Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, January 31, 2020

Kini Tak Ada Kamar Kosong


Katanya yang terjadi muncul karena pertimbangan Sr. Lusi dari RS Panti Rapih. Rm. Gito memang sudah disertai oleh satu orang pramurukti yang bernama Siswanto. Namun demikian seorang pramurukti mempunyai hak libur seminggu sekali. Meskipun demikian ada yang mengambil libur dua minggu sekali sehingga yang didampingi akan ditinggal dua hari. Dalam hal Rm. Gito, beliau selama ini tinggal di Pastoran Paroki Pringwulung. Ternyata kalau Mas Siswanto libur bisa muncul kerepotan tentang siapa yang harus menggantikan mendampingi beliau. Inilah yang mendorong Sr. Lusi memberi usulan agar Rm. Gito tinggal di Domus Pacis Puren. Di Domus ada beberapa tenaga yang diharapkan bisa membantu lebih-lebih kalau Mas Siswanto mengambil libur. Rm. Sapto yang mengurus Rm. Gito bilang ke Rm. Bambang bahwa Mgr. Rubi sudah menyetujui.

Sapto pada Jumat pagi 31 Januari 2020 bilang ke tenaga Domus agar mempersiapkan kamar yang akan dipakai oleh Rm. Gito. Sehabis makan siang Rm. Bambang melihat kesiapan kamar tersebut. Dan pada sore hari sekitar jam 15.30 Rm. Gito bersama Mas Siswanto tiba di Domus diantar oleh perawat RS Panti Rapih dengan ambulans. Kondisi Rm. Gito memang sudah harus dilayani dalam segalanya. Beliau hanya berbaring. Sehari dua kali harus mendapatkan penguapan dengan oxigen. Untuk makanpun harus disonde.

Ketika makan malam, di kamar makan Mas Falah menginformasikan bahwa Mas Siswanto pada Minggu 2 Februari 2020 akan libur. Padahal Rm. Suntoro, Rm. Harto dan Rm. Tri Wahyono juga harus mendapatkan pelayanan dalam segalanya. Sementara itu Rm. Ria, Rm. Tri Hartono dan Rm. Yadi juga membutuhkan kesiagaan tenaga bila mereka membunyikan bel kamar untuk minta bantuan sesuai kebutuhannya. Berkaitan dengan masalah ambil libur, Rm. Bambang meminta Mas Abas dan Mas Falah untuk membicarakan dengan Mas Siswanto. Maklumlah, dengan penuhnya kamar Domus Pacis Puren, kini ada delapan orang rama yang membutuhkan perhatian khusus.

Catatan Pendek 010220


Berinspirasi dari: Mrk. 4:35-41

1. Badai bisa dialami oleh siapapun.

2. Ketenangan mengubah badai menjadi berkat.

Selamat merenung.
MoGoeng

Lamunan Pekan Biasa III

Sabtu, 1 Februari 2020

Markus 4:35-41

4:35. Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang."
4:36 Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia.
4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.
4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, tidak sedikit yang biasa mengaitkan iman dengan agama. Orang yang beriman ditandai oleh perhatiannya pada agama.
  • Tampaknya, tidak sedikit yang biasa mengaitkan kehidupan beriman dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Makin beriman seseorang makin rajinlah dia menjalani kewajiban dan acara-acara keagamaan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun rajin dan aktif dengan berbagai macam kegiatan keagamaan, orang belum tentu sungguh beriman kalau dalam dirinya tidak memiliki ketenangan hati yang membuahkan keberanian menghadapi berbagai macam masalah. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tidak akan takut berhadapan dengan berbagai ancaman hidup.
Ah, bagaimanapun juga takut akan ancaman itu normal.

Santa Marcella

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 10802 Diterbitkan: 22 Maret 2015 Diperbaharui: 14 Maret 2017

