Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 14, 2016

"Lindungi keindahan dan kebenaran Keluarga dalam rencana Allah"

diambil dari http://opusdei.co.id

Dari Bapa Paus

Pada tanggal 16 Januari, dalam Pertemuan dengan Keluarga-keluarga di Manila, Paus Fransiskus memperingatkan bahaya dari "penjajahan ideologi baru" yang berusaha untuk menghancurkan keluarga, serta memuji Paus Paulus VI karena kegigihannya membela keterbukaan akan kehidupan.

Keluarga-keluarga yang terkasih,

Sahabat-sahabatku yang terkasih dalam Kristus,
Saya berterima kasih atas kehadiran Anda sekalian di sini malam ini dan untuk kesaksian akan cinta kalian kepada Yesus dan Gereja-Nya. Saya berterima kasih kepada Uskup Reyes, Ketua Komisi Keluarga dan Kehidupan dari Konferensi Para Uskup, atas kata-kata sambutannya mewakili Anda sekalian. Dan, secara khusus, saya berterima kasih kepada mereka yang telah memberikan kesaksian-kesaksian dan telah membagikan pengalaman hidup beriman mereka dengan kita semua.

Kitab Suci jarang berbicara mengenai Santo Yosef, tetapi ketika berbicara, kita sering menemukan dia sedang beristirahat, sebagaimana terjadi saat malaikat mengungkapkan kehendak Allah kepadanya dalam mimpi-mimpinya. Dalam penggalan Injil yang baru saja kita dengarkan, kita menemukan Yosef beristirahat tidak hanya sekali, tapi dua kali. Malam hari ini saya ingin beristirahat dalam Tuhan bersma dengan kalian semua, dan untuk merenungkan bersama dengan Anda sekalian akan karunia dari hidup berkeluarga.

Adalah penting untuk bermimpi dalam keluarga. Semua ibu dan ayah memimpikan putra dan putri mereka selama masa 9 bulan di dalam rahim. Mereka bermimpi bagaimana mereka nanti. Tidaklah mungkin untuk memiliki keluarga tanpa impian-impian seperti ini. Ketika Anda kehilangan kemampuan untuk bermimpi, Anda kehilangan kemampuan untuk mencintai, kemampuan untuk mencintai sirna. Saya anjurkan agar ketika Anda sekalian pemeriksaan batin saat malam hari, tanyakanlah kepada diri Anda sendiri apakah Anda memimpikan masa depan putra dan putri Anda. Apakah Anda memimpikan suami atau istri Anda? Apakah hari ini Anda bermimpi tentang orang tua Anda, kakek-nenek Anda yang menghantar keluarga kalian kepada saya? Adalah sangat penting untuk bermimpi dan terutama untuk bermimpi dalam keluarga. Janganlah sampai kehilangan kemampuan untuk bermimpi dengan cara ini. Ada begitu banyak solusi untuk permasalahan keluarga yang dapat ditemukan bilamana kita mengambil waktu untuk merenung, jika kita memikirkan tentang seorang suami atau seorang istri, dan kita memimpikan tentang sifat-sifat baik yang mereka miliki. Jangan pernah kehilangan memori ketika Anda masih berpacaran sebagai seorang cowok atau cewek. Itu sangat penting.

Istirahat Yosef mengungkapkan apa yang menjadi kehendak Allah darinya. Pada saat beristirahat di dalam Tuhan, sementara kita diam sejenak dari kewajiban dan kegiatan kita sehari-hari, Allah juga berbicara kepada kita. Dia berbicara kepada kita melalui bacaan yang baru saja kita dengarkan, dalam doa dan kesaksian kita, dan dalam keheningan batin kita. Mari kita merenungkan apa dikatakan Tuhan kepada kita, terutama dalam Injil malam hari ini. Ada tiga aspek dari penggalan bacaan ini yang saya ingin Anda pertimbangkan: beristirahat di dalam Tuhan, bangkit bersama Yesus dan Maria, dan menjadi pribadi dengan suara kenabian.

Beristirahat dalam Tuhan. Istirahat sangat diperlukan untuk kesehatan pikiran dan tubuh kita, dan seringkali hal ini begitu sulit dicapai karena banyaknya tuntutan yang diletakkan atas kita. Tetapi istirahat juga penting bagi kesehatan rohani kita, sehingga kita bisa mendengar suara Allah dan memahami apa yang Ia kehendaki dari kita. Yosef dipilih oleh Allah untuk menjadi bapak pemelihara bagi Yesus serta sebagai suami bagi Maria. Sebagai orang Kristen, Anda juga dipanggil, seperti Yosef, untuk membangun sebuah rumah bagi Yesus. Anda membangun sebuah rumah bagi-Nya di dalam hatimu, di dalam keluargamu, di dalam paroki-paroki dan komunitas-komunitasmu.

Untuk mendengar dan menerima panggilan Allah, untuk membangun suatu rumah bagi Yesus, Anda harus dapat beristirahat di dalam Tuhan. Anda harus menyediakan suatu waktu setiap hari untuk berdoa. Tetapi Anda mungkin berkata kepada saya: Bapa Suci, saya ingin berdoa, tetapi ada begitu banyak pekerjaan yang harus dilakukan! Saya harus mengurus anak-anak saya; Saya punya tugas-tugas di rumah; Saya bahkan terlalu lelah untuk bisa tidur dengan nyenyak. Ini mungkin benar, tetapi jika kita tidak berdoa, kita tidak akan tahu hal yang paling penting dari itu semua: yaitu kehendak Allah bagi kita. Dan untuk semua aktivitas kita, kesibukan kita, bilamana itu dilakukan tanpa doa, kita hanya akan meraih hasil yang sangat sedikit.
Beristirahat dalam doa sangatlah penting terlebih khusus bagi keluarga-keluarga. Di dalam keluargalah kita pertama kali belajar bagaimana berdoa. Dan jangan lupa, keluarga yang berdoa bersama, lestari bersama. Hal ini penting. Disanalah, di dalam keluarga, kita mengenal Allah, dalam keluargalah kita tumbuh menjadi pria dan wanita yang beriman, di dalam keluargalah kita melihat diri kita sebagai bagian dari anggota keluarga besar Allah, yaitu Gereja. Dalam keluarga kita belajar bagaimana mengasihi, mengampuni, untuk bermurah hati dan terbuka, untuk tidak tertutup dan egois. Kita belajar untuk bergerak melampaui kebutuhan kita sendiri, untuk berjumpa dengan orang lain dan untuk berbagi hidup dengan mereka. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi kita untuk berdoa sebagai sebuah keluarga! Itulah sebabnya mengapa keluarga sangat penting dalam rencana Allah bagi Gereja!

Saya ingin memberitahu Anda sesuatu yang sangat pribadi. Saya sangat menyukai St. Yosef. Dia adalah pria yang kuat dalam keheningan. Di atas meja saya, saya memiliki patung St. Yosef yang sedang tidur. Sementara tidur, ia menjaga Gereja. Ya, dia bisa melakukannya! Kita tahu itu. Ketika saya punya suatu masalah atau kesulitan, saya menuliskannya di selembar kertas, dan saya meletakkannya di bawah patungnya, sehingga ia bisa memimpikan tentang hal itu. Maksudnya ialah berdoalah kepada St. Yosef untuk masalah ini.

Selanjutnya, bangkit bersama Yesus dan Maria. Momen-momen berharga saat beristirahat, beristirahat dengan Tuhan dalam doa, mungkin adalah saat yang tidak pernah kita inginkan untuk berakhir. Tetapi, seperti Santo Yosef, setelah kita telah mendengar suara Tuhan, kita harus bangun dari tidur kita; kita harus bangkit dan bertindak (bdk. Rom. 13:11). Iman tidak membuat kita terpisah dari dunia, tetapi justru semakin menarik kita untuk tenggelam di dalamnya. Masing-masing dari kita, pada kenyataannya, memiliki peran khusus dalam mempersiapkan kedatangan kerajaan Allah di dunia kita ini.

Sama seperti karunia Keluarga Kudus dipercayakan kepada Santo Yosef, demikian juga karunia dari keluarga dan tempatnya dalam rencana Allah dipercayakan kepada kita sekalian, sehingga kita bisa mengedepankan hal ini. Kepada masing-masing dari Anda dan kita sekalian karena saya juga adalah seorang anak dari sebuah keluarga.

Malaikat Tuhan mewahyukan kepada Yosef bahaya yang mengancam Yesus dan Maria, memaksa mereka untuk mengungsi ke Mesir dan kemudian menetap di Nazareth. Demikian juga, di zaman kita, Allah memanggil kita untuk mengenali bahaya yang mengancam keluarga-keluarga kita sendiri dan untuk melindungi mereka dari marabahaya. Kita harus memperhatikan dengan cermat bentuk penjajahan ideologi baru.

Waspadalah terhadap penjajahan ideologi baru yang mencoba untuk menghancurkan keluarga. Ini tidak lahir dari mimpi yang kita dapat dari Allah dan doa – itu berasal dari luar dan itulah sebabnya saya menyebutnya suatu bentuk penjajahan. Janganlah kita kehilangan kebebasan untuk mengedepankan misi yang telah Tuhan berikan kepada kita, yaitu misi keluarga. Dan sebagaimana rakyat kita di masa lalu mampu untuk mengatakan "Tidak" kepada periode penjajahan, sebagai keluarga kita harus sangat bijaksana dan kuat untuk mengatakan "Tidak" untuk setiap usaha penjajahan ideologis yang bisa menghancurkan keluarga. Dan untuk meminta perantaraan St. Yosef agar tahu kapan harus berkata "Ya" dan kapan harus mengatakan "Tidak" ....

Tekanan-tekanan bagi kehidupan berkeluarga saat ini begitu banyak. Di sini di Filipina, tak terbilang banyaknya keluarga yang masih menderita dampak dari bencana-bencana alam. Situasi ekonomi telah menyebabkan keluarga-keluarga untuk dipisahkan oleh migrasi dan usaha untuk mencari pekerjaan, serta berbagai masalah keuangan yang menghimpit banyak rumah tangga. Sementara terlalu banyak orang hidup dalam kemiskinan yang parah, yang lain terjebak dalam materialisme dan gaya hidup yang merusak kehidupan keluarga dan tuntutan yang paling mendasar dari moralitas Kristiani. Keluarga juga terancam oleh semakin berkembangnya upaya dari sebagian orang untuk meredefinisikan kembali institusi pernikahan, dengan relativisme, dengan budaya yang fana, dengan kurangnya keterbukaan terhadap hidup.
Saya teringat akan Beato Paulus VI ketika berada ditengah tantangan pertumbuhan penduduk, ia memiliki kekuatan untuk mempertahankan keterbukaan kepada kehidupan. Dia tahu kesulitan yang dihadapi oleh keluarga-keluarg, dan itulah sebabnya dalam ensikliknya (Humanae Vitae), ia menyatakan kasih sayangnya untuk kasus-kasus tertentu, dan ia mengajarkan kepada para bapa pengakuan untuk secara khusus memiliki belas kasih dalam kasus-kasus tertentu. Tetapi dia melihat lebih jauh lagi; ia memandang orang-orang di bumi ini dan melihat ancaman dari kehancuran keluarga ini yang hendak merampas hak anak-anak. Paus Paulus VI adalah seorang yang berani, seorang gembala yang baik dan ia memperingatkan domba-dombanya tentang serigala yang mendekat. Dan dari surga ia memberkati kita hari ini.

Dunia kita membutuhkan keluarga-keluarga yang baik dan kuat untuk mengatasi ancaman-ancaman ini! Rakyat Filipina membutuhkan keluarga-keluarga yang kudus dan penuh kasih untuk melindungi keindahan dan kebenaran keluarga dalam rencana Allah, dan untuk menjadi sokongan dan teladan bagi keluarga-keluarga lainnya. Setiap ancaman bagi keluarga merupakan ancaman bagi masyarakat itu sendiri. Masa depan umat manusia, sebagaimana sering dikatakan oleh Santo Yohan Paulus II, dibawa melalui keluarga (bdk. Familiaris Consortio, 85). Oleh karena itu, lindungilah keluarga-keluarga Anda! Lihatlah keluarga-keluargamu sebagai harta terbesar negaramu dan lestarikanlah selalu dengan doa dan rahmat dari sakramen-sakramen. Keluarga-keluarga akan selalu memiliki pergumulan masing-masing, tetapi semoga Anda tidak menjadi sebab yang menambah pergumulan mereka! Sebaliknya, jadilah teladan hidup dalam kasih, pengampunan dan kepedulian. Jadilah suatu tempat berlindung dari penghormatan akan kehidupan, untuk menyatakan kesucian dari setiap kehidupan manusia sejak dikandung sampai kematian yang wajar. Sungguh betapa ini akan menjadi anugerah bagi masyarakat, manakala setiap keluarga Kristen menghidupi secara penuh panggilan mulianya! Jadi bangkitlah bersama Yesus dan Maria, dan melangkahlah di jalan yang Tuhan kehendaki bagi kita masing-masing.

