Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, May 31, 2015

RAMA YADI IKUT ZIARAH LINGKUNGAN


Sudah sejak hari-hari minggu pertama bulan Mei 2015 Rama Bambang mendengar bahwa umat Lingkungan Fransiskus Asisi Puren, dimana Domus Pacis juga termasuk di dalamnya, merencanakan ziarah ke Gua Maria Jatiningsih, Paroki Klepu. "Njing napa, nggih?" (Kapan?) tanya Rama Bambang kepada Mbak Tari pada suatu hari yang mendapat jawaban "Dintene dereng pasti amargi nengga lare-lare SD rampung ujian" (Harinya belum pasti karena menunggu anak-anak Sekolah Dasar selesai ujian). Ketika Rama Bambang ikut doa rosario di Lingkungan, dia bertanya "Apa sungguh ada rencana ziarah ke Jatiningsih?" yang dijawab "Ya, rama" oleh banyak yang hadir. Rama Bambang minta kepastian. Karena ujian SD selesai tanggal 23 Mei, maka dipastikan ziarah akan dilaksanakan pada hari Minggu 24 Mei 2015 berangkat pada jam 08.00. "Benjang ingkang badhe menyertai Rama Yadi" (Besok yang akan menyertai adalah Rama Yadi) kata Rama Bambang.

Peristiwa itu penting bagi rama-rama Domus Pacis karena umat menginginkan tambahan mobil dan bermaksud meminjam mobil Domus, yaitu Grandmax. Dalam aturan yang ada di Domus Pacis, mobil Domus hanya untuk kepentingan para ramanya dan tidak dapat dipinjam oleh umat umum. Tetapi dalam pelaksanaan, asal ada salah satu rama Domus ikut, maka umat umum juga dapat ikut menikmati. Dari hasil pembicaraan di kamar makan, Rama Yadi menyediakan diri menyertai umat Lingkungan. Mas Handoko juga siap menyopiri dengan berkata "Kula ndherekke Rama Yadi, lho" (Saya mengantar Rama Yadi). Inilah yang membuat Rama Yadi ikut umat Lingkungan Puren berziarah ke Gua Maria Jatiningsih pada tanggal 24 Mei 2014. Kata Mbak Tari, yang ikut mobil Domus, ketika pulang Rama Yadi mengajak mampir di Klepu.

Sabda Hidup


Senin, 01 Juni2015
Peringatan WajibSt. Yustinus
warna liturgi Merah 
Bacaan:
Tob. 1:1a,2a,3;2:1b-8; Mzm. 112:1-2,3-4,5-6; Mrk. 12:1-12. BcO Yak. 2:14-26

Markus 12:1-12:
1Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.2Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.3Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.4Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan.5Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh.6Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.7Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.8Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.9Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.10Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:11hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."12Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.

Renungan:
Salah satu penyebab seseorang tega menyingkirkan yang lain yaitu karena dia ingin memiliki. Para pekerja kebun dalam Injil hari ini ingin memiliki kebun yang dikerjakan, maka ia tega menganiaya bahkan membunuh para utusan pemilik kebun. Satu persatu utusan dianiaya dan dibunuh, bahkan putera yang dipandang dihormati pun dibunuh.
Keinginan memiliki memang ada dalam diri setiap orang. Namun keinginan ini sungguh perlu dikelola dengan baik. Kala itu dibiarkan liar bisa bukan hanya mengancam orang lain tapi juga terutama mengancam diri sendiri. Tindakan akibat keinginan para pekerja membentuk amarah dan dendam pada si pemilik. Amarah ini bisa membawa kehancuran pada pekerja.
Marilah kita menata keinginan kita biar tidak liar. Selain itu keinginan kita mesti dijalankan secara adil dan tidak sekedar merampas yang bukan milik kita.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Mrk. 12:1-12. Hadirkan dirimu sebagai salah satu pemeran dari kisah tersebut.