  • Perayaan
    31 Januari
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 325
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
    Martir - meninggal akibat dianiaya oleh pasukan Goth ketika menyerbu kota Roma pada bulan Agustus tahun 410
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Santa Marcella berasal dari keluarga bangsawan Romawi Kristen di kota Roma. Nama ayahnya tidak diketahui; namun ibunya yang bernama Albina, diketahui sebagai seorang kristen yang saleh dan terkenal akan kekayaan dan kebajikannya. Ketika masih kecil, Marcella sudah tertarik mendengarkan kisah-kisah para orang kudus yang dikisahkan oleh ibunya. Dalam hatinya ia ingin menjalani hidup yang kudus seperti mereka.
Keinginannya untuk menjalani kehidupan rohani seperti para pertapa semakin bertambah setelah patriark Konstantinopel, Athanasius, tinggal dirumah mereka. Patriark Athanasius saat itu mengalami pengucilan dan pembuangan oleh kaisar, dan mengungsi ke Roma. Pola hidup asketis dan kisah-kisah ajaib tentang para kudus yang dituturkan Athanasius sangat memikat hati Marcella. Ketika Athanasius akan kembali ke Konstantinopel, ia memberikan hadiah perpisahan kepada Marcella berupa sebuah buku tentang kisah hidup Santo Anthonius Pertapa.
Kecantikan dan kekayaan Marcella membuat ia sangat populer di kalangan masyarakat kelas atas di kota Roma. Banyak pangeran datang melamarnya namun semuanya ditolak. Hingga sebuah lamaran dari seorang pangeran yang berasal dari keluarga bangsawan yang sangat berkuasa tidak mampu ditolak keluarganya. Mereka pun kemudian menikah; namun tujuh bulan kemudian suaminya itu meninggal.
Marcella segera merasa bahwa hidup berumah-tangga bukanlah jalan yang ditentukan Tuhan baginya. Ia lalu memutuskan untuk mengabdikan sisa hidupnya dalam karya amal, doa, dan menjalani hidup asketis dengan penuh keyakinan bahwa Tuhan telah mengarahkan hidupnya untuk hidup kudus dalam kemiskinan. Marcella dengan sungguh-sungguh meninggalkan pola hidup ningrat yang penuh dengan kemuliaan duniawi. Ia menanggalkan gaun indah dan mahal yang selalu dikenakannya dan menggantinya dengan jubah cokelat kasar seperti yang biasa dipakai oleh pelayan. Sejak saat itu Marcella tidak pernah lagi menjalani rutinitasnya setiap hari sebagai seorang wanita bangsawan yaitu: menata rambut dan mengenakan make up.
Bersama dengan beberapa orang wanita (salah seorang diantaranya adalah Santa Lea), Marcella membentuk sebuah komunitas rohani yang kemudian dikenal masyarakat Roma dengan sebutan komunitas “Jubah Coklat” karena memang mereka selalu mengenakan jubah coklat dari kain kasar. Komunitas ini berupaya keras untuk hidup dalam kesucian. Setiap harinya mereka jalani dengan berdoa, bernyanyi, membaca Alkitab, dan melayani orang-orang miskin. Rumah megah milik Marcella dijadikan pusat kegiatan mereka dan sebagai tempat penampungan dan perlindungan bagi para peziarah dan masyarakat miskin.
Pada tahun 382 santo Hieronimus tiba di Roma atas panggilan Paus Santo Damasus I. Paus telah mengatur agar Hieronimus tinggal di rumah keluarga Marcella. Hal ini sangat menggembirakan hati Marcella dan para rubiah (pertapa wanita) pengikutnya. Sebagai seorang wanita terpelajar yang mahir berbahasa Yunani dan Ibrani, Marcella merasa amat bersyukur karena bisa menjamu seorang pemikir besar pada zaman itu.
Santo Hieronimus tinggal selama tiga tahun di Roma untuk mengerjakan berbagai tugas yang diberikan Paus kepadanya (termasuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Latin). Selama itu juga Santo Hieronimus menjadi seorang pembimbing rohani yang sangat terkenal. Banyak orang datang memohon bimbingannya; seperti : Santa PaulaSanta FabiolaSanto PaulinusSanto Pammakius dan tentu saja Santa Marcella dan komunitas Jubah Cokelat yang menjadi tuan rumah bagi bapa gereja tersebut. Bertahun-tahun kemudian, dalam sebuah suratnya, Santo Hieronimus menulis tentang muridnya Marcella:
…. Betapa banyaknya kebajikan dan kecerdasan, berapa tingginya kekudusan dan kemurnian yang saya temukan dalam dirinya…….; apa pun yang telah saya pelajari dalam waktu panjang dan dengan terus menerus bermeditasi hingga menjadi bagian dari diri saya, dapat dia rasakan, dapat dia pelajari dan dapat ia jalani sendiri…...
Ketika Santo Hieronimus kembali ke pertapaannya di padang gurun di Tanah Suci Yerusalem, banyak pengikutnya yang ikut hijrah bersamanya. Santa Marcella tidak ikut bersama mereka dan tetap tinggal di Roma karena ia harus memimpin komunitas biarawati yang didirikannya. Komunitas religius asketis ini terus berkembang pesat. Pengikut-pengikutnya semakin bertambah banyak dan Marcella harus membangun lagi beberapa biara di seluruh kota Roma. Bersama Santa Marcella, para rubiah jubah cokelat mengabdikan diri untuk melayani orang-orang miskin dan terlantar.
Pada tahun 410 kota Roma diserbu dan dijarah oleh bangsa Goth (Jerman). Santa Marcella yang saat itu sudah berusia tujuh puluh tahun tidak ikut mengungsi keluar kota. Ia pun ditangkap oleh para penyerbu dan disiksa dengan kejam karena mereka menginginkan emas permata dan harta kekayaan keluarganya. Namun setelah ia disiksa sampai sekarat, mereka harus kecewa dan melepaskannya pergi karena ia memang sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Semua harta bendanya sudah ia jual untuk mendanai biara-biara dan karya-karya amal yang mereka laksanakan selama ini.
Santa Marcella yang sedang sekarat dibawa pergi oleh seorang muridnya bernama Principia ke Gereja Santo Paulus di Roma. Tubuhnya yang renta tidak mampu menahan siksaan kejam yang dialaminya. Ia pun meninggal pada keesokan harinya.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Thursday, January 30, 2020

Catatan Pendek 310120


Berinspirasi dari: Mrk. 4:26-34

1. Sesuatu tumbuh berangkat dari yang kecil.

2. Ketekunan menghidupkan yang kecil membawa orang pada hasil yang besar.

Selamat merenung.
MoGoeng

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Yohanes Bosco, Imam
Jumat, 31 Januari 2020

Markus 4:26-34

4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."
4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya?
4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya."
4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka,
4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa pembicara hebat adalah yang mampu menghadirkan hal-hal baru. Dia adalah orang berilmu.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa pembicara hebat adalah yang mampu membuat para pendengarnya terpesona. Dia dapat menarik perhatian karena yang diomongkan di luar perhitungan para pendengar.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun pandai berbicara dan menghadirkan ilmu-ilmu baru, orang belum sungguh menjadi pembicara hebat kalau di dalam omongannya tidak melandaskan diri pada paradigma pendengar sehingga dapat menghadirkan cakrawala lain yang bernuansa ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati sekalipun bicara tentang hal-hal surgawi orang akan melandaskan diri pada pengertian manusiawi pendengarnya.
Ah, kalau sungguh baik sebagai pembicara, orang akan banyak diundang ke banyak tempat dengan honor tinggi.

Santa Hyacintha Mariscotti

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5437 Diterbitkan: 19 Oktober 2014 Diperbaharui: 29 Januari 2017

  • Perayaan
    30 Januari
  •  
  • Lahir
    Tahun 1585
  •  
  • Kota asal
    Viterbo, Italia
  •  
  • Wafat
    Tanggal 30 Januari 1640 di Viterbo, Italia - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tanggal 1 September 1726 oleh Paus Benediktus XIII
  •  
  • Kanonisasi
    Tanggal 24 May 1807.oleh Paus Pius VII

Santa Hyacintha lahir pada tahun 1585 dalam keluarga bangsawan Italia yang berkuasa dan kaya-raya. Ayahnya adalah Pangeran Marc Antonio di Mariscotti, sedangkan ibunya berasal dari keluarga bangsawan Orsini dari Roma bernama Ottavia Orsini. Ia dibabtis dengan nama Clarice.
Setelah adik perempuannya menikah, Clarice yang kecewa berat ini, masuk biara suster Fransiskan di Viterbo. Tetapi rupanya hanya sebagai suster sekular. Ia tetap membiarkan diri dilengkapi dengan segala macam makanan dan pakaian yang membuat dia mampu menikmati hidup yang sangat enak dan nyaman. Kamar-kamarnya dilengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan mebel yang mewah. Semangat matiraga dan penyangkalan diri yang seharusnya dihayati oleh seorang biarawati, tak pernah terlintas dalam pikirannya.
Kemudian, terjadilah, bahwa dia diterpa oleh suatu penyakit yang aneh, dan bapa pengakuannya harus pergi ke kamarnya untuk memberikan pelayanan sakramen tobat kepadanya. Ketika dia melihat barang-barang duniawi dan kemewahan yang ada di kamar Hyacinta, dengan keras dan tajam ditegurnya suster yang sakit itu. Karena nasehat bapa pengakuannya itu, dia kemudian pergi ke kamar makan umum yang biasa, dan di sana dengan berkalungkan seutas tali pada lehernya, dia memohon pengampunan dari seluruh suster dalam biara karena telah menjadikan dirinya sebagai batu sandungan bagi mereka.
Namun, baru setelah dia berseru mohon pertolongan St. Katarina dari Siena, dia mampu melucuti dirinya dari semua kemewahan itu lalu dengan tegas dan tuntas dia masuk ke dalam kehidupan membiara yang penuh kebajikan.
Suster Hyacinta mulai menghayati semangat pertobatan dan menjalani laku silih yang berat sampai pada akhir hidupnya. Dia berjalan dengan kaki telanjang, mengenakan jubah tua yang telah dibuang oleh seorang suster yang lain, dan menjalankan tugas-tugas yang paling rendah dan paling memerlukan jerih payah. Dia hanya makan makanan seadanya, yang dicampur dengan rerumputan pahit. Tempat tidurnya terdiri atas beberapa potongan papan kayu, dengan hanya terhampar selembar selimut di atasnya. Sebagai bantal dipergunakannya sebongkah batu.
Dia menekuni devosi khusus kepada penderitaan-penderitaan Kristus; dan demi mengingat kembali penderitaan-penderitaan itu, pada hari Jumat dan Pekan Suci dia menjalankan matiraga yang berat. Dipersembahkannya juga kasih keanakan kepada Bunda Maria Penuh Kasih, yang sesekali menampakkan diri dan memberikan penghiburan kepadanya.
Diperkaya dengan semua kebajikan dan terhiasi dengan hormat besar dari sesama suster-susternya, dia meninggal dunia pada usia 55 tahun pada 1640.
Banyak mujizat dilaporkan terjadi di makamnya. Setelah diselidiki dengan seksama oleh otoritas gereja, mujizat-mujizat tersebut dinyatakan benar dan karena itu suster Hyacinta lalu dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIII pada tanggal 1 September 1726.
Hampir se-abad kemudian ia dikanonisasi oleh Paus Pius VII pada tanggal 24 May 1807.

Wednesday, January 29, 2020

Catatan Pendek 300120


Berinspirasi dari: Mrk. 4:21-25

1. Menghadirkan terang dan kebaikan adalah panggilan utama kita.

2. Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.

Selamat merenung.
MoGoeng

Lamunan Pekan Biasa III

Kamis, 30 Januari 2020

Markus 4:21-25

4:21. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian.
4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap.
4:23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu.
4:25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, tidak sedikit orang berpikir bahwa pemberian cuma-cuma selayaknya diarahkan kepada yang berkekurangan. Orang yang masuk golongan punya sudah memiliki landasan pengembangan diri.
  • Tampaknya, tidak sedikit orang berpikir bahwa kaum miskin adalah golongan yang harus mendapatkan bantuan. Segala bakti sosial berupa pemberian biasa ditujukan kepada kaum miskin yang tak berkemampuan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun masuk pada golongan kaum minus, bagaimanapun juga setiap orang memiliki talenta sekecil apapun yang kalau dikembangkan akan menghadirkan hasil jauh lebih berlimpah dibandingkan yang berkembampuan banyak tetapi tak diolah dan dikembangkan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kalau tidak biasa mengolah diri untuk mengembangkan kemampuan orang justru menjadi miskin bakat sekalipun tadinya multitalenta.
Ah, asal bertalenta besar dan banyak dengan sendirinya akan mudah mencari nafkah.

Santo Gildas

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3342 Diterbitkan: 25 Juli 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014

  • Perayaan
    29 Januari
  •  
  • Lahir
    Tahun 516
  •  
  • Kota asal
    Clydeside, Scotlandia
  •  
  • Wilayah karya
    Inggris, Perancis
  •  
  • Wafat
    Sekitar tahun 570 di Houat, Brittany (Sekarang wilayah Perancis)
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Santo Gildas dilahirkan sekitar tahun 516 di Clydeside, Scotlandia dalam keluarga bangsawan. Sebagai seorang pemuda ia bertekad untuk mempraktekkan gaya hidup mengurbankan diri. Ia melakukan ini guna membantu dirinya sendiri semakin dekat pada Tuhan. Gildas bersungguh-sungguh dengan komitmen Kristianinya. Ia merasa bertanggung jawab untuk berdoa dan berkurban demi silih atas dosa-dosa yang dilakukan orang sejamannya.
Ia menulis khotbah-khotbah berusaha meyakinkan orang untuk meninggalkan kejahatan. Ia mendorong mereka untuk menghentikan hidup penuh skandal. Sebab Gildas begitu peduli, tulisan-tulisannya terkadang terasa terlalu kritis. Sesungguhnya, ia tidak bermaksud mengutuk siapapun. Ia memohon orang untuk berbalik kepada Tuhan.

