Monday, September 14, 2015
KUNJUNGAN HATI
Ketika makan siang 8 September 2015 hampir selesai HP Rama Bambang berdering dan ternyata ada telepon dari Pak Muryanto, salah satu anggota eks Seminari Mertoyudan. "Rama neng dalem ora?" (Apa rama ada di rumah?) suara tanya Pak Muryanto yang langsung dijawab oleh Rama Bambang "Ana" (Ada). "Aku wis neng ngarep" (Aku sudah didepan Domus Pacis). "Ya terus mlebu wae" (Terus masuk saja). "Rama Tri Hartono ana. Aku karo Mgr. Murwito" (Apakah Rama Tri Hartono ada. Aku dengan Mgr. Murwito, uskup Agats). "Terus mlebu kamar makan wae" (Terus saja masuk kamar makan). Sesudah dialog ini, tampak Pak Muryanto masuk bersama Mgr. Murwito lewat pintu belakang. Pak Mur adalah adik Mgr. Murwito.
Kedua tamu itu terus menyalami rama-rama yang ada di kamar makan: Rama Tri Wahyono, Rama Yadi, Rama Harto, Rama Hantoro, Rama Bambang dan Rama Tri Hartono. Yang membuat suasana haru adalah ketika Mgr. Murwito sampai di Rama Tri Hartono. Beliau memeluk Rama Tri Hartono yang langsung membalas dengan pelukan juga. Ternyata mereka berdua sealumni di SPG van Lith."Kowe isih bal-balan?" (Apakah kamu masih main sepak bola) tanya Mgr. Murwito pada Rama Tri Hartono yang menjawab dengan suara amat lirih "Ora" (Tidak) disertai gelengan kepala. "Kowe isih bal-balan pa?" (Kalau kamu apa masih sepak bola) Rama Tri balik bertanya yang dijawab dengan kelakar "Isih, neng lendhutan Agats" (Masih di lumpur daerah Agats, Papua). Kemudian Mgr. Murwito pun berbicara sana-sini dengan para rama Domus lain tentang pengalaman ketika masih kuliah di Fakultas Teologi Kentungan. Beliau mampir Domus Pacis hanya sekitar 20 menit. Tetapi tampaknya bagi Rama Tri Hartono peristiwa ini memberikan makna khusus.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment