Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, March 15, 2016

DUA KUNJUNGAN


Hari Rabu 9 Maret 2016 adalah Hari Raya Nyepi, hari besar untuk umat Hindu. Untuk Indonesia hari itu juga menjadi hari khusus karena menjadi negara yang mengalami gerhana matahari total. Sedang untuk Domus Pacis juga menjadi hari yang berbeda dengan hari-hari biasa, karena ada kunjungan. Perbedaan pokok bagi para rama Domus adalah bergesernya saat makan siang. Makan siang biasanya terjadi pada jam 12.00. Tetapi pada hari itu para rama baru dapat duduk di meja makan pada jam 14.00. Tentu saja hal ini juga membuat istirahat siang tidak ada bagi beberapa rama. Rm. Harto sesudah makan masih didorong dengan kursi rodanya untuk melihat para tamu pulang. Sementara itu Rm. Bambang sudah tidak berani tidur karena sore hari sudah berjanji untuk memimpin misa arwah. Meskipun demikian Rm. Yadi, Rm. Tri Hartono, Rm. Harto dan Rm. Bambang, yang berkesempatan menyambut para tamu tampak ceria. Secara praktis para tamu mulai berdatangan pada jam 11.00 dan Domus Pacis menjadi sepi pada jam 15.00. Kunjungan yang berdurasi 4 jam itu terjadi karena yang berkunjung ada 2 kelompok:
  1. Keluarga Muda Paroki Kebonarum. Dua puluh dua orang datang pada sekitar jam 11.00. Katanya mereka berangkat dari Klaten pada jam 10.00. Ini adalah 10 keluarga muda yang termasuk Paguyuban Keluarga Muda di parokinya. Mereka aktif dalam kegiatan-kegiatan Gereja termasuk dalam kepanitiaan hari besar Gereja. Kunjungan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kehidupan para rama sepuh. Di dalam omong-omong mereka bertanya tentang Domus Pacis. Persoalan tentang bagaimana harus menyikapi kaum tua yang belum begitu memberi tempat pada keluarga-keluarga muda dalam berperan di Gereja juga menjadi pembicaraan. Sementara itu di luar ruang pertemuan ada 2 orang ibu yang memberi kode ingin bertemu dengan entah Rm. Harto entah Rm. Bambang. Tetapi Rm. Bambang memberi kode tak dapat menerima karena sedang ada kunjungan. Pada jam 12.00 rombongan ini minta pamit karena akan meneruskan perjalanan ke Kentungan untuk ziarah kubur di makam almarhum Rm. Priyambono yang pernah berkarya di Kebonarum. 
  2. Umat Lingkungan Santa Fransiska. Lingkungan ini masuk Wilayah Kalinegoro, Paroki Panca Arga. Bu Novi, yang menjadi penghubung, memberi informasi ke Rm. Bambang bahwa mereka akan datang pada jam 13.00. Ketika Keluarga Muda Kebonarum meninggalkan Domus Pacis pada jam 12.00 dan para rama siap makan siang, Mas Abas memberi tahu bahwa ada rombongan tamu sudah menunggu di ruang serbaguna luar. Ternyata 2 orang ibu yang keluar masuk tadiadalah bagian dari rombongan ini yang tak lain adalah umat Kalinegoro. Mereka sudah menunggu dan malah berkesempatan melihat-lihat kompleks luar Domus Pacis termasuk bangunan talud yang baru saja selesai dikerjakan. Para rama membatalkan makan siang dan siap menyambut rombongan kedua. Perjumpaan yang dimulai sekita jam 12.30 berlangsung sangat hangat karena para tamu seperti reuni dengan Rm. Bambang. Maklumlah Rm. Bambang pernah berada di Kevikepan Kedu, di mana Paroki Panca Arga termasuk bagian wilayahnya, selama 27 tahun. Apalagi banyak warga Katolik Kalinegoro, termasuk Lingkungan Fransiskus, yang dulu ikut terlibat jadi penggerak karya misioner bidang Komisi yang ditangani oleh Rm. Bambang.

0 comments:

Post a Comment