Gildas adalah seorang rohaniwan yang mengamalkan hidup seorang pertapa. Ia memilih hidup doa yang hening sebab ia hendak melarikan diri dari dunia sekelilingnya. Ia memilih gaya hidupnya demi membantu diri bertumbuh semakin dekat pada Tuhan. Ia lebih sadar dari orang kebanyakan mengenai hal-hal yang sangat keliru dalam masyarakat. Sayangnya, banyak orang tidak cukup sadar akan Tuhan dan hukum-Nya. Mereka bahkan tidak menyadari kejahatan yang tengah membinasakan mereka. Itulah sebabnya mengapa sebagian orang dalam Gereja - para imam, uskup, dan kaum awam baik laki-laki maupun perempuan - pergi kepada Gildas mohon nasehat mengenai hal-hal rohani yang mendalam.

Menjelang akhir hidupnya, Gildas mengamalkan hidup bertapa di sebuah pulau kecil di Brittany. Meski ia menginginkan kesendirian guna mempersiapkan jiwanya menyongsong maut, para murid mengikutinya juga ke sana. St. Gildas menyambut mereka sebagai suatu pertanda bahwa Tuhan menghendakinya untuk membagikan karunia-karunia rohaninya kepada yang lain. Gildas adalah bagaikan “nurani” masyarakat. Terkadang, kita tak suka mendengar mengenai dosa, tetapi dosa itu nyata. Terkadang kita juga dicobai untuk melakukan yang salah atau menjadi lalai. Pada saat itulah kita dapat memanjatkan sebuah doa singkat kepada St. Gildas. Kita memohon bantuannya untuk memperolehkan bagi kita kekuatan niat untuk melakukan hal yang benar.

Tuesday, January 28, 2020

Catatan Pendek 290120


Berinspirasi dari: Mrk. 4:1-20

1. Lahan subur, bibit bagus dan perawatan optimal memberikan pengharapan hasil yang baik.

2. Sinergi ketiganya menjadi panggilan kita.

Selamat merenung.
MoGoeng

Lamunan Pekan Biasa III

Rabu, 29 Januari 2020

Markus 4:1-20

4:1. Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu.
4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka:
4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.
4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.
4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.
4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.
4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat."
4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu.
4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,
4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun."
4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?
4:14 Penabur itu menaburkan firman.
4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.
4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,
4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.
4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu,
4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.
4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, tidak sedikit yang mengaitkan tindakan mengajar dengan transfer ilmu. Itu adalah kegiatan seorang guru atau dosen di sekolah atau perguruan tinggi.
  • Tampaknya, pengajaran menjadi kegiatan yang bercorak ilmiah. Itu berkaitan dengan kepentingan intelektual.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun istilah pengajaran banyak dikaitkan dengan hal ilmiah untuk kepentingan intelektual, pengajaran bagi banyak orang yang berkaitan untuk pengembangan penghayatan hidup amat berkaitan dengan kebutuhan jiwani sehingga metode narasi akan mampu menyentuh lubuk hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati seorang guru sejati akan peka pada pola jiwani para pendengarnya dan selalu menggerakkan kalbu masing-masing untuk mempertimbangkan apapun yang dikatakan.
Ah, guru yang baik akan mampu menggaet banyak anak datang minta les privat.

Santo Thomas Aquinas

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5044 Diterbitkan: 25 Juli 2013 Diperbaharui: 03 Februari 2019

  • Perayaan
    28 Januari
  •  
  • Lahir
    Tahun 1225
  •  
  • Kota asal
    Monte Cassino - Italia
  •  
  • Wilayah karya
    Perancis, Italia
  •  
  • Wafat
    7 Maret 1274 di Fossanuova dekat Terracina Italia | Oleh sebab alamiah
    Relics disemayamkan di Gereja Saint-Servin, Toulouse, Perancis
    Tanggal 22 Oktober 1974 Relics dipindahkan ke the Church of the Jacobins, Toulouse
  •  
  • Kanonisasi
    18 Juli 1323 oleh Paus Yohannes XXII

