Minggu, 27 Maret 2016
HARI RAYA
PASKAH KEBANGKITAN
TUHAN
warna liturgi
Putih
Bacaan
Kis.
10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol. 3:1-4 atau 1Kor. 5:6b-8; Yoh.
20:1-9. BcO Kel. 14:15-15:1; Yeh. 36:16-28; Rm. 6:3-11; Mat. 28:1-10
Yohanes
20:1-9:
1 Pada hari
pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria
Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur. 2 Ia
berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus,
dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan
kami tidak tahu di mana Ia diletakkan." 3 Maka berangkatlah Petrus dan
murid yang lain itu ke kubur. 4 Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid
yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai
di kubur. 5 Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah;
akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. 6 Maka datanglah Simon Petrus juga
menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di
tanah, 7 sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak
dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah
tergulung. 8 Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di
kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. 9 Sebab selama itu mereka belum
mengerti isi Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Ia harus bangkit dari antara
orang mati.
Renungan:
Dalam suatu
percakapan kami melihat kemungkinan mengajak orang tua menjadi pengajar iman.
Memang tidak jarang orang menganggap orang tua sudah tidak perlu dilibatkan.
Mereka sudah tua dan tidak mampu lagi. Namun kami melihat mereka mempunyai
kemungkinan yang besar untuk terlibat. Dari segi waktu mereka punya. Dari segi
pengalaman pasti mereka punya banyak. Maka kami tetap melihat kemungkinan,
bahkan kemungkinan besar, orang tua terlibat menjadi pengajar iman.
Bacaan hari ini
meneguhkan keyakinan kami tersebut. Maria Magdalena, perempuan dengan latar
belakang buruk dan pernah ditegur Yudas, menjadi saksi pertama ketiadaan Yesus
di makam. Ia pun menjadi pewarta pertama keadaan tersebut pada para rasul.
Maria Magdalena yang dianggap tidak berarti malah menjadi yang pertama.
Hidup kita adalah
warta gembira Tuhan. Semua dari kita mungkin untuk menjadi pewartaNya dan
pengajar iman. Ketika kita membuka hati untuk menyambut tugas tersebut maka
Tuhan pun akan menambahkannya. Maka marilah kita dengan segala macam kemampuan
kita masing-masing memberikan kesaksian iman atas Yesus yang bangkit. Tidak ada
dari kita yang tidak bisa menjadi saksiNya. Kita semua saksiNya. Selamat
Paskah.
Kontemplasi:
Bayangkan Maria
Magdalena pergi ke makam Yesus. Ikuti perjalannya sampai dia kembali kepada
para rasul. Bandingkan pengalamanmu dengan pengalaman Maria.
Refleksi:
Apakah diriku
pernah menjadi pengajar iman, pewarta kebangkitan Kristus?
Doa:
Tuhan, kadang aku
merasa tidak layak menjadi pengajar iman. Namun sebenarnya pengalaman hidupku
bersamaMu bisa menjadi pegangannya. Semoga aku makin berani menjadi saksi
kebangkitanMu. Amin.
Perutusan:
Aku akan
meneladan Maria Magdalena menjadi saksi kebangkitan Tuhan. -nasp-
0 comments:
Post a Comment