Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, March 31, 2016

Ulasan Eksegetis Injil Minggu Paskah II/C, Minggu 3 April 2016

diambil darihttp://www.mirifica.net by on Jendela Alkitab, Mingguan






Injil Minggu Paskah II/C,  3 April  2016 (Yoh 20:19-31)

“Berbahagialah Mereka yang tidak melihat namun Percaya”


Rekan-rekan yang baik,

BEBERAPA pokok dalam Yoh 20:19-31 yang dibacakan pada hari Minggu Paskah II ini saya bicarakan dengan tokoh kita yang biasa pergi datang ke forum ini, Paman Hans. Ia tidak berkeberatan penjelasannya diteruskan kepada kalian. Malah ia sudah mendengar reaksi pembaca catatan pendek saya mengenai kebangkitan dari hari Minggu Paskah lalu. Dan ia ikut menambahkan pendapatnya di akhir suratnya ini.

Selamat membaca!
A. Gianto
=======================================

Gus yang baik!

Bagian Injil yang kautanyakan itu (Yoh 20:19-31) kumaksud sebagai penjelasan bagi murid-murid yang kerap bertanya bagaimana dulu kami mulai percaya bahwa Yesus yang baru saja dimakamkan (dan tidak ada di situ lagi itu) toh tetap terasa dekat bagi kami. Agak ada kesamaannya dengan ingatan akan orang-orang dekat yang sudah tak ada lagi tapi yang tetap menjadi bagian hidup kita. Tapi juga amat berbeda. Ia tidak ada lagi di antara orang mati. Makamnya kosong. Kami merasa betul-betul gembira, bukan hanya kangen seperti bila kita teringat orang lain. Bahkan menimang-nimang ingatan akan dia tidak penting lagi. Kami lebih merasa menjadi bagian dia daripada dia menjadi bagian kami. Aku ingin agar murid-muridku memahami pengalaman kami itu.

Yesus menampakkan diri sewaktu kami sedang mengunci diri karena takut kepada para penguasa Yahudi yang memang bersikap memusuhi para pengikut Yesus. Penampakan itu tidak dialami banyak orang lain. Murid-muridku tidak ada yang melihat penampakan Yesus. Paulus pun tidak seperti kami yang melihat tangan Yesus yang ada bekas luka paku, pinggangnya yang ada bekas tusukan tombak. Kalau mau tahu seluk beluk yang dialami Paulus, simak pengakuannya (1 Kor 15:8) atau baca cerita Lukas (Kis 9:39).

Murid-muridku ingin melihat Yesus yang bangkit seperti kami dulu, ingin ikut mengalami yang kami alami. Dan kurasa keinginan itu tak bisa dianggap remeh. Tetapi Yesus juga tidak bisa kita minta menampakkan diri, bahkan harapan semacam itu tak baik. Lama kupikirkan bagaimana menerangkan bagaimana percaya tanpa melihat.

Ingat kan, Tomas yang kurang percaya laporan kami itu akhirnya percaya juga setelah melihat sendiri. Yesus menampakkan diri kepadanya dan meminta dia meraba supaya percaya. Tomas tidak sungguh meraba bekas luka-lukanya. Sudah cukup baginya melihat, lalu percaya dan berseru, “Tuhanku dan Allahku!” Melihat Yesus itu berarti melihat Allah Yang Maha Tinggi yang mengutus Yesus ke dunia ini. Itulah sebabnya Tomas menyerukan dua sebutan itu. Aku ingat, Yesus sendiri yang dulu mengatakan siapa mengenalnya akan mengenali Bapanya pula (Yoh 8:19; 14:7.9-11). Dan Bapanya itu Allah. Camkan perkataan Yesus kepada Tomas pada akhir peristiwa itu (Yoh 20:29), “Karena engkau melihat aku maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya.” Kata-kata itu ditujukan kepada Tomas, tapi kami semua yang di ada di situ mendengarnya. Hal ini berulang kali kuteruskan kepada murid-muridku yang percaya kepada Yesus meski tidak pernah melihat dengan mata kepala sendiri seperti kami dan Tomas dulu atau seperti Maria Magdalena sebelumnya.

