Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, January 15, 2020

Santo Paulus Pertapa

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5426 Diterbitkan: 23 Juli 2013 Diperbaharui: 24 November 2015

  • Perayaan
    15 januari
  •  
  • Lahir
    Tahun 230
  •  
  • Kota asal
    Lower Thebes, Mesir
  •  
  • Wafat
    15 Januari 342
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Santo Paulus Pertapa dilahirkan dalam sebuah keluarga Kristen pada tahun 229. Mereka tinggal di Thebes, Mesir. Dengan cara hidup mereka, orangtuanya menunjukkan kepada Paulus bagaimana mencintai Tuhan dan sujud menyembah kepada-Nya dengan segenap hati. Tentulah Paulus merasa sangat sedih kehilangan kedua orangtuanya ketika usianya baru lima belas tahun.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 250, Kaisar Desius mulai melakukan penganiayaan yang kejam terhadap Gereja. Paulus bersembunyi di rumah seorang sahabat, tetapi ia merasa tidak aman. Kakak iparnya mengincar harta warisannya. Sewaktu-waktu dapat saja saudaranya itu mengkhianatinya serta melaporkannya kepada penguasa. Jadi, Paulus melarikan diri ke padang gurun. Ia menemukan gua dengan sebuah pohon palma dan mata air segar di dekatnya. Di sanalah ia menetap. Ia menjalin dahan-dahan palma dan dijadikannya pakaiannya. Ia makan buah-buahan dan minum air segar.

Paulus bermaksud untuk tinggal di sana hanya sementara waktu saja hingga masa penganiayaan berakhir. Namun demikian, pada saat masa tersebut sudah lewat, ia telah jatuh hati dengan hidup doa. Ia merasa begitu dekat dengan Tuhan. Bagaimana ia dapat melepaskannya? Paulus memutuskan untuk tinggal di padang gurun dan tidak pernah kembali lagi pada pola hidupnya yang mewah. Sebaliknya, ia akan melewatkan sepanjang hidupnya dengan berdoa bagi kepentingan semua orang dan melakukan silih bagi dosa.

Ada seorang pertapa kudus lainnya pada masa itu, namanya St. Antonius. Antonius beranggapan bahwa hanya ia sendirilah yang bertapa. Tuhan menunjukkan Paulus kepadanya dalam suatu mimpi dan dan menyuruh Antonius untuk pergi mengunjunginya. Paulus sangat gembira bertemu dengan Antonius, sebab ia tahu bahwa ajal akan datang menjemputnya beberapa hari lagi.
Antonius merasa sedih sebab ia tidak ingin kehilangan sahabat barunya demikian cepat. Tetapi, seperti telah diramalkan sendiri olehnya, Paulus wafat pada tanggal 15 Januari tahun 342 dalam usia seratus tiga belas tahun. Banyak karunia rohani yang luar biasa telah diterima Paulus, dan  kematian menjemputnya dalam sukacita rohani yang luar biasa.
Antonius menguburkan pertapa suci ini dengan jubah yang dulunya adalah milik Santo Athanasius Agung.  Lalu, Antonius membawa pulang serta menyimpan baik-baik baju dari dahan-dahan pohon palma yang biasa dikenakan Paulus. Tak pernah ia melupakan sahabatnya yang mengagumkan itu.

0 comments:

Post a Comment