Sabtu, 19
September 2015
Lukas 8:4-15
8:4.
Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota
ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan:
8:5
“Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia
menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan
burung-burung di udara memakannya sampai habis.
8:6
Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering
karena tidak mendapat air.
8:7
Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan
menghimpitnya sampai mati.
8:8
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali
lipat.” Setelah berkata demikian Yesus berseru: “Siapa mempunyai telinga untuk
mendengar, hendaklah ia mendengar!”
8:9
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu.
8:10
Lalu Ia menjawab: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan
Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan,
supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar,
mereka tidak mengerti.
8:11
Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.
8:12
Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian
datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka
jangan percaya dan diselamatkan.
8:13
Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar
firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka
percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.
8:14
Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan
dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan
kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.
8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu
ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang
baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.”
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, dari panca indera yang dimiliki oleh manusia telinga memiliki peran yang paling penting. Kalau indera pendengaran tak berfungsi sejak dini orang pun akan menderita tuna wicara atau bisu.
- Tampaknya, pendengaran yang baik akan mampu menangkap suara sehalus apapun. Orang disebut peka karena mampu mendengarkan dan membedakan suara satu dan lainnya.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata sepeka apapun kekuatan pendengaran seseorang, kalau sikapnya hanya mementingkan selera diri, pada dasarnya dia adalah orang tuli sejati karena tak biasa menyampaikan yang didengar ke kedalaman hati untuk dijadikan omongan batin yang sejatinya menjadi sumber daya hebat pengembangan diri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan biasa mengolah apapun yang didengar di kedalaman batinnya.
Ah, sebaik apapun informasi kalau tak menguntungkan ya
tidak bermakna.
0 comments:
Post a Comment