Aku sendiri sebetulnya mulai percaya sebelum melihat sendiri. Sudah kuceritakan, setelah mendengar berita dari Maria Magdalena, Petrus dan aku berlari ke makam. Kudapati juga kafan yang ditemukan Petrus di tanah dan penutup muka yang terlipat rapi (Yoh 20:8). Saat itulah aku percaya ia sudah bangkit meski belum melihatnya sendiri. Kemudian ketika mendengar kata-kata kepada Tomas tadi aku merasa sungguh berbahagia.

Tetapi memang “melihat” itu penting. Aku mulai mengerti pentingnya hubungan antara melihat dan percaya dari pengalaman orang buta sejak lahir yang disembuhkan Yesus (Yoh 9) dengan cara yang khas. Ketika orang-orang pada menanyainya siapa yang membuatnya melek, jawabnya (ayat 11), “Orang yang bernama Yesus itu” mengobati matanya dengan lumpur dan menyuruhnya berendam di Siloam. Beberapa waktu kemudian ketika beberapa orang Farisi ikut menanyainya, jawabnya makin tegas (ayat 18), “Ia itu nabi!” Tetapi orang-orang Farisi itu malah berusaha mengintimidasi orang tadi. Ia kemudian bertemu Yesus lagi dan Yesus bertanya apa ia percaya kepadanya (Yesus menyebut diri “anak manusia”). Dan orang itu balik bertanya, mana orangnya supaya ia bisa menyatakan diri percaya. Yesus menyahut, bukan saja engkau melihat tapi sedang berbicara dengannya. Dan saat itu orang tadi sujud dan berseru (ayat 38), “Aku percaya, Tuhan!” Jelas bagiku. Pertama-tama si buta itu mengenali Yesus sebagai orang yang menyembuhkannya, kemudian menegaskannya sebagai nabi, dan akhirnya bersujud dan percaya kepadanya. Dan proses ini berlanjut juga ketika Yesus bangkit. Maria Magdalena, para murid, dan Tomas contohnya. Melihat bisa berkembang menjadi persepsi batin dan membuat orang mengenali kebenaran yang dilihat. Tapi bila melihat tidak berkembang, bisa jadi orang malah tidak dapat mempercayai apapun. Orang Farisi dalam kisah penyembuhan orang buta itu melihat tapi tak percaya. Kenapa? Karena mereka tidak terbuka untuk mengakuinya, apalagi mempercayainya. Karena itu kita mesti berterimakasih kepada Yesus yang mengatakan berbahagialah orang yang tidak melihat tetapi percaya. Tak perlu orang menjalani langkah-langkah yang kalau keliru malah membuat orang makin jauh. Kalian itu sebetulnya lebih beruntung dari pada kebanyakan dari kami. Tak perlu dicobai dengan penglihatan. Kalian menemukan Yesus yang bangkit dengan kesadaran batin dan mengalami kehadirannya di tengah-tengah kalian.

Sore hari Paskah itu, ketika menampakkan diri, Yesus meniupkan Roh (Yoh 20:22). Seperti dalam penciptaan manusia dulu (Kej 2:7), kami menerima nafas hidup baru. Roh Kudus datang kepada kita untuk membuat kita hidup dalam Yesus yang bangkit. Memang sebelumnya dalam perjamuan terakhir ia telah menyatakan diri mau berbagi “asal dan tujuan” dengan kami – itu istilahmu yang kusukai. Tidak heran bila ini semua juga bisa sungguh terjadi pada kalian. Tapi untuk itu kalian perlu belajar memakai penglihatan batin untuk melihat Tuhan dan Allah – mengenal Yesus yang mulai kalian dengar dari kami dan bila sampai ke situ, kalian akan sadar juga bahwa Allah itu boleh dipanggil Bapa, seperti diajarkan Yesus. Dulu Yesus tak jemu-jemunya mengatakan ini kepada kami. Kami kira dia melantur. Tetapi kini aku paham.

