Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, December 31, 2018

Sang Janji yang Menjadi Pribadi


Selasa, 01 Januari 2019
HR Santa Maria Bunda Allah
Hari Perdamaian Sedunia
Lukas 2:16-21

Setiap tanggal 1 Januari, Gereja Katolik merayakan tiga hal. Pertama, tentu saja, perayaan syukur Tahun Baru Masehi. Ini penanda tahun baru secara universal Tahun Masehi yang titik tonggak historisnya ditempatkan pada Pribadi Sang Mesias, maka disebut Tahun Masehi.

Kedua, Hari Raya Maria Bunda (Putra) Allah. Putra Allah itu tak lain adalah Yesus Kristus. Maria mengandung dan melahirkan Yesus Kristus. Maka diberi gelar Maria Theotokos, yang melahirkan keilahian. Melalui Maria, Pribadi Sang Mesias menggenapi janji. Pemenuhan Janji yang mewujud dalam Pribadi.

Ketiga, Hari Perdamaian Sedunia. Ini dimulai oleh Paus Paulus VI, 52 tahun silam. Maka 1 Januari 2019 adalah Hari Perdamaian Sedunia ke-52 menurut tradisi Gereja Katolik. Paus Fransiskus menyampaikan pesan untuk hari perdamaian dunia yang ke-52 dengan tema “Politik yang baik untuk melayani perdamaian”. Menurut Bapa Suci, perdamaian harus jadi proyek besar politik. Damai dimulai dengan damai terhadap diri sendiri, damai dengan sesama, dan dengan semua ciptaan. Dari ketiganya, lahirlah politik perdamaian.

Selamat memasuki tahun baru 2019 dengan damai sejahtera bersama Sang Janji yang sudah menjadi Sang Pribadi dan tinggal di antara kita sekarang dan selama-lamanya. Amin.

JoharT Wurlirang, 1/1/2019

»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Aloys budi purnomo Pr

Sent from my heart of abudhenkpr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan;
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang;
Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.

Percikan Nas Selasa, 01 Januari 2019

HARI RAYA SANTA MARIA BUNDA ALLAH,
Hari Perdamaian Sedunia.
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan: 
Bil. 6:22-27; Mzm. 67:2-3,5,6,8; Gal. 4:4-7; Luk. 2:16-21. BcO Ibr. 2:9-17.

Nas Injil: 
16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 21 Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Percikan Nas:
Tahun baru telah tiba. Pada tahun baru orang pun membuat resolusi. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) resolusi adalah putusan atau kebulatan pendapat berupa permintaan atau tuntutan yang ditetapkan oleh rapat (musyawarah, sidang), pernyataan tertulis, biasanya berisi tuntutan tentang suatu hal. Gampangnya resolusi berarti impian seseorang. Ada banyak resolusi bertebaran. Ada yang ingin di tahun 2019 sudah menikah, dapat kenaikan pangkat, bisa travelling dll.
Para gembala mungkin setelah mendapat kabar tentang kelahiran sang Mesias segera menuju ke tempat Maria dan Yosep berada. Setelah bertemu mereka pun menceritakan apa yang mereka dengar. Selesai bertemu mereka pun pergi dengan tetap memuji dan menyampaikan warta tentang kelahiran Kristus.
Lalu apa hubungannya resolusi dengan para gembala tersebut? Saya hanya ingin menampilkan bahwa sikap para gembala tersebut bisa menjadi resolusi: hidup gembira, tanggap dan terus mewartakan kegembiraan tersebut. Rasanya kita pun perlu untuk membangun sikap tanggap dan gembira. Sikap tanggap memungkinkan kita menangkap rahmat yang semestinya kita terima. Kegembiraan memberi daya siapapun bagi hidupnya. Dan kiranya kita pun perlu terus mewartakan kegembiraan tersebut.

Doa:
Tuhan, semoga kami mempunyai sikap gembira dan tanggap seperti para gembala. Kami ingin pula membagikan kegembiraan tersebut kepada sesama kami. Amin.

Tanggap dan Gembira

Selamat tahun baru. Mari kita bangun dan wujudkan mimpi-mimpi kita.
(goeng).

Lamunan Hari Raya

Santa Maria Bunda Allah
Selasa, 1 Januari 2019

Lukas 2:16-21

2:16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan.
2:17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu.
2:18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka.
2:19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.
2:20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.
2:21. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa secara biologis seseorang menjadi ibu karena pernah mengandung dan melahirkan bayi. Hubungan antara seorang perempuan dengan anaknya membuatnya menjadi ibu.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa secara sosiologis seseorang menjadi ibu karena bersuami atau sudah masuk usia tua. Status sebagai istri dan atau usia tua membuat orang mendapatkan sebutan ibu.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dengan kedalaman batin, sekalipun sudah bersuami dan punya anak, seorang perempuan belum tentu menjadi ibu sejati, yaitu ibu kehidupan, kalau tidak biasa memasukkan peristiwa yang dihadapi ke dalam hati dan merenungkannya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa pengembangan hidupnya sebagai insan luhur harus dilandaskan pada keteladanan sosok yang terbiasa olah hati dalam hidup kesehariannya.
Ah, ibu itu ya perempuan yang melahirkan anak.

Santo Paus Silvester I

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits6103 Diterbitkan08 Agustus 2013 Diperbaharui24 Februari 2017

  • Perayaan
    31 Desember
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-4
  • Kota asal
    Roma - Italia
  • Wafat
    31 Desember 335 di Roma, Italia | Oleh sebab alamiah
    Dimakamkan di Church of Saint Sylvester Roma.
  • Beatifikasi
    -
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org

 Sumber : Katakombe.Org
Paus St. Sylvester I adalah paus kita yang ke-33. Ia dinobatkan menjadi paus menggantikan Santo Paus Meltiades. Ia adalah orang yang membabtis Kaisar Romawi menjadi seorang Kristen dan sekaligus menjadi bapa Spiritual dari Kaisar Kristen pertama dalam kerajaan Romawi; Kaisar Konstantinus I. Kisah pertobatan Kaisar ini sungguh luar biasa.

Pada mulanya Konstantinus sama saja dengan para kaisar pendahulunya yang membenci dan menganiaya umat Kristen. Kemudian Konstantinus I terjangkit penyakit kusta. Ia sudah  menyelenggarakan suatu ritual kafir penyembahan dewa-dewi sebagai usaha mendapatkan kesembuhan. Namun ia tidak juga disembuhkan.  Menurut legenda Kaisar kemudian bermimpi di mana ia melihat St. Petrus dan St. Paulus berbicara kepadanya. Mereka menyuruh kaisar pergi kepada Paus Sylvester untuk minta disembuhkan. Konstantinus kemudian memohon kepada Paus agar ia dibaptis dan kaisar dibaptis di Basilika St. Yohanes Lateran. Pada saat Pembaptisan, Kontantinus disembuhkan sama sekali dari penyakitnya. Sejak saat itu, Konstantinus tidak hanya mengijinkan agama Kristiani berkembang, (mengeluarkan Edik Milano);  malahan ia sendiri menjadi seorang Kristen yang taat. Kejadian ini menandai berakhirnya masa penganiayaan pada umat Kristen yang sudah berlangsung selama hampir tiga abad.  Konstantinus I di kemudian hari dikenal dengan nama Konstantinus Agung;  Kaisar Romawi Kristen yang pertama.
Dalam masa kepausan Santo Sylvester; dengan dukungan penuh dari Kaisar Konstantinus, Paus Sylvester lalu membangun gereja-gereja besar di Roma. Seperti Basilika St. John Lateran, Santa Croce in Gerusalemme, Basilika Santo Petrus, dan beberapa gereja cemeterial di atas makam para martir. Dalam masa ini juga diselenggarakan konsili ekumenis pertama yang disebut Konsili Nicea I pada tahun 325. Paus Sylvester sendiri tidak bisa menghadiri Konsili tersebut, namun ia menunjuk Vitus dan Vincentius untuk mewakilinya dan ia menyetujui semua keputusan dari sidang Konsili tersebut.
Devosi kepada Paus Sylvester I amat terkenal pada masa Gereja Perdana. Ia adalah Paus pertama bukan martir yang dimaklumkan sebagai santo. Di Basilika St. Yohanes Lateran di Roma terdapat suatu dinding berhiaskan mozaik yang sungguh indah, menggambarkan Yesus memberikan kunci-kunci kuasa rohani kepada Paus St. Sylvester I.
 Sumber : Katakombe.Org

Sunday, December 30, 2018

Percikan Nas Senin, 31 Desember 2018

Silvester I
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan: 
1Yoh. 2:18-21; Mzm. 96:1-2,11-12,13; Yoh. 1:1-18. BcO Kol. 2:4-15

Nas Injil: 
1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15 Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Percikan Nas:
Mengenal dan mengimani Kristus itu menghidupkan. Daya kekuatan kehidupan yang benar ada dalam diri-Nya. Ketika kita mengimani-Nya dan sungguh-sungguh menjadikan terang kehidupan, maka pejiarahan hidup ini akan kita lewati dengan baik bahkan kita mampu menguasainya.
Bacaan Injil hari ini banyak memberikan ilustrasi yang menguatkan. Salah satunya ayat ini, “Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” (Yoh 1:4). Dalam diri Yesus ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia menjiarahi hidupnya. Ayat-ayat selanjutnya pun terus menguatkan kita.
Kiranya kita tidak perlu ragu dan bimbang beriman dalam Kristus. Semakin kuat dan mendalam iman kita kepada-Nya semakin terang jalan hidup kita. Maka rasanya kita perlu terus menerus memperteguh iman kita dan tidak takut membagikannya kepada yang membutuhkan atau yang lagi dalam kebimbangan. Kita beruntung beriman pada Yesus Kristus.

Doa:
Ya Yesus, kami bersyukur boleh mengenal-Mu. Engkaulah terang yang menuntun jalan hidup kami. Semoga cinta kami kepada-Mu semakin kuat. Bantulah kami untuk mengenalkan-Mu kepada mereka yang membutuhkan atau lagi dalam kebimbangan. Semoga mereka yang ragu Kausapa dan Kauyakinkan lagi. Amin.

Beruntung
(goeng).