Refleksi:
Apa keinginanmu yang sering sulit kaukendalikan dan bagaimana anda mengatasinya?

Doa:
Tuhan mampukan aku mengendalikan keinginanku. Semoga aku pun mampu bertindak adil dalam menjalankan keinginanku. Amin.

Perutusan:
Aku akan mengendalikan keinginanku. -nasp-

Lamunan Pesta Wajib

Santo Yustinus, Martir
Senin, 1 Juni 2015

Markus 12:1-12

12:1. Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka.
12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa.
12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan.
12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh.
12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
12:7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita.
12:8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu.
12:9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain.
12:10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru:
12:11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita."
12:12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, segalanya yang disisihkan biasa dipandang sudah tak memiliki kegunaan atau manfaat untuk kepentingan bersama. Barang benda yang disisihkan dapat dipandang tak berguna karena sudah kedaluwarsa atau karena tak memenuhi persyaratan untuk kepentingan tertentu.
  • Tampaknya, orang pun dapat disisihkan apabila dipandang sudah tidak memiliki kompetensi untuk kerja tertentu. Penyisihan dapat dikarenakan sudah masa pensiun tetapi juga karena dipandang sudah tidak cocok untuk tuntutan tertentu.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sekalipun dipandang tidak mutu atau tidak memenuhi syarat apapun seseorang atau barang tertentu, kalau pandangan itu muncul dari kaum haus status dan harta, orang atau barang itu justru menjadi amat sangat penting untuk kesejahteraan bersama. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengutamakan dan memberdayakan kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD) untuk membangun kebaikan umum.
Ah,  kaum KLMTD hanyalah kaum yang suka minta-minta.

Saturday, May 30, 2015

AWAS! LANSIA SERING TERJATUH! BAGAIMANA MENGATASINYA

ilustrasi dari koleksi Blog Domus

A. FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN yang sering dihubungan dengan kecelakaan pada lansia, antara lain penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu:

1. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh sesisi, Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan. Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope, syncope lah yang sering menyebabkan jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan.

2.Ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di bawah, tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser, lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.

B. PENCEGAHAN

Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan. Di bawah ini akan diuraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua :

1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki. (1,4,5,6)

2. Managemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik di antara:
Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat
Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan tranquilisers
Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis kuat
Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.

3. Modifikasi lingkungan
Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat suhu di antara:
Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu
Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas.
Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah tangga.
Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk melintas.
Gunakan lantai yang tidak licin.
Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung.
Pasang pegangan tangan di tempat yang diperlukan seperti misalnya di kamar mandi.

4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya :
Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
Hindari olahraga berlebihan.

5. Alas kaki
Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki:
Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan
Pakai sepatu yang antislip.

6. Alat bantu jalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.
Penggunaannya alat bantu jalan memang membantu meningkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda, karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual.
Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.

7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.

8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.

9. Memelihara kekuatan tulang
Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua
Berhenti merokok
Hindari konsumsi alkohol
Latihan fisik.
Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen
Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

Di Rumah Sehat Bukit Sentul, rumah lansia memiliki tangga, namun tidak begitu tinggi, tujuannya agar lansia dapat memanfaatkan tangga untuk berlatih memperkuat otot-otot kaki dan keseimbangan waktu berjalan naik dan turun tangga. Tentu saja dalam pengawasan 'care giver' dan sesuai kemampuan serta kondisi lansia.