Kau juga bertanya soal kebangkitan buat zaman sekarang. Bisa kukatakan: percaya bahwa Yesus itu bangkit dan hidup itu sama bagi kami dulu dan bagi kalian sekarang. Mengenali dia juga akhirnya sama bagiku dan bagimu. Kami dulu diutus olehnya, setelah mendapat kekuatan Rohnya, untuk mengujudkan kepercayaannya kepada Bapanya. Hal ini diungkapkan dengan bahasa yang lebih kami pahami dalam situasi kami dulu, yaitu tentang mengampuni dosa atau menyatakan dosa tetap ada (Yoh 20:23). Dosa yang dimaksud ialah penolakan terhadap dia yang hadir di tengah-tengah manusia itu. Kami dulu ditugasi untuk hidup sesuai dengan semangat kebangkitan, menegakkan nilai-nilai yang sejalan dengan kemerdekaan hidup sebagai anak-anak Allah. Kalian menerima pengutusan yang sama. Kita tak bisa diam saja bila martabat anak-anak Allah memudar. Aku dengar di negeri kalian kemelaratan dan kebodohan menjadi penyakit menahun. Ada banyak yang kurang mempunyai  sarana dan bekal memadai untuk jadi manusia yang pantas. Atau kalau mau pakai bahasa Injili, belum semua mendapat kesempatan lepas dari kuasa dosa agar menjadi anak-anak Allah. Kami diutus untuk membawakan kesempatan yang sama bagi semua orang. Kalian juga.

Seorang kenalan mengirim tembusan catatanmu yang menggarisbawahi beda antara kebangkitan hari Paskah dengan penghidupan kembali orang mati. Memang kebangkitan itu berbeda dengan kembali ke kehidupan seperti Lazarus dulu (Yoh 11), atau anak janda di Nain (Luk 7:11-17) dan anak perempuan Yairus (Mrk 5:35-43; Luk 8: 49-56, juga Mat 9:23-26) yang dihidupkan kembali. Kebangkitan itu berjalan memasuki hidup baru dengan Yang Maha Kuasa sendiri, bukan berbalik ke dunia dan bakal meninggal lagi. Badan juga bangkit dan tidak lagi mengalami keterbatasan-keterbatasan jasad seperti orang yang lahir ke dunia. Rekan tadi juga menambahkan pendapatnya: “Jadi ini bisa menjelaskan mengapa Maria Magdalena tak mengenali Yesus yang sudah bangkit. Waktu di makam, Maria Magdalena tak mengenali-Nya. Sesudah Ia berkata-kata, barulah Maria mengatakan: Rabbuni. Begitu pun yang terjadi pada dua Rasul yang berjalan ke Emaus. Kedua murid itu tak mengetahui bahwa yang berjalan di sebelah mereka adalah Sang Guru. Mereka baru tahu ketika Ia memecahkan roti.” Tanggapan itu berasal dari kawan yang tidak banyak kenal ilmu teologi dan tafisr, tapi bisa berteologi dan mampu menangkap warta Injil. Dan memang itulah penjelasannya mengapa Yesus yang bangkit itu tak segera dikenali. Kita butuh waktu dan keberanian untuk menyadari apa yang terjadi. Kongkritnya: membiarkan kisah-kisah tentang Yesus berkembang maknanya, jangan dilihat sebagai cerita melulu;  beranilah mendalami gagasan tentang Kristus yang bangkit, jangan puas dengan yang lumrah dan rutin. Memang kematangan ini baru bisa mulai bila menyertakan yang diimani. Tak bisa dicapai secara sepihak, sesaleh apapun, semulia apapun. Macam-macam jalannya. Ada yang merasa disapa batinnya ketika sedang gundah seperti Maria Magdalena, ada yang diimbau agar menemukan kehadirannya dalam “pemecahan roti”, seperti dua murid Emaus – ini ungkapan paling pokok dari kepercayaan para murid: berbagi kehidupan dengan dia yang sudah bangkit. Dan masih banyak cara lain yang akan kalian temukan bersama Yesus yang telah bangkit itu sendiri.

Salam,
Hans

Credit Foto: rns-lucedelmattino.it

Sabda Hidup


Jumat, 01 April 2016
HARI JUMAT
DALAM OKTAF PASKAH
warna liturgi putih 
Bacaan
Kis. 4:1-12; Mzm. 118:1-2,4,22-24,25-27a; Yoh. 21:1-14. BcO Kis. 3:12-4:4

