Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, March 11, 2016

Sabda Hidup



Sabtu, 12 Maret 2016
Hari Biasa
Pekan IV Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53. BcO Bil. 11:4-6,10-33

Yohanes 7:40-53:
40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." 41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! 42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." 43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. 44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya. 45 Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" 46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" 47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? 48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? 49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" 50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: 51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" 52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." 53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Renungan:
Akhir-akhir ini kita disuguhi berita tentang pilkada DKI th 2017. Makin banyak orang yang bermunculan ingin menantang Ahok. Ada yang mantan menteri, ada yang anggota DPRD ada juga yang capres beberapa waktu pemilihan yang lalu. Kehadiran Ahok menimbulkan pertentangan banyak orang di sekitarnya. Ada yang suka dan mengakui keberhasilannya, ada pula yang selalu melihat kekurangannya.
Banyak orang pun bertentangan ketika melihat Yesus. Ada yang mengakuiNya sebagai orang besar dan nabi, tapi ada pula yang menentangNya. Perdebatan mereka begitu tajam sampai-sampai ayat-ayat Kitab Suci digunakan sebagai materi penguat pendapatnya.
Fenomena orang tertentu memang sering mengusik banyak orang. Mereka yang terkena imbas akan kehadirannya akan berteriak paling lantang untuk melawannya. Mereka yang cerdas pun sering tampak konyol pendapatnya kala menampakkan perlawanan. Mungkin emosi untuk mengalahkanlah yang lebih berkuasa. Mestinya dengan kecerdasannya dia menampilkan suatu perkataan dan gagasan yang lebih cerdas, bukan kekonyolan-kekonyolan karena emosi.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh. 7:40-53. Bandingkan itu dengan fenomena Pilkada di daerahmu atau DKI.

Refleksi:
Bagaimana mampu menerima mereka yang berani menegur kita?

Doa:
Tuhan berikanlah aku kecerdasan emosi untuk menangkap teguran dan kelapangan hati untuk tetap menerima mereka yang menegurku. Amin.

Perutusan:
Aku akan berusaha menguatkan kecerdasan emosiku. -nasp-

0 comments:

Post a Comment