Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Saturday, January 4, 2020

Santo Yohanes Neumann



Bukan saja Yohanes Neumann itu seorang yang pendiam, ia juga seorang yang pendek dengan tingginya seratus tujuhpuluh lima senti. Sinar matanya amat lembut dan ia banyak tersenyum.

Yohanes dilahirkan pada tanggal 28 Maret 1811 di Bohemia, sekarang bagian dari Republik Czech. Orangtuanya adalah Filipus dan Agnes Neumann. Yohanes mempunyai empat orang saudari dan seorang saudara kandung. Setelah lulus dari sekolah, Yohanes masuk seminari. Ketika tiba saatnya untuk ditahbiskan, Bapa Uskup jatuh sakit. Sesudahnya, tanggal pentahbisannya tidak pernah ditetapkan lagi karena pada saat itu Bohemia sudah memiliki banyak imam. Yohanes membaca tentang karya-karya misi di Amerika Serikat, jadi ia memutuskan untuk pergi ke Amerika agar dapat ditahbiskan. Dengan berjalan kaki ia menempuh hampir seluruh perjalanannya ke Perancis, lalu menumpang kapal yang menuju Eropa.

Yohanes tiba di Manhattan pada tanggal 9 Juni 1836. Uskup Yohanes Dubois amat gembira menyambut kedatangannya. Hanya ada tigapuluh enam imam untuk melayani dua ratus ribu umat Katolik yang tinggal di negara bagian New York dan sebagian New Jersey. Hanya enambelas hari setelah kedatangannya, Yohanes ditahbiskan sebagai imam dan diutus ke Buffalo. Di sana ia akan membantu Pastor Pax melayani parokinya yang luasnya sembilan ratus meter persegi. Pastor Pax memberinya kebebasan untuk memilih antara kota Buffalo atau daerah pedesaan. Watak Yohanes yang gagah berani mulai kelihatan. Ia memilih yang paling sulit - daerah pedesaan. Ia memutuskan untuk tinggal di sebuah kota kecil dengan sebuah gereja yang belum selesai dibangun. Ketika gereja itu selesai pembangunannya, ia pindah ke kota lain dengan gereja yang dibangun dari balok-balok kayu. Di sana ia mendirikan bagi dirinya sendiri sebuah kamar kecil berdinding kayu. Hampir tidak pernah ia menyalakan api dan seringkali hanya makan roti dan air saja. Ia juga tidur hanya beberapa jam saja setiap malam. Pertanian-pertanian di daerahnya jauh jaraknya antara yang satu dengan yang lain. Yohanes harus berjalan kaki menempuh perjalanan yang panjang agar dapat mengunjungi umatnya. Mereka adalah orang-orang Jerman, Perancis, Irlandia dan Skotlandia. Dahulu di sekolah, Yohanes telah menguasai delapan bahasa. Sekarang ia fasih berbahasa Inggris dan Gaelic pula. Sebelum wafatnya, Yohanes menguasai duabelas macam bahasa.

Yohanes bergabung dengan Kongregasi Pater-Pater Redemptoris dan melanjutkan karya misinya. Ia diangkat menjadi Uskup Philadelphia pada tahun 1852. Uskup Neumann mendirikan lima puluh gereja dan mulai membangun sebuah katedral. Ia mendirikan hampir seratus sekolah dan meningkatkan jumlah murid sekolah paroki dari 500 anak ke 9000 anak. Kesehatan Uskup Neumann tidak pernah prima, namun demikian orang tetap saja amat terkejut mendengar berita kematiannya yang tiba-tiba pada tanggal 5 Januari 1860. Ia sedang berjalan kaki pulang dari suatu pertemuan ketika ia jatuh rebah ke tanah karena stroke. Bapa Uskup segera dibawa ke sebuah rumah terdekat dan wafat di sana pada pukul tiga sore. Bulan Maret berikutnya, akan merupakan hari ulang tahun Uskup Neumann yang keempatpuluh sembilan. Yohanes Neumann dinyatakan kudus oleh Paus Paulus VI pada tanggal 19 Juni 1977.

Mungkin kita tidak sepandai, sehebat, atau seaktif yang kita harapkan. Tetapi hal tersebut tidak menghalangi Tuhan untuk tetap mencintai kita dan memanggil kita untuk melakukan hal-hal yang mengagumkan. Ketika kita harus melakukan sesuatu yang sulit, kita dapat mohon bantuan doa St. Yohanes Neumann.

St. Yohanes Neumann tidak membiarkan “kelemahannya” membuatnya berputus asa dalam bekerja tanpa mengenal lelah demi mewartakan Injil. Apakah aku sungguh percaya bahwa Tuhan hendak memakaiku untuk melakukan hal-hal mengagumkan bagi kemuliaan-Nya dan bagi keselamatan banyak orang?

0 comments:

Post a Comment