diambil dari http://www.smallcrab.com
Stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik
seseorang. Jadi stress disini adalah respon atau tanggapan dari tubuh,
baik secara fisik maupun mental terhadap tututan atau perubahan di
lingkungan yang dirasakan mengganggu dan mengancam diri individu serta
mengarah pada perilaku yang tidak wajar.
Stress yang dirasakan oleh manusia dapat mempengaruhi kehidupannya karena dapat menimbulkan hilangnya selera makan, bicara berlebihan atau juga menarik diri, gejala muka yang memerah atau tubuh yang menggigil kedinginan, dan masih banyak lagi.
Stress dapat menimbulkan dampak negative, misalnya: pusing, tekanan darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa tidur ataupun merokok terus menerus. Selain itu, stress juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sensitif / peka terhadap depresi, kecelakaan virus, masuk angin, serangan jantung, bahkan kanker.
Empat gejala stress
Stress tidak hanya menyangkut pada segi lahir, tetapi juga batin kita, maka tidak mengherankan jika gejala stress ditemukan dalam segala segi diri kita yang penting : fisik, emosi, intelek, dan interpersonal. Beberapa contoh dari gejala-gejala stress adalah sebagai berikut :
a. Gejala fisik
Stress yang dirasakan oleh manusia dapat mempengaruhi kehidupannya karena dapat menimbulkan hilangnya selera makan, bicara berlebihan atau juga menarik diri, gejala muka yang memerah atau tubuh yang menggigil kedinginan, dan masih banyak lagi.
Stress dapat menimbulkan dampak negative, misalnya: pusing, tekanan darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa tidur ataupun merokok terus menerus. Selain itu, stress juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sensitif / peka terhadap depresi, kecelakaan virus, masuk angin, serangan jantung, bahkan kanker.
Empat gejala stress
Stress tidak hanya menyangkut pada segi lahir, tetapi juga batin kita, maka tidak mengherankan jika gejala stress ditemukan dalam segala segi diri kita yang penting : fisik, emosi, intelek, dan interpersonal. Beberapa contoh dari gejala-gejala stress adalah sebagai berikut :
a. Gejala fisik
Gejala stress yang berkaitan dengan
kondisi dan fungsi fisik atau tubuh dari seseorang. Beberapa gejala yang
sering dialami oleh lanjut usia :
- Sakit kepala, pusing, pening,
- Tidur tidak teratur : Insomnia (susah tidur), bangun terlalu awal,
- Sakit punggung, terutama dibagian bawah,
- Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu,
- Tekanan darah tinggi atau serangan jantung,
- Berubah selera makan,
- Mudah lelah atau kehilangan daya energi,
- Bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan kerja dan hidup.
b. Gejala emosional
Gejala stress yang berkaitan dengan
keadaan psikis atau mental dari lanjut usia. Bila tidak ditanggani
dengan baik, stress ini dapat membawa orang berurusan dengan psikiater.
Contoh dari gejala emosional:
- Gelisah atau cemas,
- Sedih, depresi, menangis,
- Mood atau suasana hati sering berubah-ubah,
- Mudah panas atau cepat marah,
- Rasa harga diri menurun atau merasa tidak aman,
- Terlalu peka dan mudah tersinggung,
- Gampang menyerah pada orang dan mempunyai sikap bermusuhan,
- Emosi mengering atau kehabisan sumber daya mental (burn out).
c. Gejala intelektual
Stress juga berdampak pada kerja
intelek. Gejala intelektual ini berkaitan dengan pola piker seseorang.
Gejala yang paling sering muncul pada lanjut usia:
- Susah berkonsentrasi dan memusatkan pikiran,
- Sulit membuat keputusan,
- Mudah lupa (pikun),
- Daya ingat menurun,
- Melamun secara berlebihan,
- Produktifitas atau prestasi kerja menurun,
- Mutu kerja rendah,
- Dalam kerja bertambah jumlah kekeliruan yang dibuat.
d. Gejala interpersonal
Gejala stress yang mempengaruhi hubungan
dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah . gejala-gejala
tersebut antara lain :
- Kehilangan kepercayaan pada orang lain,
- Mudah menyalahkan orang lain,
- Mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya,
- Suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata,
- Mengambil sikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri,
- Mendiamkan atau memusuhi orang lain.
Gejala stress pada lanjut usia
Gejala-gejala stres tentu saja berbeda pada setiap orang karena pengalaman stress amat pribadi sifatnya. Pada lanjut usia, gejala dari stress ini akan lebih kelihatan karena lanjut usia lebih rentan terhadap stress.
Gejala stress pada lanjut usia meliputi penyakit darah tinggi, stroke, jantung koroner yang tinggi frekuensinya, menangis, rasa ketakutan yang berlebihan, menyalahkan diri dan rasa penyesalan yang tidak sesuai, daya ingat menurun, pikun, tidak bisa mengatasi persoalan dengan benar, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak sabar menghadapi orang lain, dan menarik diri dari pergaulan. Bila banyak dari gejala tersebut diatas terjadi pada seseorang, khususnya di sini pada lanjut usia, maka ada kemungkinan lanjut usia tersebut betul-betul mengalami stress.
Stress pada lanjut usia tersebut dapat diartikan sebagai kondisi tidak seimbang, tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan, yang terjadi menyeluruh pada tubuh dan dapat mempengaruhi kehidupan, yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan system sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang berkaitan dengan berfikir dan respon dari ancaman dan bahaya pada lanjut usia. Dimana terjadi penurunan kemampuan mempertahankan hidup, menyesuaikan diri terhadap lingkungan, fungsi badan dan kejiwaan secara alami dan yang akhirnya mengakibatkan kematian.
Singkatnya stress pada lanjut usia adalah kondisi tidak seimbang, terjadi menyeluruh pada tubuh yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan system sumber daya biologis, psikologis dan sosial, dimana terjadi penurunan kemampuan mempertahankan hidup yang akhirnya mengkibatkan kematian.
Faktor Penyebab
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stress pada lanjut usia, antara lain:
1. Kondisi kesehatan fisik
Proses penuaan mengakibatkan perubahan struktur dan fisiologis pada lanjut usia seperti:
- penurunan penglihatan,
- penurunan pendengaran,
- penurunan sistem paru,
- penurunan pada persendian tulang.
Seiring dengan penurunan fungsi
fisiologis itu, ketahanan tubuh lansia pun semakin menurun sehingga
berbagai penyakit dapat hinggap dengan mudah.
Penurunan kemampuan fisik ini dapat menyebabkan orang menjadi stress, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan sendirian, kini terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain inilah yang dapat menyebabkan stress.
Menderita penyakit dapat mengakibatkan perubahan fungsi fisiologis pada orang yang menderitanya. Perubahan fungsi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dimana hal itu dapat menyebabkan stress pada kaum lanjut usia yang mengalaminya. Macam perubahan fungsi fisiologis yang dialami seseorang tergantung pada penyakit yang dideritanya.
Semakin sehat jasmani lansia semakin jarang ia terkena stress, dan sebaliknya, semakin mundur kesehatannya, maka semakin mudah lansia itu terkena stress.
Para lansia yang rentan terhada stress misalnya lansia dengan penyakit degeneratif, lansia yang menjalani perawatan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan somatis kronis, lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta lansia dengan isolasi sosial.
2. Kondisi psikologi
Penurunan kemampuan fisik ini dapat menyebabkan orang menjadi stress, yang dulunya semua pekerjaan bisa dilakukan sendirian, kini terkadang harus dibantu orang lain. Perasaan membebani orang lain inilah yang dapat menyebabkan stress.
Menderita penyakit dapat mengakibatkan perubahan fungsi fisiologis pada orang yang menderitanya. Perubahan fungsi tersebut dapat mempengaruhi kehidupan seseorang dimana hal itu dapat menyebabkan stress pada kaum lanjut usia yang mengalaminya. Macam perubahan fungsi fisiologis yang dialami seseorang tergantung pada penyakit yang dideritanya.