Yohanes 21:1-14:
1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. 7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. 8 Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. 9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. 10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." 11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. 12 Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. 13 Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. 14 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Renungan:
Saya membayangkan bagaimana wajah Petrus. Ia masih dirundung sedih dengan kematian Yesus. Ia mencoba move on dan berlayar lagi. Namun semalam-malaman ia tidak menangkap ikan sama sekali. Terbayang wajah duka Petrus. Mau mencoba move on eee yang ketemu adalah kegagalan. Namun Yesus paham dengan kondisinya. Ia memberi kelegaan kepada Petrus.
Kadang dalam kehidupan kita pun mengalami situasi seperti yang dialami Petrus. Suasa duka masih melingkupi kita. Kita ingin segera bangkit. Namun ketika bangkit kita pun tidak mendapatkan sesuatu. Rasanya kegagalan masih terus mengikuti kita. Kegagalan demi kegagalan kita temui. Hal itu bisa membikin kita frustasi.
Di antara duka yang kita alami ada suka yang sebenarnya bisa menjadi penghiburan kita. Dia berada di seputar kita. Namun kegelapan hati sering membuat kita tidak mampu melihat cahaya yang akan menuntun kita. Maka dalam situasi gelap jangan pernah lupa untuk membuka hati menangkap cahaya yang melingkupi kita. Tuhan akan memberikan pencerahan yang memberi hasil.

Kontemplasi:
Bayangkan suasana hati Petrus sebagaimana tertulis dalam Injil Yoh. 21:1-14. Bandingkan dengan pengalaman dirimu.

Refleksi:
Tulislah pengalamanmu menemukan cahaya di kegelapan hidupmu.

Doa:
Tuhan Engkau selalu memberi kelegaan mereka yang berbeban berat. Semoga aku pun bisa menemukan cahaya ketika kegelapan melingkupi hidupku. Amin.

Perutusan:
Aku akan membuka hati untuk menangkap cahaya Tuhan. -nasp-

Lamunan Pekan Paskah I

HARI OKTAF PASKAH
Jumat, 1 April 2016

Yohanes 21:1-14

21:1. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.
21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain.
21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
21:8 Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.
21:9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti.
21:10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu."
21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak.
21:12 Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.
21:13 Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
21:14 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di dalam bekerja orang akan senang kalau mendapatkan hasil yang diharapkan. Orang juga akan amat bergembira kalau hasil melebihi yang ditargetkan.
  • Tampaknya, orang akan merasa istimewa kalau bekerja dalam suasana sulit tetapi masih mampu mendapatkan hasil. Apalagi kalau hasilnya juga amat banyak, hal ini akan membuat terheran-heran.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin di dalam bekerja orang akan bersyukur bukan karena hasil yang amat berlimpah sekalipun di dalam keadaan sulit tetapi terutama karena keberhasilan itu tidak membuat takabur dan tetap menyadarkan untuk selalu menyempatkan diri belajar dan mengembangkan diri. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar meluangkan diri untuk menjaga agar tetap segar dan berkembang sehingga tidak terlena oleh hasil-hasil yang dicapai.  
Ah, keberhasilan harus ditunjukkan ke banyak orang agar dapat merebut pasar.

Wednesday, March 30, 2016

PIRING DAN SOON


Pada Selasa 7 Maret 2016 malam Mas Abas memberi tahu Rm. Bambang bahwa piring dan soon sumbangan sudah datang. "Saking pundi, ta?" (Itu dari mana?) tanya Mas Abas yang dijawab oleh Rm. Bambang "Seka Klaten sing dadi peserta novena" (Dari Klaten, dari peserta Novena Domus). Hal ini juga diinformasikan oleh Mbak Tari lewat SMS Selasa jam 09.46 malam, yang dibaca oleh Rm. Bambang pada pagi hari, "Romo. Ngapunten wau piring sampun dateng. Ingkang  noto benjang mawon njih? Wau kesupen bade matur. Nuwun" (Rama, maaf, tadi piring sudah datang. Mengaturnya besok, ya? Trima kasih).

Beberapa sebelumnya Pak Hardi, koordinator peserta Novena Domus dari kelompok Klaten, sudah memberi informasi kepada Rm. Bambang. Pada mulanya beliau bertanya jumlah piring yang dimiliki Domus yang oleh Rm. Bambang dijawab ada 200an. Pak Hardi kemudian mengatakan bahwa akan memberikan tambahan 200. Sumbangan ini didasari oleh pertimbangan agar tidak perlu menyewa untuk melengkapi kekurangan piring. Ternyata sesudah itu, Pak Hardi menelpon dan memberi tahu bahwa ada peserta dari Manjung, wilayah Paroki Klaten, yang akan menyumbang soon. Ini adalah salah satu jenis bahan menu makan yang bentuknya seperti bakmi. Terhadap sumbangan ini Rm. Bambang kemudian memberi informasi kepada Bu Tatik yang biasa mengorganisasi pengadaan konsumsi dalam Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis.

