Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, January 21, 2020

Santo Bartolomeus Alban Roe

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 642 Diterbitkan: 22 Januari 2019 Diperbaharui: 18 Oktober 2019

  • Perayaan
    21 Januari
    25 Oktober (Pesta bersama 40 Martir Inggris dan Wales)
    29 Oktober (Pesta bersama Para Martir Douai)
  •  
  • Lahir
    Tahun 1583
  •  
  • Kota asal
    Suffolk, Inggris
  •  
  • Wafat
    21 Januari 1642 di Tyburn, London, Inggris | Martir

    Tewas di Tiang Gantungan. Jenasahnya diseret dengan kuda lalu dipotong-potong dan di buang
  •  
  • Venerasi
    8 Desember 1929 oleh Paus Pius XI (decree of martyrdom)
  •  
  • Beatifikasi
    15 Desember 1929 oleh Paus Pius XI
  •  
  • Kanonisasi
    25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI

Detail awal kehidupan Santo Bartolomeus Alban Roe tidak banyak tercatat. Diketahui ia lahir pada tahun 1583 di Suffolk Inggris, dalam sebuah keluarga Protestan. Bartolomeus dibesarkan sebagai seorang Protestan fanatik yang sangat membenci ajaran Gereja Katolik. Namun Roh Kudus menyentuh hatinya dan membawa ia bersama saudaranya James ke dalam iman Katolik dengan cara yang unik.
Bermula saat Bartolomeus mencoba menyakinkan seorang Katolik (yang saat itu tengah dipenjara karena imannya) untuk meninggalkan imannya.  Tetapi ia malah mendapati dirinya kalah dalam perdebatan tentang ajaran iman yang sejati, dan sejak saat itu ia menjadi sangat gelisah.
Menurut catatan Uskup Richard Challoner (Uskup London sejak tahun 1739 sampai 1781), perdebatan itu menuntun Bartolomeus menemukan Kebenaran Sejati.
Pada tahun 1607 Bartolomeus berangkat ke Perancis untuk belajar di Seminari berbahasa Inggris di Douai Perancis Utara. Ia ingin menjadi seorang imam dan ingin melayani umat Katolik Inggris yang hidup dalam penderitaan. Namun tiga tahun kemudian ia dikeluarkan dari seminari karena wataknya yang keras kepala dan cenderung temperamental. Dikeluarkan dari Seminari tidak membuat Batolomeus patah semangat. Ia berjuang memelihara panggilannya dan berupaya keras memperbaiki wataknya yang pemarah. Walau telah hidup diluar biara, Bartolomeus tetap menjalani disiplin hidup membiara sebagaimana layaknya seorang calon imam. Karena itulah pada tahun 1613 ia diterima di Biara Benediktin Santo Laurensius di Dieulouard, Lorraine, Perancis dan ditahbiskan menjadi seorang imam pada tahun 1615. Pada tahun itu juga Bartolomeus Alban Roe,OSB kembali ke Inggris sebagai seorang Missionaris.
Pater Bartolomeus tiba di Inggris namun tertangkap saat ia berusaha memasuki kota London. Ia dijebloskan kedalam penjara lalu diusir ke Perancis. Dua tahun kemudian (1618) ia kembali masuk ke Inggris dan berkarya memberikan pelayanan pastoral secara sembunyi-sembunyi bagi umat Katolik yang tengah dianiaya. Namun ia kembali tertangkap dan kali ini ia harus meringkuk dipenjara selama lima tahun. Pada tahun 1623 ia dibebaskan atas upaya Duta Besar Spanyol. Salah satu syarat pembebasannya adalah harus meninggalkan Inggris untuk selamanya.
Bartolomeus kembali ke Perancis, namun pada tahun 1625 imam Benediktin yang keras kepala ini kembali menyelundup ke pulau Inggris demi melayani umat di tanah kelahirannya itu. Ia sempat berkarya selama beberapa waktu sebelum akhirnya tertangkap lagi dan kembali harus meringkuk dipenjara selama 17 tahun.  
Pada tahun 1642 pater Bartolomes Alban Roe,OSB di bawa ke pengadilan untuk menjalani persidangan atas kejahatan: Menjadi Seorang Imam Katolik. Sidang berjalan cepat, dan para Juri hanya membutuhkan waktu satu menit untuk memutuskan ia bersalah dan dihukum mati. Sesaat setelah pembacaan keputusan, Bartholomeus dengan lantang berseru: "Juruselamatku telah menderita jauh lebih hebat bagiku dibanding semua (keputusan) ini; dan aku bersedia menerima semua siksaan yang terburuk bagi-NYA." Dia berdiri lalu dengan senyum kemenangan membungkuk hormat kepada hakim dan para juri karena telah membantunya untuk dapat menderita bagi Yesus Kristus.
Pada tanggal 21 Januari 1642 Bartholomeus dibawa ke Tyburn, London untuk dihukum mati. Saat sherrif mempersilahkan untuk mengucapkan kata-kata terakhir, Bartholomeus menggunakan kesempatan ini untuk berkhotbah dengan gembira tentang arti kematiannya sebagai seorang martir Kristus. Dia sempat bercanda kepada Sheriff dengan bertanya : “Apakah saya akan bebas dari hukuman mati bila kembali menjadi seorang Protestan?.” Sheriff mengangguk setuju dan iman Benediktin ini pun tersenyum. Ia menoleh pada kerumunan massa dan berkata: "Lihat!!, inilah kejahatan yang membuat saya dihukum mati. Selain agama, adakah kesalahan saya yang lain?."  Sang sheriff meradang dan Bartolomeus segera digantung hingga tewas di atas tiang gantungan. Sherrif yang murka kemudian menyeret jenasah martir ini berkeliling Tyburn lalu tubuh tak bernyawa itu dipotong-potong dan dibuang.
Kemartiran pater Bartholomeus Alban Roe diakui Gereja pada tanggal 8 Desember 1929. Pada tanggal 15 Desember 1929 ia di beatifikasi oleh Paus Pius XI dan 40 tahun kemudian ia dikanonisasi pada tanggal 25 Oktober 1970 oleh Paus Paulus VI sebagai salah satu dari Empat Puluh Martir Inggris dan Wales. Hari perayaan Santo Bartholomeus adalah pada tanggal 21 Januari sesuai hari kemartirannya sedangkan hari Pesta bersama Empat Puluh Martir Inggris dan Wales di rayakan pada setiap tanggal 25 Oktober. (QQ)

0 comments:

Post a Comment