Lamunan Oktaf Natal

Hari Ketujuh
Senin, 31 Desember 2018

Yohanes 1:1-18

1:1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
1:5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
1:6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes;
1:7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya.
1:8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu.
1:9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
1:15. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku."
1:16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia;
1:17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.
1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, sadar atau tidak sadar pada umumnya orang ingin punya kekuasaan. Di dalam hidup bernegara banyak orang menginginkan kedudukan untuk berkuasa sebagai pejabat.
  • Tampaknya, sadar atau tidak sadar banyak orang menggambarkan kekuasaan sebagai kekuatan untuk memerintah. Karena kekuasaan orang memiliki orang-orang yang tunduk kepadanya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki jabatan tinggi orang belum tentu memiliki kekuasaan sejati yang sebenarnya merupakan anugerah kebiasaan mengiyakan amanat-amanat nurani yang berbuahkan kebebasan batin walau ada dalam tekanan ragawi duniawi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sadar bahwa kekuasaan adalah kerelaan batin menghamba wibawa nurani. 
Ah, kekuasaan itu yang jabatan yang menghasilkan banyak uang.

Percikan Nas Minggu, 30 Desember 2018

Pesta Keluarga Kudus
Yesus, Maria, Yusuf
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan: 
1Sam 1:20-22,24-28atau; Mzm. 84:2-3. 5-6.9-10; 1 Yoh. 3:1-2.21-24; Luk. 2:41-52. BcO Kol. 1:15-2:3.

Nas Injil: 
41 Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. 42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. 43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. 44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. 45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. 46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. 47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. 48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." 49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" 50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. 51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. 52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Percikan Nas:
Di hari Natal di Wates kemarin barisan anak-anak yang mau menerima “komuni bathuk" panjang sekali. Mungkin 2,5x dari biasanya. Walau ekaristi dilakukan agak malam namun mereka tetap ikut dan membentuk barisan yang panjang. Kondisi tersebut membuatku merasa gembira dan senang. Para orang tua memperkenalkan anak-anak mereka dengan tradisi hidup beriman.
Keluarga kudus di Nasaret pun setiap tahun merayakan hari raya Paskah di Yerusalem. Yesus pun diajak. Ia diperkenalkan dengan tradisi beriman orang tuanya. Tampaknya Yesus pun bertumbuh dengan istimewa. Ia pun bisa bersoal jawab dengan para pemuka agama. Mereka bahkan kagum dengan kecerdasan Yesus.
Kiranya kita pun layak selalu merayakan peristiwa iman bersama dengan anak-anak kita. Mereka perlu kenal dengan tradisi iman yang kita miliki. Pengenalan sejak dini ini akan membuat kita terkagum-kagum dengan kemampuan mereka. Kadang kita pun tidak bisa menduga dari mana mereka memperoleh kecerdasan tersebut. Maka mari kita bantu anak-anak agar makin cerdas dalam beriman.

Doa:
Tuhan, Putera-Mu sungguh terbiasa dan menikmati hidup beriman bersama orang tuanya. Semoga anak-anak kami pun makin mencintai kehidupan berimannya. Bantulah para orang tuanya agar telaten mendampingi dan melatih iman mereka. Amin.

Melatih iman anak
(goeng).

Saturday, December 29, 2018

Santa Anysia

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits4619 Diterbitkan08 Agustus 2013 Diperbaharui02 Jun 2014

  • Perayaan
    30 Desember
  • Lahir
    Hidup pada akhir abad ke-2
  • Kota asal
    Salonika, Thessaly, Yunani
  • Wafat
    30 December 304 | Martir. Di tebas dengan pedang sampai mati
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation Sumber : Katakombe.Org
Santa Anysia hidup di Tesalonika pada akhir abad kedua. Ia lahir dari keluarga Kristen yang kaya dan saleh.  Anysia sangat saleh. Ia hidup dalam doa dan ia memiliki kaul pribadi akan kesucian dan kemiskinan. Ia juga sering menggunakan kekayaannya untuk membantu orang-orang miskin di Tesalonika. Tesalonika adalah sebuah kota purba di Yunani di mana St. Paulus pernah singgah dan mewartakan Injil Kristus. 
Pada masa itu, terjadi penganiayaan yang kejam terhadap umat Kristiani. Gubernur Tesalonika bertekad untuk mencegah semua umat Kristiani untuk berkumpul bersama dan merayakan Misa. Tetapi umat beriman secara diam-diam  tetap berkumpul dan merayakan misa bersama. Pada suatu hari Anysia berusaha untuk menghadiri pertemuan tersebut. Ketika ia melewati pintu gerbang kota yang disebut Gerbang Kasandra, seorang serdadu menjadi curiga kepadanya. Ia segera menghalangi langkah Anysia serta menyelidiki kemanakah Anysia hendak pergi.
Karena amat ketakutan, Anysia melangkah mundur sambil dengan tidak sadar membuat tanda salib. Melihat itu, sang serdadu langsung menyadari bahwa gadis ini adalah seorang Kristen. Ia mencengkeram tubuhnya dengan kasar dan berusaha menyeretnya menuju kuil berhala untuk memaksa Anysia agar murtad dengan memberikan persembahan kepada dewa-dewi dalam kuil tersebut. Anysia berusaha melawan sekuat tenaga sehingga orang kafir itu menjadi semakin marah. Akhirnya, dalam puncak kemarahan, ia mencabut pedangnya dan menebaskannya ke tubuh Anysia. Anysia pun jatuh dan tewas seketika di kaki sang serdadu.
Ketika penganiayaan telah berakhir, umat Kristiani Tesalonika mendirikan sebuah gereja di tempat di mana St. Anysia telah menyerahkan nyawa bagi Kristus. Anysia wafat sekitar tahun 304.

Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja

Ultah 40 Tahun Imamat di Kleben


Pada Jumat 28 Desember 2018 sekitar jam 15.30 dari dalam kamar Rm. Bambang mendengar suara Mbak Tri, salah satu pramurukti, di dapur "Rm. Ria wis siap" (Rm. Ria sudah siap). Ketika Rm. Bambang keluar dia melihat Rm. Ria dengan pakaian necis dan bertopi sudah pelan-pelan bergerak dengan kursi rodanya. Ketika Mas Handoko datang dan bertanya "Mangke mawi mobil pinten?" (Nanti ada berapa mobil yang akan dipakai?), Rm. Bambang menjawab "Granmax lan Bu Rini ro anak-anake nggawa mobile. Nek kurang engko tambah ayla" (Yang jelas pakai granmax. Bu Rini dan anak-anaknya membawa satu mobil. Kalau kurang masih ada ayla). Mas Handoko masih bertanya "Sing nyopir?" (Siapa yang jadi driver?). "Indra, Tian, lan Rachel mesthi siaga" (Indra, Tian, dan Rachel pasti siap sedia) yang disambung oleh Mas Handoko "Yen ngaten onten persediaan sopir papat" (Kalau begitu ada empat persediaan sopir) karena dia termasuk hitungan. Pada jam 16.00 semua masuk mobil. Rm. Ria dan Rm. Harto masuk mobil Bu Rini yang dikendarai oleh Indra.. Rm. Tri Hartono dan Rm. Tri Wahyono berada di mobil granmax dengan sopir Mas Handoko. Tian pegang ayla. Selain empat rama masih ada Mbak Pipit, Mas Abas, Mas Ardi, Tono, Bu Rini, dan Rachel. Empat kursi roda masuk granmax. Mbak Tri akan mencegat di Godean.

Itulah suasana ketika seisi Domus Pacis Puren pada jam 16.00 berangkat menuju Dusun Kleben dekat Godean yang masuk wilayah Paroki Klepu. Pada hari itu ada keramaian khusus di rumah asal Rm. Yadi. Sanak famili Rm. Yadi, yaitu seluruh saudara dan anak-cucunya, berkumpul untuk merayakan Ulang Tahun Imamat beliau yang ke 40. Pada hari itu Rm. Yadi memang sudah berangkat sesudah makan siang dijemput oleh kemenakannya. Rm. Bambang memang tidak dapat ikut karena terlanjur menerima permintaan Misa Midodareni sejak Desember 2017. Tetapi sekalipun hanya serba amat terbatas, Rm. Bambang dapat sedikit ikut merasakan peristiwa yang terjadi. Mas Handoko dan Abas mengirimkan beberapa gambar hasil jepretan mereka.

"Rama, minta minum" Kata Indra, anak bungsu Bu Rini, ketika masuk kamar Rm. Bambang pada jam 22.40. Dia juga bilang bahwa acara, yang menurut undangan dimulai pada jam 18.00, ternyata harus mundur hingga jam 18.30 lebih. Rombongan  dari Domus datang pada sekitar jam 17.30. Di situ baru ada rombongan umat Lingkungan Jambusari, Paroki Banteng, yang datang sebagai kelompok kor pengiring. Dua rombongan ini langsung dijamu dengan minum dan snak yang kata Rm. Ria sudah membuat kenyang. Dari ceritera-ceritera para karyawan, relawan pengantar, dan rama-rama, acara Misa dipimpin oleh Rm. Yadi didampingan dua orang imam anggota keluarga. Para rama Domus mengenakan stola yang dibawa oleh Rm. Yadi dari Kapel Domus Pacis. Rm. Yadi membacakan sanak saudara bersama anak cucu dalam silsilah tertulis dalam pengantar. Ada beberapa acara sesudah Misa. Ternyata dalam acara ada pembagian door prize yang berlimpah banyak. Rm. Ria menjadi rombongan Domus yang ikut mendapatkannya yang kemudian diberikan kepada Mas Tono. Ketika acara belum selesai rombongan Jambusari dan Domus Pacis sudah meninggalkan tempat pada jam 21.30.

Lamunan Pesta

Keluarga Kudus: Yesus, Maria, Yusuf
Minggu, 30 Desember 2018

Lukas 2:41-52

2:41. Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43 Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang memang mengalami perkembangan dari masa bayi hingga usia lanjut. Dalam perkembangan orang mengalami perubahan-perubahan baik raga maupun jiwa.
  • Tampaknya, ilmu jiwa memberikan penjelasan tentang perkembangan manusia dengan ciri-cirinya. Orang disebut dewasa kalau sudah meninggalkan masa kanak-kanak dan remaja sehingga bisa mandiri.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa,  Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan sadar bahwa keluarga yang baik akan menjadi basis alami untuk kebaikan tumbuh dan berkembangnya seseorang.
Ah, keluarga akan sungguh baik kalau memiliki kekokohan ekonomi.

Ikut Misa Natal


Sore itu hari Senin tanggal 24 Desember 2018. Suasana ramai penuh ketawa terjadi di depan kamar Rm. Tri Wahyono. Padahal para karyawan Domus Pacis Puren (Mas Abas, Mas Ardi, dan Mas Tono) sudah tidak ada. Tetapi memang ada Bu Rini, Rachel, Tian, dan Indra. Orang-orang yang disebut akhir ini mengiringi Rm. Bambang yang dengan kursi rodanya didorong oleh Rachel. Nah, keramaian terjadi ketika sampai di muka kamar Rm. Tri Wahyono Rm. Bambang nyeletuk "Mbak Pipit, kala wingi wonten Seyegan kula sumerep tiyang ayu jalan-jalan" (Mbak Pipit, kemarin di Seyegan saya melihat orang cantik sedang jalan-jalan) yang langsung disahut oleh Mbak Tri "Ah, rama niku lho" (Jangat begitu, rama). Mbak Pipit juga langsung berkata "Enggih, rama. Wau dalu Mas Handoko nggih crita" (Betul, rama, tadi malam Mas Handoko juga bercerita). Bahwa omongan-omongan itu menimbulkan suasana ceria penuh ketawa, karena itu menyangkut Mbak Tri yang terlihat oleh Rm. Bambang dan Mas Handoko serta Bu Rini ketika Minggu 23 Desember 2018 sore menuju Boro.


Mbak Pipit dan Mbak Tri adalah dua pramurukti yang secara bergantian khusus menjaga Rm. Tri Wahyono. Biasanya Mbak Pipit datang malam hari karena saat jaganya mulai pada jam 19.00. Tetapi untuk sore hari Senin itu dia sudah standby pada jam 17.00 karena sebenarnya pada jam ini Mbak Tri berangkat pulang dan kemudia ada karyawan Domus yang menjaga sampai Mbak Pipit datang. "Oooo, liyane wis dha neng greja ndherekke rama-rama" (Oooo, karyawa lain sudah berada di gedung Gereja Pringwulung mengantar para rama). Rm. Harta, Rm. Tri Hartono, Rm. Yadi, dan Rm. Ria memang sudah tidak ada di Domus Pacis. Mereka sudah menuju gereja bersama para karyawan dan pasti ada juga relawan lain yang mengantar. Rm. Bambang memang berangkat terakhir. Pada sore hari itu, kecuali Rm. Tri Wahyono, semua Rm. Domus Pacis Puren ikut misa di paroki yang dimulai pada jam 17.30. Ini adalah MISA NATAL 2018.

SELAMAT NATAL 2018 UNTUK SEMUA SAJAAA

Friday, December 28, 2018

Injil Keluarga Kudus tgl. 30 Des 2018 (Luk 2:41-52)

                                                                                                                      diambil dari https://unio-indonesia.org/2018/12/16
                                                                                                                                                            ilustrasi dari album Domus