Pujangga besar Gereja ini lahir sekitar tahun 1225.  Ia adalah anak kesembilan dari sebuah keluarga bangsawan di Italia. Thomas seorang yang amat cerdas, tetapi ia tidak pernah menyombongkan kelebihannya itu. Ia sangat menyadari bahwa kecerdasan pikirannya itu adalah karunia dari Tuhan.
Kastil keluarganya berada di Roccasecca, sebelah utara Monte Cassino di mana para biarawan Benediktin tinggal. Pada usia lima tahun, Thomas dikirim ke biara tersebut untuk memperoleh pendidikan. Ketika usianya delapanbelas tahun, ia pergi ke Naples untuk melanjutkan pendidikannya. Di sana ia bertemu dengan suatu kelompok religius baru yang disebut sebagai Ordo Para Pengkhotbah. Pendiri mereka, St. Dominikus, masih hidup kala itu. Thomas tahu bahwa ia ingin menjadi seorang imam. Ia merasa bahwa ia dipanggil untuk bergabung dengan kelompok tersebut yang kelak lebih dikenal dengan sebutan “Dominikan”. Namun keinginan Thomas ini tidak berkenan di hati kedua orang tuanya.
Ketika ia sedang dalam perjalanan ke Paris untuk belajar, saudara-saudaranya menculiknya. Mereka mengurungnya di salah satu kastil keluarga mereka selama lebih dari satu tahun. Selama masa itu, mereka melakukan segala daya upaya untuk membuat Thomas mengubah pendiriannya. Seorang saudarinya juga datang untuk membujuknya agar melupakan panggilannya. Tetapi Thomas berbicara demikian indahnya tentang sukacita melayani Tuhan, sehingga saudarinya itu mengubah pendapatnya. Saudarinya itu bahkan memutuskan untuk mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan sebagai biarawati.

Setelah lima belas bulan lamanya, pada akhirnya Thomas diberi kebebasan untuk memenuhi panggilannya. St. Thomas menulis demikian indah tentang Tuhan sehingga orang-orang dari seluruh dunia telah mempergunakan tulisan-tulisannya selama beratus-ratus tahun. Penjelasannya tentang Tuhan dan tentang iman berasal dari cintanya yang amat mendalam kepada Tuhan. Ia seorang yang apa adanya sebab ia tidak sedang berusaha untuk membangkitkan kesan kepada siapa pun. Yang ia inginkan dengan segenap hatinya adalah mempersembahkan karunia hidupnya kepada Yesus dan kepada Gereja.

St. Thomas merupakan salah seorang dari Pujangga terbesar yang pernah dimiliki oleh Gereja. Ia bagaikan mutiara dengan sinar yang cemerlang dalam terang Roh Kudus. Sekitar akhir tahun 1273, Paus Gregorius X meminta Thomas untuk ambil bagian dalam suatu pertemuan penting Gereja yang disebut Konsili Lyon. Ketika sedang dalam perjalanannya ke sana, Thomas jatuh sakit. Ia harus menghentikan perjalanannya dan tinggal di sebuah biara di Fossanova, Italia, di mana akhirnya ia wafat di tanggal 7 Maret 1274.  Permata Gereja ini wafat dalam usianya yang baru empat puluh sembilan tahun.
St. Thomas dinyatakan kudus pada tahun 1323 oleh Paus Paulus II; Paus Pius V memberinya gelar Pujangga Gereja pada tahun 1567; Paus Leo XIII memberinya gelar mahaguru dari segala doktor akademik pada tahun 1879 dan pelindung semua universitas, perguruan tinggi, dan sekolah pada tahun 1880.

