Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, March 5, 2016

Lamunan Hari Biasa Pekan Prapaskah IV

Senin, 7 Maret 2016
 
Yohanes 4:43-54
 
4:43. Dan setelah dua hari itu Yesus berangkat dari sana ke Galilea,
4:44 sebab Yesus sendiri telah bersaksi, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negerinya sendiri.
4:45 Maka setelah ia tiba di Galilea, orang-orang Galileapun menyambut Dia, karena mereka telah melihat segala sesuatu yang dikerjakan-Nya di Yerusalem pada pesta itu, sebab mereka sendiripun turut ke pesta itu.
4:46 Maka Yesus kembali lagi ke Kana di Galilea, di mana Ia membuat air menjadi anggur. Dan di Kapernaum ada seorang pegawai istana, anaknya sedang sakit.
4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.
4:48 Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya."
4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."
4:50 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi.
4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."
4:53 Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
 
Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, pemberitahuan ataupun berita kerap dipahami dapat benar dan dapat salah. Untuk dapat mempercayai orang kerap membutuhkan bukti.
  • Tampaknya, bukti memang dibutuhkan untuk menunjukkan kebenaran akan informasi. Kepercayaan akan berita tanpa bukti kerap dipandang sebagai sikap bodoh yang dapat membahayakan diri.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa bagi orang yang biasa akrab bergaul dengan yang ada di kedalaman batin, kepercayaan sejati menjadi sebuah keterbukaan hati untuk menyerahkan diri pada kekuatan sosok yang diandalkan sehingga hadirnya bukti kebenaran omongan sosok itu bukan sebagai landasan tetapi sebagai peneguh kepercayaan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati orang akan hidup terutama berlandaskan kepercayaan dan bukan atas dasar pengertian intektual.
Ah, orang hanya akan benar kalau yang dipercaya sungguh nyata dapat dilihat dan dimengerti secara intektual.

0 comments:

Post a Comment