Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, March 13, 2016

Sabda Hidup



Senin, 14 Maret 2016
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Dan. 13:1-9,15-17,19-30,33-62; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6. Yoh 8:1-11; BcO Bil. 12:16-13:3,17-33

Yohanes 8:1-11:
1 tetapi Yesus pergi ke bukit Zaitun. 2 Pagi-pagi benar Ia berada lagi di Bait Allah, dan seluruh rakyat datang kepada-Nya. Ia duduk dan mengajar mereka. 3 Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. 4 Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus: "Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?" 6 Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7 Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." 8 Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9 Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10 Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: "Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?" 11 Jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus: "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."

Renungan:
Tanpa sadar kita sering terjebak untuk menghakimi seseorang. Omongan negatif tentang seseorang dalam gosip merupakan salah satu wujud penghakiman tersebut. Memang kadang kita sulit menghindar dari omongan tersebut karena orang yang kita hadapi selalu bisa memancing omongan negatif. Namun tantangan bagi kita untuk menahan diri berkomentar negatif walau yang kita hadapi sungguh-sungguh negatif.
Salah satu kalimat Yesus mungkin bisa menjadi pengingat kita. "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu" (Yoh 8:7). Kita bisa mengingat-ingat kesalahan dan negatif kita terlebih dahulu sebelum berkomentar negatif kepadanya.
Memang tidak mudah menghindari tindakan menghakimi mereka yang bertindak negatif. Namun masa prapaskah ini bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk sehari dua hari tidak omong negatif orang lain. Andai omongan itu ingin keluar kita ingat kembali kata-kata Yesus tadi. Mari kita sikapi secara kristiani tindakan-tindakan yang terasa kurang di hati kita supaya semua orang mengalami kemerdekaan anak-anak Tuhan.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu harus menahan komentar negatif pada seseorang. Ketika dorongan berkomentar kuat, ingatlah kata-kata Yesus tadi.

Refleksi:
Bagaimana bertahan tidak omong negatif?

Doa:
Tuhan, jagailah mulutku agar tidak mudah menghakimi sesamaku. Kuatkanlah hatiku untuk menerima yang tidak selaras dengan anganku. Amin.

Perutusan:
Aku akan menahan diri berkomentar negatif terhadap sesamaku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment