Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, January 16, 2020

Piknik?



Pada suatu hari ada seseorang yang datang bertamu di kamar saya. Dia tanya ini itu sekitar para rama tua yang serumah dengan saya. Dia tertarik oleh salah satu kegiatan yang kadang-kadang terjadi. Kegiatan itu kami sebut “piknik”. Tetapi ini bukan sebuah tamasya ke tempat-tempat khusus seperti menikmati alam di pegunungan atau pantai. Kata “piknik” bagi para rama lansia dan difabel di tempat kami berarti pergi keluar jajan makan bareng di salah satu rumah makan yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami.

“Kalau begitu yok jalan-jalan bersama keluarga saya pergi piknik” kata tamu itu yang berarti akan menggratis kami serumah makan luar. Tetapi terhadap tawaran ini saya dengan tegas menolak dengan kata-kata “Tidak! Kami tidak bisa menerima tawaran ini”. Tamu itu terkejut dan wajahnya menampakkan tanda tanya mendalam karena dahinya berkerut-kerut. Dia bertanya “Mengapa?” dan langsung saya jawab “Marilah dan kamu akan melihatnya” dengan kata-kata mengutip Injil Yohanes 1:39. Kemudian saya mengajak tamu itu mendatangi setiap rama di kamarnya masing-masing.

Sesudah omong basa-basi sejenak, tamu itu selalu bilang “Rama, saya akan mengajak rama bersama keluarga saya makan bersama di luar, ya”. Setiap rama yang mendengar tawaran itu selalu menanggapi dengan wajah menjadi tampak ceria. Ada yang berkata “Ya” dan ada yang mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Ternyata mereka semua bersedia” kata sang tamu setelah kembali ke kamar saya. Tetapi jawaban saya tetap “Tidak! Kami tidak bisa menerima tawaran ini”. “Mengapa justru anda yang menolak?” tamu itu memprotes. Kemudian saya mengatakan “Apakah kamu tadi tidak melihat kondisi mereka dan tentu juga saya. Bukankah kamu tadi mengajak kami jalan-jalan bersama keluargamu untuk piknik model kami?” Suasana tegang penuh kediaman mewarnai kamar saya. Tetapi terpecah dengan kata-kata sang tamu “Tetapi mengapa ada penolakan?” Kemudian dengan tersenyum saya berkata “Kalau pergi kami selalu bermobil. Kamu melihat kami semua memakai kursi roda. Dan ajakanmu adalah JA-LAN-JA-LAN”. Tiba-tiba tamu itu memoncongkan mulutnya yang mengeluarkan bunyi “Huuuuu ....”

0 comments:

Post a Comment