Semakin sehat jasmani lansia semakin jarang ia terkena stress, dan sebaliknya, semakin mundur kesehatannya, maka semakin mudah lansia itu terkena stress.
Para lansia yang rentan terhada stress misalnya lansia dengan penyakit degeneratif, lansia yang menjalani perawatan lama di rumah sakit, lansia dengan keluhan somatis kronis, lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta lansia dengan isolasi sosial.
2. Kondisi psikologi
Faktor non fiisik seorang lansia,
misalnya sifat, kepribadian, cara pandang, tingkat pendidikan, dll dapat
berpengaruh dalam menghadapi stress. Seorang lansia yang memiliki
pikiran yang positif, biasanya dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dengan positif pula. Orang yang selalu menyikapi positif
segala tekanan hidup akan kecil resiko terkena stress. Semakin luas dan
semakin tinggi harapan seseorang tentang hidup (optimis), semakin jauh
ia dari stress. Semakin berserah diri kepada Tuhan, semakin terbebaskan
seseorang dari stress. Semakin “santai” suatu kejadian dipersepsi,
semakin sukar seseorang terjangkit stress karena kejadian tersebut.
Begitu juga sebaliknya.
3. Keluarga
3. Keluarga
Keluarga berperan besar dalam kejadian
stress pada lansia. Jika terdapat masalah dalam keluarga, hal ini dapat
menjadi pemicu stress bagi lansia, misalnya adanya konflik dalam
keluarga, hubungan yang tidak harmonis, merasa jadi beban keluarga, dll.
Sebaliknya, peran keluarga juga sangat besar dalam menjauhkan stress pada lansia. Dukungan, penghargaan, rasa hormat, rasa peduli dan lain-lain sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan atau meredakan stress pada lansia.
4. Lingkungan
Sebaliknya, peran keluarga juga sangat besar dalam menjauhkan stress pada lansia. Dukungan, penghargaan, rasa hormat, rasa peduli dan lain-lain sangat besar pengaruhnya untuk menjauhkan atau meredakan stress pada lansia.
4. Lingkungan
Stress juga dapat dipicu oleh hubungan
sosial dengan orang lain di sekitarnya atau akibat situasi sosial
lainnya. Contohnya seperti stres adaptasi lingkungan baru, teman-teman
yang sudah tidak ada lagi, dan lain-lain.
Lansia juga bisa terkena stress karena lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan yang padat, macet, dan bising bisa menjadi sumber stress. Selain itu, lingkungan yang kotor, buruk, penuh dengan pencemaran juga dapat membuat merasa tidak nyaman dan pikiran selalu was-was akan dampak buruk pencemaran pada kesehatannya, sehingga lama-kelamaan dapat membuat lansia stress.
5. Pekerjaan
Lansia juga bisa terkena stress karena lingkungan tempat tinggalnya. Lingkungan yang padat, macet, dan bising bisa menjadi sumber stress. Selain itu, lingkungan yang kotor, buruk, penuh dengan pencemaran juga dapat membuat merasa tidak nyaman dan pikiran selalu was-was akan dampak buruk pencemaran pada kesehatannya, sehingga lama-kelamaan dapat membuat lansia stress.
5. Pekerjaan
Pekerjaan dapat menjadi pemicu stres
bagi lansia. Penurunan kondisi fisik dan psikis berpengaruh pada
turunnya produktifitas para lansia. Jika pada waktu mudanya ia telah
mempersiapkan cukup "bekal" untuk masa tua, maka ia bisa menikmati masa
pensiunnya.
Tetapi jika lansia merasa belum cukup mempersiapkan "bekal"nya untuk masa pensiun, maka ia dituntut untuk terus bekerja. Beban kerja yang tidak didukung oleh kondisi fisik dan psikis dapat memicu lansia stress. Apalagi adanya tuntutan untuk pemenuhan nafkah keluarga.
