Rabu, 16 Maret 2016
Hari Biasa Pekan
V Prapaskah
warna liturgi
Ungu
Bacaan
Dan.
3:14-20,24-25,28; MT Dan. 3:52,53,54,55,56; Yoh. 8:31-42. BcO Bil.
16:1-11,16-24 atau Bil. 16:1-35
Yohanes
8:31-42:
31 Maka kata-Nya
kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap
dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 32 dan kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." 33 Jawab mereka:
"Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun.
Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" 34 Kata Yesus kepada
mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat
dosa, adalah hamba dosa. 35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi
anak tetap tinggal dalam rumah. 36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu,
kamupun benar-benar merdeka." 37 "Aku tahu, bahwa kamu adalah
keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku
tidak beroleh tempat di dalam kamu. 38 Apa yang Kulihat pada Bapa, itulah yang
Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa yang kamu dengar dari
bapamu." 39 Jawab mereka kepada-Nya: "Bapa kami ialah Abraham."
Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham,
tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 40 Tetapi
yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan
kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang
demikian tidak dikerjakan oleh Abraham. 41 Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu
sendiri." Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami
satu, yaitu Allah." 42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah
adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah.
Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus
Aku.
Renungan:
Saya tertarik
dengan ayat ini, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar
adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu" (Yoh 8:31-32). Dari ayat ini saya bertanya-tanya apa
yang dimaksud dengan kebenaran itu. Mungkin banyak jawaban yang bisa mengemuka.
Satu jawaban yang mengemuka dalam batin saya kenenaran itu adalah cinta.
Allah adalah
cinta. Ia mencintai umat manusia karena diriNya adalah cinta itu sendiri. Dalam
mencintai manusia Allah mengalami kebahagiaan sekaligus juga. Kebahagiaan
maupun luka tidak mengurangi cinta itu. Apapun yang dialami Ia tetap cinta.
Sering kita
melihat banyak orang tampak menderita karena cintanya ditolak. Orang tua
disingkirkan anaknya. Orang tua dicaci anaknya. Walau mendapat perlakuan
seperti itu namun mereka tidak kehabisan cinta pada anaknya. Cinta itu pula
memampukannya melewati jalan duka. Namun walau tampak menderita hatinya bahagia
karena cinta. Kebenaran inilah yang membuatnya merdeka.
Kontemplasi:
Bayangkan cintamu
tak berbalas. Yang kaucintai tak mengacuhkanmu. Namun cintamu padanya tetap
hidup.
Refleksi:
Bagaimana
bertahan dalam cinta walau duka seakan selalu mengikuti?
Doa:
Tuhan banyak duka
yang telah kubuat untukMu. Engkau tak pernah berhenti mencintai kami. Semoga
aku pun hidup dalam kebenaran cinta. Amin.
Perutusan:
Aku akan menjaga
kebenaran cinta. -nasp-
0 comments:
Post a Comment