Sabtu, 12 Maret 2016
Yohanes
7:40-53
7:40
Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu,
berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
7:41
Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata:
"Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
7:42
Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari
kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
7:43
Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
7:44
Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun
yang berani menyentuh-Nya.
7:45.
Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"
7:46
Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti
orang itu!"
7:47
Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan?
7:48
Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau
seorang di antara orang-orang Farisi?
7:49
Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah
mereka!"
7:50
Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata
kepada mereka:
7:51
"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan
sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
7:52
Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci
dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
7:53
Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, banyak orang mengakui kemutuan orang dengan berdasarkan tolok ukur. Tolok ukur ini dipakai secara umum dapat berasal dari tradisi dan atau dapat pula berasal dari ketentuan tertulis.
- Tampaknya, pada zaman kini tolok ukur pendidikan formal kerap dipakai untuk menjadi tanda kemutuan seseorang. Yang hanya berijasah akhir tingkat SMP jangan berharap mendapatkan pengakuan umum sebagai orang bermutu.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa akrab dengan kedalaman batin orang akan memandang bobot seseorang tidak hanya berdasarkan pada tolok ukur formal bahkan pandangan arus umum tetapi dari kesejatian makna di balik ukuran resmi dan umum yang pasti berdaya damai-sejahtera bagi banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung untuk menilai bobot seseorang hati orang tidak akan terpancang hanya pada berbagai ukuran baik dalam rumusan formal tetapi akan mencari makna terdalam yang berada di balik rumusan.
Ah,
bagaimanapun rumusan formal itu harus jadi pegangan pokok untuk menentukan baik
buruk seseorang.
0 comments:
Post a Comment