BERADA DI BAIT ALLAH, DEMI DIA!
Injil bagi Hari Raya Keluarga Kudus kali ini ialah Luk 2:41-52. Dikisahkan bagaimana Yesus yang dalam kisah kali ini berumur 12 tahun diajak orang tuanya ke Yerusalem untuk merayakan Paskah. Ketika mereka kembali ke Nazaret, Yesus tertinggal. Mereka kembali ke Yerusalem mencarinya. Pada hari ketiga mereka menemukannya sedang duduk di tengah-tengah para ahli agama di Bait Allah.
MENGAPA YESUS TINGGAL DI BAIT ALLAH?
GUS: Apa maksud Yusuf dan Maria membawa Yesus ke Bait Allah? Supaya ia ikut Paskah?
JON: Mulai umur 12 tahun semua anak Yahudi wajib mengikuti upacara agama. Pada usia itu mereka diresmikan masuk dunia orang dewasa dalam sebuah upacara inisiasi. Dapat diperkirakan bahwa Yesus menerima upacara ini di Bait Allah di Yerusalem sebelum perayaan Paskah. Baru setelah ikut upacara itu, seorang anak dapat ikut serta penuh dalam perayaan Paskah. Ia juga boleh diterima dalam sekolah Taurat.
GUS: Penjelasannya?
JON: Orang Yahudi beranggapan bahwa tiap anak mem­punyai tiga guru utama. Yang pertama ialah ibunya sendiri. Dialah yang membesarkannya dari lahir hingga disapih. Setelah itu peran pendidik diambil alih ayahnya hingga anak itu memasuki masa pubertas pada umur 12-13 tahun. Pada usia itu seorang anak mulai masuk dunia orang dewasa dan wajib belajar hidup mengikuti ajaran Taurat. Kini gurunya ialah Taurat sendiri. Maka itu, pada umur-umur itu seorang anak diinisiasi dengan upacara sebagai “Bar Mitzvah”, ungkapan Aram ini artinya “anak ajaran Taurat”, maksudnya hidup yang diarahkan untuk menghayati Taurat. Hingga hari ini di kalangan orang Yahudi, “Bar Mitzvah” adalah pesta terbesar bagi anak-anak dan orang tua mereka. Meriahnya dan maknanya dirasa seperti pesta khitanan di Jawa pentingnya.
GUS: Tapi pada khitanan dijalankan sunat juga – apa begitu pula di kalangan orang Yahudi?
JON: Lain. Dalam “Bar Mitzvah” tidak diadakan sunatan karena sunat di kalangan Yahudi dilakukan ketika masih bayi, lihat Luk 2:21.
GUS: Setelah dinyatakan sebagai Bar Mitzvah, Yesus dapat ikut mendalami Taurat dan karena itu ia tinggal di Bait Allah bertanya jawab dengan para ahli agama?
JON: Betul! Di Bait Allah ada kelompok-kelompok sekolah Taurat. Kita bayangkan Yesus berpindah-pindah mengikuti pelajaran dari kelompok satu ke kelompok berikutnya sehingga terpisah dari orang tuanya. Yusuf dan Maria sendiri kiranya juga sibuk berbicara dengan para orang tua lain dan kenalan di situ.
GUS: Belum puas tanyanya nih. Apa maksudnya kisah Yesus diketemukan sesudah tiga hari (ay. 46)? Apakah ini menunjuk ke arah kebangkitan nanti?
JON: Begini penjelasannya. Orang tua Yesus sudah jauh meninggalkan Yerusalem pulang menuju Nazaret yang letaknya 150-an km di utara. Ketika menyadari Yesus tidak ada dalam rombongan, mereka terpaksa kembali ke Yerusalem. Perjalanan berangkat dari Yerusalem dan balik ke sana ini katakan saja memakan waktu dua siang hari. Hari berikutnya, yakni hari ketiga, mereka menemukannya di Bait Allah. Dengan penjelasan ini maka “hari ketiga” ini tidak perlu dihubung-hubungkan dengan peristiwa kebangkitan.
GUS: Kata-kata Yesus yang ditujukan kepada ibunya dalam ayat 49 menegaskan bahwa semestinyalah ia “terserap dalam urusan-urusan Bapaku” (Yunaninya “en tois tou patros mou”). Dalam konteks ini memang berarti tinggal di rumah Bait Allah seperti lazim diungkapkan dalam terjemahan. Betulkah?
JON: Setuju. Eh, omong-omong, di situ juga pertama kalinya dalam Injil Lukas ditampilkan Yesus berbicara. Perkataannya menjadi titik tolak untuk mulai mengenali siapa dia itu. Ia merasa wajib menyibukkan diri dengan perkara-perkara Bapanya. Dan mulai saat itu kehidupannya memang terpusat ke sana. Kita ingat kata-katanya yang terakhir ketika menghembuskan napas terakhir di salib. Dalam Luk 23:46, ia berseru kepada Bapanya dan menyerahkan nyawanya kepada-Nya. Kemudian dalam Luk 24:49, sebelum naik ke surga, ia masih meneguhkan hal yang dijanjikan Bapanya.
GUS: Jadi ini semacam ikhtisar kristologi Lukas ya? Yesus ditampilkan sebagai orang yang mulai dewasa dengan menyadari bahwa hidupnya itu demi urusan-urusan Bapanya. Dan komitmen ini dijalaninya terus sampai akhir, sampai di kayu salib nanti.
JON: Jitu!
GUS: Tanya lagi. Lukas juga menyebutkan pada akhir petikan ini bahwa Yesus makin dewasa, bertambah bijaksana, dan makin dikasihi Allah dan manusia. Apa maksudnya?
JON: Ini cara menggambarkan orang yang hidup bagi kepentingan Tuhan dan manusia. Mirip dengan yang dikatakan mengenai Samuel dalam 1 Sam 2:26. Akan tetapi, Lukas menambah satu unsur lain, yakni “hikmat”. Gagasan ini menunjuk pada pengalaman hidup yang mengajar orang makin peka memahami kebutuhan orang. Yang membuat orang solider dengan sesama. Dia yang sudah jadi “anaknya ajaran Taurat” dapat menghayatinya dengan hikmat. Ajaran agama menjadi hidup, tak mandek sebatas kewajiban dan larangan melulu. Dia itu Taurat hidup yang dikirim Bapa kepada umat manusia.
MENYIMPAN DALAM HATI
Dua kali Lukas mengatakan bahwa Maria menyimpan perkara yang dialaminya dalam hatinya. Pertama kali ketika mendengar para gembala mengisahkan pemberitahuan malaikat mengenai anak yang baru lahir di Betlehem (Luk 2:19) dan kedua kalinya di sini (Luk 2:51). Dalam gaya bahasa Semit, menyimpan dalam hati berarti memikirkannya berulang-ulang dan tiap kali menemukan arti yang makin dalam.
Ungkapan “menyimpan dalam hati” juga dipakai menggambarkan sikap Yakub ketika mendengarkan kisah mimpi anaknya, Yusuf (Kej 37:11). Sebenarnya Yakub menganggap Yusuf ini aneh-aneh saja. Namun demikian, Yakub menyadari bahwa ia sedang berhadapan dengan Yang Ilahi yang menyampaikan sesuatu dengan cara yang belum begitu dimengertinya. Bukan seperti saudara-saudara Yusuf yang menurut ayat itu “iri hati”, atau dengki, njotak, menolak. Contoh lain: Daniel mendapat penglihatan yang menggetarkan dan mendengar penjelasannya dari seorang makhluk ilahi. Dalam Dan 7:28, dikatakan bahwa ia amat gelisah dan ketakutan, tetapi di situ juga ditegaskan bahwa Daniel “menyimpan dalam hati”, maksudnya semakin meresapi makna penglihatan mengenai merajalelanya kejahatan dan diakhirinya kejahatan itu oleh kuasa ilahi. Maria lain lagi. Ia bukannya setengah percaya seperti Yakub atau tergetar seperti Daniel. Ia tahu siapa yang baru lahir darinya. Ia telah mendengarnya sendiri dari Gabriel (Luk 1:28-36). Akan tetapi, dalam peristiwa menemukan Yesus di Bait Allah, Maria memang belum sepenuhnya memahami yang dilakukan Yesus.
Dalam keempat pemakaian ungkapan “menyimpan dalam hati” itu, perasaan orang yang bersangkutan tidak sama. Itulah yang terjadi pada Maria. Pertama kali ia memahami sepenuhnya, yang kedua kalinya belum, Yakub malah rada skeptik, Daniel gelisah dan pucat ketakutan setengah mati. Namun demikian, ketiga orang ini tetap mau dan berusaha mengerti lebih jauh apa yang sedang terjadi. Mereka tidak berhenti dan menutup diri, puas dengan sikap sudah tahu, merasa lebih aman bila tidak begitu saja menerima, atau gemetar ketakutan melulu, atau pasrah asal percaya begitu saja. Tidak berlebihan bila dikatakan bahwa “menyimpan dalam hati” itu ialah sikap yang membuat orang makin memahami misteri. Dan sikap ini tidak ditentukan oleh suasana batin atau perasaan-perasaan yang mengitarinya seperti jelas dalam contoh-contoh di atas.
Satu tambahan. Ungkapan “menyimpan dalam hati” tidak berarti merahasiakan. Daniel malah membagikan yang dialaminya. Yakub tak memiliki alasan merahasiakannya karena Yusuf sendiri latah bercerita mengenai mimpinya kepada semua orang. Maria tentu berkali-kali menceritakannya ke orang-orang yang dekat kepadanya dan karena itulah Lukas mendapat bahan-bahan bagi Injil mengenai masa kanak-kanak Yesus.
Boleh jadi “menyimpan dalam hati” itu prinsip tafsir yang paling memungkinkan Sabda Tuhan betul-betul menyapa orang tanpa terikat pada keadaan dan suasana yang sering mengeruhkan kehadiran-Nya. Inilah yang menjadi kekuatan bagi yang bertugas menafsirkan Sabda Tuhan. Dia tetap bisa berbicara kepada orang banyak kendati kemampuan dan keadaan penafsir berbeda-beda. Satu syaratnya: mau “menyimpannya dalam hati” seperti Maria, seperti Daniel, seperti Yakub.
Salam hangat,
A. Gianto