Sabda Hidup

Minggu, 31 Mei2015

HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS
warna liturgi Putih
Bacaan:
Ul. 4:32-34,39-40; Mzm. 33:4-5,6,9,18-19,20,22; Rm. 8:14-17; Mat. 28:16-20. BcO Ef. 1:1-14 atau 1Kor. 2:1-16

Matius 28:16-20:
16Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.17Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.18Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,20dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Renungan:
Hari ini kita merayakan hari raya Tritunggal Mahakudus. Kita merayakan kasih Allah yang begitu besar dalam kehadiran tiga pribadi Bapa, Putera dan Roh Kudus. Cinta Allah itu tak terbatas. Ia mencurahkannya agar kita semua mengalami keselamatan.
Di hari raya Tritunggal Mahakudus ini dibacakan bacaan dari Injil Mat 28:16-20. Dikisahkan bagaimana Yesus menghendaki, "pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Mat 28:19-20).
Saya tidak akan omong banyak tapi marilah kita resapkan dalam-dalam ajakan Yesus itu. Sebagai muridNya apakah kita juga telah pergi, menjadikan semua bangsa muridNya dan mengikuti ajaranNya?

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu berhadapan dengan Yesus yang berkata: pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.

Refleksi:
Sejauhmana ruang kesaksianmu sebagai murid Kristus dan tindakan misionermu?

Doa:
Tuhan semoga semangat misioner ini tetap hidup dalam diriku. Semoga aku pun tergerak untuk selalu menghadirkan Engkau dan membawa orang menjadi muridMu. Amin.

Perutusan:
Aku akan menegaskan lagi panggilan misionerku. -nasp-

Lamunan Hari Raya

Tritunggal Mahakudus
Minggu, 31 Mei 2015

Matius 28:16-20

28:16. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka.
28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, karena anugerah otak yang memiliki kekuatan intelektual rasional orang dapat mempertimbangkan segala yang dijumpai. Kepada realita pun orang dapat berpikir dan mempertanyakan kesungguhan realnya.
  • Tampaknya, karena kekuatan intelektual rasionalnya orang juga dapat menelaah hal-hal yang menjadi misteri kehidupan. Dengan berbagai indikasi fenomenal duniawi orang dapat menelaah tentang Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kesejatian kekuatan intektual rasional akan menjadi nyata bila orang mempertemukannya dengan daya amanat yang ada di kedalaman batin sehingga orang tergerak untuk terlibat membangun persaudaraan dengan siapapun secara bertanggungjawab. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menjadi pendidik kasih dialogal sebagai ketaatan kepada guru batin yang selalu menyertai lahir.
Ah, kekuatan otak itu terutama untuk bertindak secara hati-hati.

Friday, May 29, 2015

Ulasan Eksegetis Injil Hari Raya Tritunggal Mahakudus: Minggu, 31 Mei 2015

http://www.mirifica.net By on Jendela Alkitab, Mingguan




 Mat 28:16-20

Rekan-rekan yang budiman!

SEPERTI diperintahkan sang Guru, para murid kini berkumpul di Galilea. Yesus sendiri telah mendahului mereka. Begitulah, seperti disampaikan Matius pada akhir Injil pada Hari Raya Tritunggal Mahakudus tahun ini (Mat 28:16-20), di Galilea, di sebuah bukit yang ditunjukkan sang Guru, mereka melihat Yesus dan mengenali kebesarannya, dan mereka sujud kepadanya. Kepada mereka ia menegaskan bahwa semua kuasa di surga dan di bumi telah diberikan kepadanya (ay. 18); sehingga tak perlu lagi ada keraguan (terungkap pada akhir ay. 17). Para murid diminta memperlakukan semua bangsa sebagai muridnya dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus (ay. 19-20a). Ia juga berjanji menyertai mereka hingga akhir zaman (ay. 20b).

Injil Matius menampilkan Yesus sebagai tokoh Musa yang membawakan hukum-hukum dari Allah sendiri kepada umat. Tetapi berbeda dengan Musa, Yesus mengajar di sebuah bukit yang dapat didekati orang banyak, tidak dari puncak gunung yang tak terjangkau, yang diliputi awan-awan tebal. Bukit tempat Yesus mengajar menampilkan suasana lega, tidak mencekam. Para murid dapat memandanginya, tidak seperti Musa dulu yang wajahnya sedemikian menyilaukan. Tempat pemberian hukum sudah bukan lagi di wilayah yang terpisah dari masyarakat luas dan kehidupan sehari-hari. Bukan lagi di padang gurun, bukan lagi di puncak Sinai, tak lagi terpusatkan di Yerusalem dan Bait Allah. Hukum baru ini tersedia bagi siapa saja. Injil mengutarakannya dengan “Galilea”, yakni wilayah persimpangan tempat macam-macam orang bisa bertemu. Yang disampaikan bukan lagi seperangkat aturan dan hukum, melainkan ajaran kehidupan, kesahajaan, serta keluguan batin, karena Kerajaan Allah berdiam dalam kesahajaan dan keluguan seperti itu. Kini pada akhir Injil Matius, para murid diminta agar membuat ajaran tadi lebih dikenal lebih banyak orang lagi. Akan kita dalami hal ini lebih lanjut nanti.

KUASA DI SURGA DAN DI BUMI

Gambaran ini bukan barang baru. Sudah dikenal dari kitab Daniel 7:14. Dalam penglihatan Daniel, tampillah sosok yang seperti manusia datang menghadap Yang Lanjut Usia untuk memperoleh kuasa daripada-Nya. Dan kekuasaan ini tak akan ada selesainya. Bagaimana menafsirkan gambaran ini? Sering sosok itu diterapkan kepada seorang Mesias yang akan datang. Pendapat ini tidak banyak berguna. Hanya membuai harapan. Juga sering dipandang sebagai kejayaan kaum beriman. Tetapi pemahaman ini juga tidak banyak membantu. Malah kurang cocok dengan kehidupan beragama yang sejati yang tidak mencari kejayaan, melainkan terarah pada sikap bersujud. Penglihatan Daniel tadi sebetulnya menggambarkan kemanusiaan yang baru. Yakni kemanusiaan yang selalu mengarah kepada Yang Ilahi. Kemanusiaan yang berkembang dalam hubungan dengan dia yang memberi kuasa atas jagat ini. Itulah yang telah diperoleh kembali oleh Yesus dengan salib dan kebangkitannya. Dan itulah yang kini dibagikan kepada umat manusia.

Yesus membuat kemanusiaan baru dalam penglihatan Daniel tadi menjadi kenyataan. Di dalam dirinya Yang Ilahi dapat tampil dengan leluasa, bukan hanya di surga, tapi juga di bumi. Juga tidak ada lagi tempat di surga atau di bumi yang menjadi terlarang bagi kemanusiaan karena semuanya diciptakan bagi kemanusiaan baru ini. Bukan berarti ruang leluasa itu dapat dipakai begitu saja. Keleluasaan membawa serta tanggung jawab menjaga kelestarian. Justru kemanusiaan yang terbuka ini ialah yang ikut mengembangkan jagat sehingga menjadi tempat Yang Ilahi dimuliakan.

SEMUA DIANGGAP SESAMA MURID

Kata-kata Yesus dalam ay. 19 itu tidak perlu ditafsirkan sebagai perintah untuk “mempertobatkan” semua bangsa menjadi muridnya. Dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, perintah itu dapat dirumuskan demikian: “Kalian akan pergi ke mana-mana dan menjumpai macam-macam orang; perlakukanlah mereka itu sebagai muridku!” Jadi tekanan bukan pada membuat bangsa-bangsa menjadi murid Yesus dengan menurunkan ilmu atau pengetahuan. Yang diminta Yesus ialah agar para murid tadi menganggap siapa saja yang akan mereka jumpai nanti sebagai sesama murid. Pernyataan ini amat berani. Di situ terungkap kepercayaan besar. Bagaimana penjelasannya? Wafat dan kebangkitan Yesus telah mengubah jagat ini secara menyeluruh sehingga siapa saja, pernah ketemu atau tidak dengannya, pernah mendengar atau belum tentangnya, pada dasarnya sudah menjadi ciptaan baru, menjadi kemanusiaan baru. Dalam bahasa Injil – mereka sudah menjadi murid Yesus sendiri. Dan murid-murid yang mengikutinya dari tempat ke tempat dulu diminta menganggap semua orang yang mereka jumpai nanti sebagai sesama murid. Tak ada ruang lagi bagi mereka untuk berbangga-bangga. Mereka tidak lebih dekat, tidak lebih baik, tidak lebih memiliki ajaran benar. Semua orang ialah muridnya dan para murid pertama justru diminta memperlakukan mereka seperti diri mereka sendiri. Dan yang memang merasa dekat hendaknya memperlakukan orang lain yang belum pernah mendengar tentang Yesus sebagai yang sama-sama telah mendapat pengajaran batin dari Yesus sendiri! Tentu saja janganlah kita mengerti hal ini sebagai gagasan sama rata sama rasa yang akan membuat pengajaran ini sebuah karikatur belaka.

