Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, March 11, 2016

Lamunan Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Sabtu, 12 Maret 2016

Yohanes 7:40-53

7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.
7:45. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"
7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"
7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan?
7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?
7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!"
7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka:
7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, banyak orang mengakui kemutuan orang dengan berdasarkan tolok ukur. Tolok ukur ini dipakai secara umum dapat berasal dari tradisi dan atau dapat pula berasal dari ketentuan tertulis.
  • Tampaknya, pada zaman kini tolok ukur pendidikan formal kerap dipakai untuk menjadi tanda kemutuan seseorang. Yang hanya berijasah akhir tingkat SMP jangan berharap mendapatkan pengakuan umum sebagai orang bermutu.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi yang biasa akrab dengan kedalaman batin orang akan memandang bobot seseorang tidak hanya berdasarkan pada tolok ukur formal bahkan pandangan arus umum tetapi dari kesejatian makna di balik ukuran resmi dan umum yang pasti berdaya damai-sejahtera bagi banyak orang. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung untuk menilai bobot seseorang hati orang tidak akan terpancang hanya pada berbagai ukuran baik dalam rumusan formal tetapi akan mencari makna terdalam yang berada di balik rumusan.
Ah, bagaimanapun rumusan formal itu harus jadi pegangan pokok untuk menentukan baik buruk seseorang.

0 comments:

Post a Comment