Percikan Nas Sabtu, 29 Desember 2018

Tomas Becket,
Hari Kelima Dalam Oktaf Natal
warna liturgi Putih

Bacaan-bacaan: 
1Yoh. 2:3-11; Mzm. 96:1-2a,2b-3,5b-6; Luk. 2:22-35. BcO Kid. 1:1-8 atau Kol. 1:1-14

Nas Injil: 
22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan, 23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", 24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. 25 Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, 26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. 27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, 28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: 29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, 30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, 31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, 32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." 33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia. 34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan 35 dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Percikan Nas:
Bunda Maria dan Bapa Yusuf membawa bayi Yesus masuk ke Bait Allah. Bagi mereka sang bayi mesti mengalami dan menjalani tradisi hidup keberagaman yang dihayati. Ia mungkin tidak peduli anaknya mau nangis atau tidak. Sejak kecil Yesus mereka biasakan terlibat dalam tata peribadatan yang ada. Yesus mesti masuk dalam dunia yang mesti didatangi.
Kehadiran anak memang membahagiakan. Pada umumnya orang pun gembira melihat anak kecil apalagi bayi. Siapapun akan berusaha menarik perhatian sang bayi. Simeon pun demikian. Kehadiran bayi Yesus ke Bait Allah menggembirakan hatinya. Apalagi ia mampu melihat bahwa Yesus adalah pribadi yang dijanjikan Allah.
Kiranya kita pun layak bergembira atas kehadiran anak-anak dalam peribadatan kita. Mereka layak mengenal tata cara beriman yang ada. Pengenalan secara dini ini akan membentuk diri mereka. Semakin kita mampu menemani mereka untuk dekat dengan Tuhan semakin akrab mereka dengan Tuhan. Jangan jauhkan anak-anak dengan Tuhan dengan berbagai hal yang seakan menenangkan secara semu.

Doa:
Tuhan biarkanlah anak-anak datang pada-Mu. Engkau sangat mencintai mereka. Semoga kami pun bisa mendekatkan anak-anak kami dengan-Mu. Amin.