Apakah tafsiran ini tidak berseberangan dengan ciri misioner Gereja? Samasekali tidak. Pemahaman ini justru menunjukkan betapa luhurnya pengutusan para murid. Mereka diminta memperlakukan semua orang sebagai sesama, bahkan sesama murid. Mereka dapat saling belajar tentang kekayaan masing-masing. Baru demikian komunitas para pengikut Yesus akan memenuhi keinginannya. Inilah yang membuat iman tidak berlawanan dengan kebudayaan. Bahkan iman berkembang dengan kebudayaan. Bila begitu kemanusiaan dapat menjadi juga kemanusiaan yang dapat didiami keilahian seperti dalam kehidupan Yesus sendiri.

Pengutusan tidak perlu diartikan sebagai penugasan membagi-bagikan kebenaran kepada mereka yang dianggap berada dalam ketidaktahuan. Sebaliknyalah, para murid itu baru boleh disebut menjadi utusan yang sungguh bila membiarkan diri diperkaya oleh “para bangsa” – oleh orang-orang yang mereka datangi. Para murid diutus ke mana-mana dan di semua tempat itulah mereka akan menemukan orang-orang lain yang memiliki pelbagai pengalaman mengenai Yang Ilahi.
Dalam Injil hari ini hal itu dikatakan dengan “Baptislah mereka dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus!” Artinya, mengajak orang mengenal adanya pengasal hidup (Bapa), dan yang menjalankannya sebaik-baiknya (Putra), serta yang melangsungkan dan menjaganya (Roh Kudus).

Menginisiasikan orang ke dalam hidup komunitas Gereja – membaptis – ialah sebuah cara untuk menandai niat untuk mendalami serta menghayati perintah tadi. Ada pelbagai cara lain dalam hidup bersama sebagai murid Yesus. Kehidupan Gereja pada abad-abad pertama justru menunjukkan kenyataan ini. Orang dari kalangan Yahudi diajak terbuka menerima orang dari kalangan Yunani. Inilah kekayaan pengutusan para murid.

Sekadar catatan mengenai paham Tritunggal. Dalam menjelaskan pokok iman ini, akan membantu bila diperlihatkan juga pendapat mana yang tidak cocok dengan penghayatan iman yang nyata dalam Gereja. Yang bukan ajaran iman ialah gagasan “tri-teisme”, adanya tiga sesembahan. Ada dua pendapat lain yang tidak amat kentara ketidaksesuaiannya dengan penghayatan iman. Yang pertama mengatakan bahwa Putra dan Roh Kudus itu diciptakan oleh Bapa, atau semacam perpanjangan dari Allah yang satu – pendapat ini biasanya disebut “subordinasionisme” karena membawahkan kedua pribadi pada salah satu. Ada pula penjelasan yang mengatakan bahwa Tritunggal hanyalah sekadar tiga bentuk atau cara Allah tampil bagi manusia dan bukan sungguh pribadi ilahi. Pendapat ini sering disebut “modalisme”. Termasuk di sini pendapat bahwa ketiganya hanya kiasan mengenai sifat-sifat ilahi belaka. Iman yang nyata tidak berdasarkan gagasan-gagasan tadi, melainkan menerima keilahian sebagai yang esa dan mengalaminya sebagai yang merahimi kehidupan, melaksanakannya, dan menjaganya. Inilah iman akan Tritunggal yang menghidupi Gereja sepanjang zaman.

