktu itulah mereka akan berpuasa."
5:36
Ia mengatakan juga suatu perumpamaan kepada mereka: "Tidak seorangpun
mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya pada baju
yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu
tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
5:37
Demikian juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong
kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan
kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.
5:38
Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.
5:39
Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru,
sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, puasa adalah hal yang biasa terjadi dalam hidup beragama dan olah rohani. Pada umumnya puasa dikaitkan dengan kegiatan tidak makan dan tidak minum atau paling tidak menguranginya.
- Tampaknya, dalam kegiatan puasa setiap agama mempunyai kebiasaan pelaksanaan dalam bentuk-bentuk tertentu dan dalam masa atau hari-hari tertentu. Bila orang tidak menjalani puasa dalam bentuk dan saat tertentu, orang dapat dicap tidak setia pada Tuhan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sesetia apapun dalam menjalani bentuk-bentuk dan saat-saat puasa dalam hidup beragama, apabila tidak membuat jiwa ceria karena akrab dengan kedalaman hati yang menghadirkan kegembiraan berelasi dengan siapapun, orang belum mengalami kesejatian puasa. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menjalani puasa sebagai jalan latihan pengembangan baru menjadi ceria dalam hati dan dalam pergaulan dengan siapapun sesuai dengan kenyataan sehari-hari.
Ah, puasa itu ya harus sesuai dengan warisan kebiasaan
pendiri agama.
0 comments:
Post a Comment