Pada Rabu 8 Maret 2016 pagi Rm.Bambang meminta Mas Abas memasukkan soon di mobil. Pada malamnya soon ini diserahkan ke Mbak Tatik. Pada pagi jam 10.00 hari itu kiriman piring dihitung oleh Pak Tukiran, Mas Abas dan Mbak Tari serta ditunggu oleh Rm. Bambang. Jumlah piring sesudah dihitung ada 201 buah. Ternyata kiriman piring ini juga disertai sendok sebanyak 204.


Sabda Hidup


Kamis, 31 Maret 2016
HARI KAMIS DALAM OKTAF PASKAH
warna liturgi Putih 
Bacaan
Kis. 3:11-26; Mzm. 8:2a,5,6-7,8-9; Luk. 24:35-48. BcO Kis. 2:42-3:11

Lukas 24:35-48:
35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. 36 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" 37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. 38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? 39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." 40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. 41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" 42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. 43 Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. 44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." 45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. 46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Renungan:
Yesus menampakkan diri di hadapan para murid. Namun mereka masih heran dengan pengalaman tersebut. Mungkin mereka bertanya-tanya apakah Yesus sungguh telah hidup kembali.
Pada kesempatan ini saya tertarik merenungkan kapan Yesus hadir di hadapan mereka. Ia hadir di hadapan mereka kala mereka mempercakapkan pengalaman mereka berjumpa dengan Yesus setelah bangkit. "Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" (Luk 24:36).
Kita ingat kala Yesus berkata bahwa apabila dua orang berkumpul atas nama Dia, Dia akan hadir. Yesus sungguh akan hadir ketika kita bercakap-cakap atas nama Dia. Kita bisa ingat, kala kita serius membicarakan pengalaman (iman) kita sering tidak sadar muncul kalimat-kalimat di luar kebiasaan kita kala bercakap-cakap. Kita sering heran kenapa kita bisa ngomong seperti itu. Rasa saya pada saat itu Roh Tuhan hadir menerangi sehingga percakapan kita pun bisa mengherankan diri sendiri.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu lagi bercakap-cakap serius tentang pengalaman (iman). Perhatikan kalimat-kalimat yang mengalir.

Refleksi:
Bagaimana mengusahakan terjadinya percakapan (iman) dalam hidupmu?

Doa:
Tuhan, terima kasih selalu berkenan hadir dalam hidup harianku. Bersama Engkau lidahku pun Kautuntun untuk menghadirkan kebaikan. Amin.

Perutusan:
Aku akan membangun persaudaraan dalam nama Tuhan. -nasp-

Lamunan Pekan Paskah I

HARI OKTAF PASKAH
Kamis, 31 Maret 2016

Lukas 24:35-48

24:35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
24:36. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"
24:37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu.
24:38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?
24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."
24:40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.
24:41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?"
24:42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng.
24:43 Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.
24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
24:46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di era global waktu adalah amat berharga. Orang yang baik tak akan membuang-buang waktu hanya untuk omong-omong karena yang tidak bekerja tak akan mendapatkan kesejahteraan.
  • Tampaknya, di era global kalau harus ikut kumpulan dan atau pertemuan, hal itu harus bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme. Pada jaman kini ilmu pengetahuan dan tekhnologi amat penting untuk senjata merebut kehidupan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa sehebat apapun orang bekerja dengan segala kekayaan pengetahuan dan ketrampilan, bagi orang yang bergaul akrab dengan kedalaman batin hal itu tidak akan memiliki signifikansi dan relevansi kalau tidak dilandasi oleh sikap luhur sesuai dengan perkembangan situasi hidup dan budaya setempat yang diperoleh justru dengan selalu menyempatkan diri ikut perjumpaan omong-omong tentang pengalaman relung kalbu. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan makin teguh jadi saksi kebaikan dan keluhuran hidup karena pemeliharaan diri untuk berjumpa dengan amanat batin yang dialami justru dalam perjumpaan sambung rasa kehidupan.
Ah, kumpulan-kumpulan itu malah akan membuat rugi saja.