Monday, January 27, 2020

Catatan Pendek 280120


Berinspirasi dari: Mrk. 3:31-35

1. Persaudaraan tak dibatasi darah dan daging.

2. Ruang kehadiran keselamatan tak bisa dikungkung oleh persaudaraan yang sempit.

Selamat merenung.
MoGoeng

Lamunan Peringatan Wajib

Santo Thomas Aquino, Imam dan Pujangga Gereja
Selasa, 28 Januari 2020

Markus 3:31-35

3:31. Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.
3:32 Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: "Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar, dan berusaha menemui Engkau."
3:33 Jawab Yesus kepada mereka: "Siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku?"
3:34 Ia melihat kepada orang-orang yang duduk di sekeliling-Nya itu dan berkata: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku!
3:35 Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu bahwa orangtua adalah sosok yang menyebabkan orang lahir di dunia. Mereka juga disebut ayah dan bunda.
  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu bahwa saudara atau saudari adalah sosok seayah dan seibu. Bahkan orang-orang yang punya hubungan yang punya hubungan darah silsilah juga menjadi keluarga.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun seayah dan sebunda serta punya hubungan darah sesama silsilah, orang belum tentu memiliki kesejatian hubungan keluarga kalau tidak menjadi sesama pelaku perintah yang muncul dari kalbu nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan terbuka bersaudara dengan siapapun yang sama-sama hidup berlandaskan nurani.
Ah, yang namanya saudara itu ya yang hanya berasal dari rahim yang sama.

Santa Angela Merici

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 12707 Diterbitkan: 24 Juli 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014

  • Perayaan
    27 Januari
  •  
  • Lahir
    21 Maret 1474
  •  
  • Kota asal
    Desenzano, Italia
  •  
  • Wafat
    24 Januari 1540 di Brescia, Italy | Oleh sebab alamiah
    Disemayamkan di Church of Saint Afra, Brescia, Italy
    Tubuh tetap utuh
  •  
  • Beatifikasi
    30 April 1768 oleh Paus Klemens XIII
  •  
  • Kanonisasi
    24 Mei 1807 oleh Paus Pius VII

Santa Angela Merici adalah pendiri Ordo Santa Ursula (OSU); biara susteran yang resminya berdiri tanggal 25 November 1536 di Italia itu kini telah tersebar di berbagai negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Ordo mereka terus melanjutkan karyanya bagi Yesus dan Gereja-Nya, teristimewa dalam bidang pendidikan bagi anak-anak dan remaja.
Angela dilahirkan di sebuah kota kecil di Italia bernama Desenzano, sekitar tahun 1474. Kedua orangtuanya meninggal dunia ketika ia berusia sepuluh tahun. Ia dan satu-satunya saudari perempuan, yang tiga tahun lebih tua usianya, amat sangat saling mengasihi. Seorang paman yang kaya membawa kedua gadis tersebut masuk dalam keluarganya. Masih belum pulih kesedihannya karena kehilangan orangtuanya, Angela kembali terpukul ketika saudarinya juga meninggal dunia.

Kakak perempuannya itu bahkan meninggal sebelum seorang imam sempat memberinya sakramen terakhir. Angela amat khawatir akan keselamatan jiwa saudarinya itu. Yesus menyatakan kepadanya bahwa saudarinya telah selamat. Angela merasakan suatu perasaan damai memenuhi jiwanya. Ia mengucap syukur kepada Tuhan dalam doa. Angela ingin melakukan sesuatu untuk menyatakan rasa terima kasihnya. Keinginannya itu membuatnya berjanji untuk melewatkan seluruh sisa hidupnya dengan melayani Tuhan sehabis-habisnya.

Ketika berusia sekitar duapuluh tahun, Angela mulai memperhatikan bahwa anak-anak di kotanya sedikit sekali pengetahuannya tentang agama. Angela mengajak beberapa teman perempuan untuk bergabung dengannya memberikan pelajaran agama. Teman-teman Angela dengan penuh semangat membantunya mengajar anak-anak. Pada waktu itu belum ada biarawati dari suatu ordo religius yang memberikan pelajaran. Belum pernah ada yang berpikir tentang hal itu. St. Angela Merici adalah orang pertama yang mengumpulkan sekelompok perempuan untuk membuka sekolah bagi anak-anak. Pada tanggal 25 November 1536, duapuluh delapan perempuan muda mempersembahkan hidup mereka kepada Tuhan. Itulah yang menjadi asal mula berdirinya Ordo Santa Ursula (OSU). Angela mempercayakan kongregasinya dalam perlindungan St. Ursula. Oleh karena itulah ordo mereka diberi nama sesuai nama santa pelindung mereka.
Pada mulanya, para perempuan itu tetap tinggal di rumah mereka masing-masing. Oleh karena berbagai macam halangan dan kesulitan, diperlukan waktu yang cukup lama sebelum pada akhirnya mereka dapat hidup bersama dalam sebuah biara. Angela wafat pada tanggal 27 Januari 1540 pada saat kongregasinya masih dalam tahap awal berdiri. Kepercayaannya kepada Tuhan telah banyak kali menolong Angela mengatasi berbagai macam pencobaan berat yang harus ditanggungnya semasa hidupnya. Tidak ada keraguan sedikit pun dalam hati Angela bahwa Tuhan akan memelihara karya yang baru saja dimulainya. Dan memang demikianlah yang terjadi.
Angela dinyatakan kudus oleh Paus Pius VII pada tahun 1807.