Akhirnya, Injil yang telah kita dengarkan mengingatkan kita tugas Kristen kita untuk menjadi suara kenabian di tengah-tengah komunitas kita masing-masing. Yosef mendengarkan pesan malaikat Tuhan dan menanggapi panggilan Allah untuk merawat Yesus dan Maria. Dengan cara ini ia melakukan perannya dalam rencana Allah, dan menjadi berkat tidak hanya bagi Keluarga Kudus, melainkan juga berkat bagi seluruh umat manusia. Bersama Maria, Yosef menjadi teladan untuk kanak-kanak Yesus sembari ia tumbuh dalam kebijaksanaan, usia dan kasih karunia (bdk. Luk 2:52). Ketika keluarga membawa anak-anak ke dalam dunia, mendidik mereka dalam iman dan menanamkan nilai-nilai, serta mengajarkan mereka untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat, dengan cara demikian mereka menjadi berkat bagi dunia kita. Kasih Allah dinyatakan dan aktif lewat keteladanan kasih kita, dan melalui perbuatan-perbuatan baik yang kita lakukan. Kami memperluas kerajaan Kristus di dunia ini. Dan dalam melakukan hal ini, kita membuktikan diri kita setia pada misi kenabian yang telah kita terima di dalam pembaptisan.

Selama tahun ini yang ditetapkan oleh uskup-uskup kalian sebagai Tahun Bagi Kaum Miskin, saya meminta Anda sekalian, sebagai keluarga-keluarga, untuk secara khusus memperhatikan panggilan kita untuk menjadi murid-murid Yesus yang misioner. Ini berarti siap untuk melampaui rumah Anda dan untuk peduli kepada saudara-saudari kita yang paling membutuhkan. Saya meminta Anda sekalian untuk terutama menunjukkan kepedulian terhadap mereka yang tidak memiliki keluarga mereka sendiri, khususnya mereka yang sudah lanjut usia dan anak-anak tanpa orang tua. Jangan biarkan mereka merasa terasingkan, sendirian dan ditinggalkan, tetapi bantulah mereka untuk menyadari bahwa Allah tidak melupakan mereka.
Saya sangat tersentuh setelah Misa hari ini ketika saya mengunjungi tempat penampungan bagi anak-anak tanpa orang tua. Sudah berapa banyak orang dalam Gereja yang mengusahakan sehingga rumah itu benar-benar menjadi rumah, berapa banyak keluarga? Inilah arti sebenarnya dari mengedepankan, secara kenabian, makna sejati dari keluarga. Anda sendiri mungkin juga miskin secara materi, tetapi Anda memiliki berlimpah hadiah untuk ditawarkan saat Anda memberikan kepada mereka Kristus dan komunitas Gereja-Nya. Jangan sembunyikan iman Anda, jangan menyembunyikan Yesus, tetapi bawalah
Dia ke dalam dunia dan berikanlah kesaksian hidup keluarga Anda!

Sahabat-sahabat terkasih dalam Kristus, ketahuilah bahwa saya selalu berdoa bagimu! Saya berdoa agar Tuhan dapat terus memperdalam cintamu akan Dia, dan agar cinta ini dapat dimanifestasikan dalam cintamu satu sama lain dan bagi Gereja. Seringlah berdoa dan bawalah buah-buah dari doamu ke dalam dunia, sehingga semua orang dapat mengenal Yesus Kristus dan belas kasih-Nya. Tolong doakanlah juga saya, karena saya sungguh-sungguh membutuhkan doa-doamu dan akan selalu bergantung pada doa-doamu selalu!

0 comments:

Post a Comment