Tuesday, March 29, 2016

Coba Menekan Titik Ini Selama 3 Menit! Anda Akan Terkejut Melihat Apa Yang Akan Terjadi Pada Tubuh Anda!

Coba Menekan--ini-Point-Untuk-3-Menit-You'LL-be-Surprised-Apa-Akan-Terjadi-To-Anda-TubuhPijat kaki telah mendapatkan banyak popularitas selama beberapa tahun terakhir karena efek yang menakjubkan pada kesejahteraan secara keseluruhan. Meskipun memijat seluruh kaki dapat benar-benar efektif, mengetahui titik-titik penting pada kaki Anda dan menekan ini dapat memberikan hasil yang lebih baik setelah perawatan. Satu titik tersebut terletak di anyaman antara besar dan kedua kaki. Apa yang perlu Anda lakukan adalah menerapkan tekanan pada titik ini setiap hari selama sekitar 3 menit. 

Jika Anda melakukan ini secara teratur, fungsi hati Anda secara signifikan akan meningkatkan. Plus, dengan merangsang titik ini pada kedua kaki, Anda akan juga meningkatkan penglihatan Anda. Sebagai bonus tambahan, perawatan ini akan memudahkan kram menstruasi, sakit kepala, nyeri punggung bawah, tidur masalah dan insomnia.

Sakit kepala yang sangat umum dengan cara modern hidup yang nyaris tak ada orang yang tidak mendapatkan satu setiap sekarang dan kemudian. Namun, Anda tidak segera perlu untuk menggunakan pembunuh rasa sakit ketika sakit kepala menyerang. Zona refleksologi dan akupresur dapat membantu Anda menangani sakit umum seperti tanpa perlu obat. Ada beberapa titik-titik tekanan pada tubuh Anda yang terkait dengan berbagai jenis sakit kepala. Bahkan, beberapa titik refleksologi akan lebih efisien daripada yang lain. Hal terbaik untuk mencoba semua titik-titik tekanan dan menemukan mana yang paling bermanfaat bagi Anda.

Tiga Yin Crossing

Hal ini terletak di atas tulang pergelangan kaki bagian dalam sepanjang bagian belakang tibia. Ketika tekanan diterapkan ke titik ini pada kedua kaki, ada aliran energi di seluruh tubuh. Dengan merangsang titik ini, Anda akan dapat meredakan lutut dan nyeri punggung bawah. Plus, pijat ini dapat meringankan beberapa masalah ginekologi seperti PMS, nyeri atau tidak teratur menstruasi, pusing, insomnia dan banyak lagi. Terakhir, namun tidak sedikit, hal ini juga menurunkan tingkat stres Anda.

Penting: Jangan merangsang titik ini dalam kehamilan!

Lamunan Pekan Paskah I

HARI OKTAF PASKAH
Rabu, 30 Maret 2016

Lukas 24:13-35

24:13. Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem,
24:14 dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
24:15 Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.
24:16 Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
24:17 Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18 Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"
24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
24:20 Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
24:21 Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
24:22 Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur,
24:23 dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup.
24:24 Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi!
24:26 Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?"
24:27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
24:28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
24:29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.
24:30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.
24:31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
24:33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.
24:34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon."
24:35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, agama terutama dikenal pertama-tama dari tata upacara ritualnya. Bagaimana orang melakukan doa dan atau ibadat, hal ini sudah menunjukkan apa yang menjadi agamanya.
  • Tampaknya, upacara ritual keagamaan dimaksudkan agar orang mantap dalam beriman. Tidak jarang agama dalam tata upacaranya memasukkan bacaan-bacaan suci yang diharapkan dapat membuat orang tergugah hatinya agar makin berbakti pada Tuhan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa seindah apapun tata upacara agama dan setekun apapun orang menjalaninya, bagi orang yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin hal itu tidak akan membangkitkan kesadaran akan hadirat Tuhan dan membuat hidup bersemangat kalau tidak dilandasi pembicaraan tentang peristiwa hidup kongkret sehari-hari dalam bacaan buku suci. Dalam yang ilahi orang akan merenungkan segala ajaran suci dan menjalani doa dan atau ibadat dalam konteks kehidupan kongkret yang dihadapi.
Ah, kalau sudah rajin doa dan ibadat artinya beragamanya sudah baik.