Sunday, January 26, 2020

Catatan Pendek 270120


Berinspirasi dari: Mrk. 3:22-30

1. Kesatuan menjadi salah satu kunci utama bagi pencapaian sesuatu.

2. Keterpecahan sedikit banyak mengganggu kebersamaan hidup.

Selamat merenung.
MoGoeng

Lamunan Pekan Biasa III

Senin, 27 Januari 2020

Markus 3:22-30

3:22. Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."
3:23 Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis?
3:24 Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan,
3:25 dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan.
3:26 Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.
3:27 Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.
3:28 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan.
3:29 Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."
3:30 Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, adalah wajar kalau setiap orang atau kelompok orang memiliki sudut pandang sendiri. Satu sama lain bisa berbeda dalam sudut pandang.
  • Tampaknya, adalah wajar kalau orang-orang atau kelompok-kelompok terhadap fakta yang sama memiliki perbedaan persepsi. Sekalipun beda-beda persepsi perjumpaan antar mereka justru memperluas cakrawala.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sekalipun perbedaan pandangan antar orang atau kelompok adalah wajar, kalau di dalam diri orang atau kelompok tertentu ada sikap benci dan permusuhan yang terjadi adalah pandangan gelap tak ada cahaya kebaikan pada yang berbeda. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu siap dan waspada dipandang jahat oleh yang memusuhi sekalipun ia selalu bertindak demi kebaikan banyak orang.
Ah, terhadap yang memusuhi orang sebaiknya diam saja daripada konflik.

Santa Paula

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 6325 Diterbitkan: 23 Maret 2015 Diperbaharui: 26 Agustus 2016

  • Perayaan
    26 Januari
  •  
  • Lahir
    5 Mei 347
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wilayah karya
    Roma, Yerusalem, Betlehem
  •  
  • Wafat
    Tahun 404 di Betlehem Yerusalem Israel - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Santa Paula adalah seorang wanita bangsawan tinggi Romawi yang merupakan kerabat dekat dari kaisar. Dalam usia muda ia sudah menikah dengan seorang senator bernama Toxotius dan perkawinan mereka diberkati Tuhan dengan lima orang anak. Dua orang anaknya kelak juga menjadi santa yaitu santa Blaesila dan santa Eustakia.
Ketika ia memasuki umur 32 tahun, suaminya Toxotius meninggal dunia. Selagi berada dalam kepedihan yang mendalam karena kematian suaminya, Tuhan mengetuk hatinya untuk suatu kehidupan bakti hanya kepada-Nya. Paula yang sudah biasa menjalin hubungan dengan Tuhan melalui doa-doanya, mendengarkan suara Tuhan itu. Ia lalu mengabdikan hidupnya kepada Tuhan dengan hidup menyendiri dalam kesunyian tapa dan karya-karya amal kasih.
Santo Hieronimus dimintainya untuk menjadi pembimbing rohaninya. Setelah menjalani hidup demikian selama tiga tahun, ia meninggalkan anak-anaknya yang sudah dewasa dan berangkat ke Tanah Suci bersama seorang putrinya Eustakia. Ia bermaksud untuk menetap di Betlehem, kota yang dimuliakan sebagai tempat kelahiran Yesus sang Penebus. Ia memberikan devosi khusus kepada Kanak-kanak Yesus dengan berdoa dan bermatiraga. Paula yakin bahwa orang yang tidak pernah merenungkan kehidupan Yesus selagi kanak-kanak, sulit untuk menghayati kebenaran-Nya. Cintanya kepada Yesus, kanak- kanak Suci, melebihi cintanya kepada anak-anaknya sendiri. Bila berada di gua Betlehem, hatinya terharu dan sambil menangis ia berdoa: Aku memberi Salam kepadamu hai Betlehem, rumah Roti Kehidupan, yang turun dari surga dan dilahirkan oleh Maria Perawan Yang Suci.
Kepada semua orang yang berziarah di Betlehem, ia menyediakan tempat-tempat penginapan dan dengan rajin melayani mereka. Untuk Santo Hieronimus dan para pengikutnya, ia membangun sebuah rumah khusus. Rumah inilah yang kelak menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Paula meninggal dunia pada tahun 404 dalam usia 57 tahun.