RAGU-RAGU?

Dalam ay. 17b disebutkan ada beberapa orang yang ragu-ragu. Maksudnya, tidak begitu yakin bahwa yang mereka dapati dan mereka lihat di gunung di Galilea itu ialah Yesus yang sudah bangkit. Dalam hati kecil mereka bertanya, betulkah demikian? Kok sesederhana ini, kok tidak menggetarkan, kok tidak membuat orang takluk langsung. Dan juga, kok tidak memberi kemuliaan besar kepada mereka yang telah setia mengikutinya dari tempat ke tempat? Terhadap keraguan ini Yesus hanyalah memberi penegasan iman: yang dibawakannya ke dunia ini ialah kemanusiaan yang tertebus, kemanusiaan baru, yang terbuka bagi keilahian. Dan itulah kuasa atas surga dan bumi. Menjadi muridnya berarti ambil bagian dalam kemanusiaan yang tertebus ini. Bila demikian para murid boleh yakin akan tetap disertai guru mereka hingga akhir zaman, hingga saat kemanusiaan yang tertebus itu menjadi kenyataan di bumi dan di surga seutuhnya. Kata-kata ini menjadi bekal hidup bagi siapa saja yang mau mengikuti Yesus. Juga bagi kita sekarang.

DARI BACAAN KEDUA: PENGARAHAN PAULUS (Rom 8:14-17)

Paulus dalam petikan surat Roma yang dibacakan kali ini menegaskan bahwa siapa saja- semua orang – yang dipimpin Roh Allah ialah “anak Allah”, artinya, sudah amat dekat dengan-Nya. Inilah kekuatan Roh-Nya. Penegasan ini menggemakan iman akan karya ilahi dalam tiap orang seperti tertera dalam Mat 28:19 yang dikupas  di atas, yakni menganggap siapa saja sebagai sesama murid. Bukan untuk ditobatkan, melainkan untuk diajak berbagi keyakinan akan karya ilahi dalam diri masing-masing.

Pandangan seperti ini bisa terasa terlalu optimis dan bisa jadi rada naif dalam dunia yang terbagi-bagi dalam agama. Tetapi yang diarah Paulus bukan sekadar keagamaan melainkan kerohanian mempercayai kehadiran ilahi di dalam diri siapa saja.

Credit Photo: Tri Tunggal Maha Kudus, rmtcumi.wordpress.com

Lamunan Pekan Biasa VIII

Sabtu, 30 Mei 2015


Markus 11:27-33

11:27. Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua,
11:28 dan bertanya kepada-Nya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?"
11:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.
11:30 Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!"
11:31 Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya?
11:32 Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang nabi.
11:33 Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, persaingan dan permusuhan dapat saja terjadi dalam hidup bersama. Antar yang berseberangan akan terjadi saling menunjukkan kehebatan tokoh dan atau kelompoknya.
  • Tampaknya, dalam perbedaan dan bahkan pertentangan pendapat orang dapat berjuang menunjukkan kebenaran masing-masing. Orang dapat menyajikan berbagai argumen untuk mengalahkan lawan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata sehebat apapun pendapat dan sikap orang dalam berdiskusi bahkan berdebat sehingga dapat mengungguli lawan, hal itu tidak akan membawa kehebatan sejati kalau tidak dilandaskan pada pendapat dan sikap yang ada di kedalaman batin masyarakat umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mampu merasakan getar batin masyarakat umum sehingga kehadirannya menjadi keceriaan mayoritas massa.
Ah, bagaimanapun dalam persaingan yang pokok adalah mengalahkan musuh.