Jika lansia memilih bekerja, pilihlah pekerjaan yang tidak terlalu berat, tidak perlu target-targetan, tidak perlu persaingan, deadline, dll. Misalnya memelihara ayam atau ternak lain, atau berkebun, buat kolam ikan di belakang rumah, sangat baik bagi lansia, selain sehat berolahraga ada juga pendapatan bagi keluarga.
Tip mengatasi stress:
Tetapi jika lansia merasa belum cukup mempersiapkan "bekal"nya untuk masa pensiun, maka ia dituntut untuk terus bekerja. Beban kerja yang tidak didukung oleh kondisi fisik dan psikis dapat memicu lansia stress. Apalagi adanya tuntutan untuk pemenuhan nafkah keluarga.
Jika lansia memilih bekerja, pilihlah pekerjaan yang tidak terlalu berat, tidak perlu target-targetan, tidak perlu persaingan, deadline, dll. Misalnya memelihara ayam atau ternak lain, atau berkebun, buat kolam ikan di belakang rumah, sangat baik bagi lansia, selain sehat berolahraga ada juga pendapatan bagi keluarga.
Tip mengatasi stress:
Jika anda mengalami stress, cobalah
melakukan beberapa hal di bawah ini, semuanya mudah dan murah dilakukan,
tidak perlu pakai obat, tidak perlu ke dokter, tidak perlu biaya dan
bisa dilakukan di rumah anda.
Olahraga
Berolahraga teratur merupakan hal yang
sangat penting dalam memerangi stress. Berolahraga akan memobilisasi
otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka paru-paru untuk
mangambil lebih banyak oksigen. Dampaknya anda akan memperoleh tidur
yang lebih nyenyak dan kesehatan yang lebih baik.
Hobi
Lakukan hobi
anda, seperti memancing, mendaki gunung atau apapun yang anda senangi.
Anda bisa juga melakukan petualangan yang belum pernah anda alami
sebelumnya seperti berarung jeram misalkan. Melakukan kegiatan-kegiatan
seperti ini dapat menghilangkan pikiran yang menyebabkan stress.
Minum air putih
Minum air putih dipercaya dapat
meredakan stress. Dengan banyak minum air putih akan membantu memulihkan
tubuh kita dari kekurangan cairan, karena kekurangan cairan dapat
menimbulkan keletihan.
Meditasi
Lakukan meditasi. Para ahli kesehatan
mengatakan bahwa alat yang sangat ampuh dalam mengatasi stress adalah
meditasi. Meditasi sangat membantu membersihkan pikiran kita dan
meningkatkan konsentrasi. Telah terbukti bahwa meditasi selama 15 menit
sama dengan kita beristirahat selama 1 jam. Meskipun anda hanya
melakukan meditasi selama 2 menit, tetap akan cukup membantu. Meditasi
akan sangat membantu anda melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan
stress.
Makan
Ketika
seseorang mengalami stress, suatu reaksi yang alamiah jika orang
tersebut kemudian melampiaskannya dengan mengkonsumsi banyak makanan.
Perlu anda ketahui bahwa mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat tinggi dapat meningkatkan kadar insulin di dalam tubuh,
dimana insulin ini dapat membuat tubuh menjadi cepat lelah dan mood anda
menjadi jelek.
Seks
Seks adalah
penyembuhan yang sangat baik untuk menghilangkan stress. Banyak dokter
mengatakan bahwa seks adalah cara yang luar biasa dalam meredam
kemarahan dan stress.
Tidur
Jika tubuh
kita sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress.
Tidak cukup tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya
kita mengalami hari yang buruk karena kurang tidur menyebabkan kita
tidak dapat berkonsentrasi dan melihat suatu permasalahan lebih buruk
dari yang seharusnya. Tidur yang baik bagi orang dewasa adalah 7 jam
sehari.
0 comments:
Post a Comment