Anak dan Tuhan
(goeng).

Lamunan Oktaf Natal

Hari Kelima
Sabtu, 29 Desember 2018

Lukas 2:22-35

2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan,
2:23 seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah",
2:24 dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati.
2:25. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,
2:26 dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan.
2:27 Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat,
2:28 ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya:
2:29 "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu,
2:30 sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu,
2:31 yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa,
2:32 yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel."
2:33 Dan bapa serta ibu-Nya amat heran akan segala apa yang dikatakan tentang Dia.
2:34 Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: "Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan
2:35 --dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--,supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa seseorang disebut hebat karena sampai hari tuanya tetap mampu berperan untuk kepentingan umum. Sekalipun sudah masuk usia lanjut dia masih memiliki pikiran jernih.
  • Tampaknya, dia juga akan disebut hebat karena mampu menduduki status sosial bertahun-tahun tak tergantikan. Dia mampu menjalankan tugas sama sejak muda hingga usia lanjut.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, walau mampu menjalankan tugas sejak muda hingga usia lanjut dalam posisi sama hingga tak tergantikan, hal itu bukan bukti ketokohan hebat yang sejatinya justru tampak kalau sadar akan ketuaan lalu siap mundur begitu ada tokoh muda muncul. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang sungguh memiliki kesejatian hidup apabila ada kesiagaan meninggalkan segala peran duniawi bahkan segala kehidupan duniawi.
Ah, yang hebat itu ya yang sekalipun sudah tua bahkan lansia mampu mengalahkan yang muda-muda.

PUPIP DIY


Pada saat makan siang Selasa 4 Desember 2018 hampir ditutup dengan doa, ada salah satu sanak Rm. Bambang datang. Maka sesudah makan beliau diterima duduk-duduk di kamar Rm. Bambang. Ketika pembicaraan berjalan sekitar 30 menit ada beberapa orang masuk dan menunggu di dekat kamar Rm. Tri Hartono. Ternyata mereka pun akan ke Rm. Bambang. Maka sanak Rm. Bambang berpamitan.


Ternyata yang kemudian menggantikan masuk di kamar Rm. Bambang adalah seorang bapak dan 3 orang ibu. Karena ada Bu Sofi dari Nandan, Rm. Bambang langsung tahu bahwa itu adalah orang-orang anggota PUPIP DIY (Paseduluran Umat Pamitran Imam Praja Daerah Istimewa Yogyakarta). "Punapa Rama Vikep sampun nate rawuh Domus?" (Apakah Rama Vikep [Wakil Uskup] DIY pernah berkunjung ke sini?) tanya Bu Sofi yang diiyakan oleh Rm. Bambang. Para tamu lalu berbincang sana-sini dan mengatakan bahwa Rama Vikep, Rm. Maradiyo, meminta kalau mau mengunjungi rama sepuh tidak usah yang di paroki. "Sing dikunjungi sing neng Domus karo sing neng Kentungan" (Yang dikunjungi yang di Domus dan yang di Kentungan saja) kata Rm. Vikep menurut mereka. Beberapa lama kemudian dua ibu datang menyusul rombongan kecil. Kunjungan itu terisi dengan omong-omong sambil minum jahe merah. Para tamu ini membawa oleh-oleh untuk para rama Domus Pacis Puren.

Thursday, December 27, 2018

Percikan Nas Jumat, 28 Desember 2018

Pesta Kanak-kanak Suci,
Hari Keempat dalam Oktaf Natal
warna liturgi Merah

Bacaan-bacaan: 
1Yoh. 1:5-2:2; Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18. BcO Kel. 1:8-16,22.

Nas Injil: 
13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." 16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."

Percikan Nas:
Amarah bisa memicu tindakan yang lepas kendali. Siapapun yang tidak sepaham dan sepemikiran bisa menjadi korbannya. Segala sesuatu yang baik menjadi buruk, dan ada kecenderungan untuk melihat keburukan-keburukan. Hal-hal baik rusak dan tak terlihat. Bahkan amarah bisa memicu tindakan-tindakan brutal.
Herodes marah karena merasa tertipu oleh para sarjana. Para sarjana yang berjanji akan memberitahukan keberadaan bayi Yesus tidak jadi mampir ke Herodes karena mendengarkan suara malaikat Tuhan. Herodes pun dengan brutal meluapkan amarahnya dengan membunuh bayi-bayi di bawah usia 2 tahun.
Mungkin kita pun pernah diliputi oleh amarah. Ada orang yang marah lalu malas ke Gereja, malas bertemu orang, melihat diri sebagai yang tak terperhatikan dan orang-orang jelek semua. Kalau kita beriman pada Kristus tentunya kita tidak perlu berlaku seperti Herodes. Sebagai murid Kristus kita dipanggil untuk mampu menguasai dan mengelola amarah kita, bukan dikuasai dan dikuasai oleh amarah. Adalah sangat sayang kehilangan rahmat Tuhan karena amarah.

Doa:
Tuhan sudilah Engkau membantu kami agar mampu mengelola emosi hidup ini. Semoga kami menjadi pribadi yang makin dewasa dan bijaksana. Jagailah kami dari amarah yang membabibuta. Amin.

Menguasai Amarah
(goeng).