Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, May 4, 2015

Sabda Hidup

Selasa, 05 Mei  2015
Vinsen Soler, St. Angelus
warna liturgi Putih
Bacaan:
Kis. 14:19-28; Mzm. 145:10-11,12-13ab,21; Yoh. 14:27-31a. BcO Why. 20:1-15

Yohanes 14:27-31a:
27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. 30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."

Renungan:
Kata-kata perpisahan selalu membawa suasana haru pada mereka yang mengalami. Tidak jarang mereka pun saling menangis kala kata-kata itu diucapkan. Semakin dekat orang yang akan pergi semakin dalam kepedihan yang terasa.
Para murid pun merasakan itu kala Yesus mengatakan,  "Janganlah gelisah dan gentar hatimu. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku" (Yoh 14:27-28). Ia tahu bahwa kepergianNya membuat hati para murid sedih. Maka Ia menguatkan mereka untuk tidak gelisah dan gentar karena Ia pergi kepada Bapa dan pada saatnya akan kembali.
Sekalipun perpisahan itu menyedihkan namun perlu terjadi dalam hidup kita. Perpisahan itu mengandung harapan akan hadirnya tata hidup yang baru dan mendewasakan yang melakukannya. Saatnya akan datang kembali mereka yang berpisah bertemu dengan titik sampainya masing-masing. Dan perjumpaan itu akan memberi arti dari perpisahan yang pernah terjadi.

Kontemplasi: 
Duduklah dengan mata terpejam. Bayangkan satu pengalaman perpisahan yang pernah kaualami. Lalu hidup setelah itu dan berjumpa lagi dengan yang pernah berpisah.

Refleksi:
Tulislah pengalaman hidup selama berpisah dan kemudian saat berjumpa kembali dengan mereka yang berpisah darimu.

Doa:
Tuhan semoga aku tidak gelisah dan gentar menghadapi dunia baru. Amin.

Perutusan:
Aku akan melangkahkan hidupku pada keyakinan akan harapan yang lebih baik. -nasp-

0 comments:

Post a Comment