Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, March 31, 2017

Lazarus – Yang Mahakuasa Menolong

diambil dari http://www.sesawi.net  by A Gianto -


REKAN-rekan yang baik,

Kisah pembangkitan Lazarus (Yoh 11:1-45, Injil Minggu Prapaskah V tahun A) membantu kita mengenali siapa Yesus yang akan dirayakan pada Hari Paskah nanti. Kisah ini sederhana, tapi sarat dengan makna.
Ketika itu ia sedang di seberang Sungai Yordan, di luar wilayah Yudea, menyingkiri orang-orang yang mau merajamnya di wilayah Bait Allah (lihat Yoh 10:31). Dari Betania dekat Yerusalem terdengar kabar mengenai Lazarus yang sedang sakit. Orang ini saudara Maria dan Marta, kenalan baik dan murid Yesus dari kalangan yang lebih luas.

Dua hari kemudian Yesus mengajak murid-muridnya ke Yudea – dalam pengertian mereka – untuk melayat Lazarus. Kembali ke Yudea? Risiko! Tapi Yesus tetap mau ke sana. Tapi dia itu kan terang yang dibutuhkan agar orang tetap lurus berjalan, tanpa dia orang akan tersandung jatuh di kegelapan (ay. 9-10).

Dalam kisah pembangkitan Lazarus ini, kita akan belajar banyak dari orang-orang yang berperan dalam peristiwa itu: Marta, Maria, Lazarus, orang-orang Yahudi yang ada di situ, dan dari Yesus sendiri juga. Iman kepercayaan tumbuh perlahan-lahan dan bersandar pada macam-macam hal yang tak terduga.

Dalam bacaan pertama (Yeh 37:12-14) disampaikan akhir dari pengalaman batin Nabi Yehezkiel (lihat pula ayat 1-8) dibawa Roh Tuhan ke sebuah lembah yang dipenuhi tulang-tulang kering. Di sana ia ditanyai apakah tulang-tulang itu dapat hidup kembali. Nabi menjawab hanya Tuhan-lah yang tahu. Tuhan pun menegaskan Dia-lah yang memberi nafas – roh – hidup sehingga tulang-tulang itu hidup kembali. Maka Nabi disuruh-Nya bernubuat demikian.

Yehezkiel pun melakukan perintah itu. Tulang-tulang itu melambangkan hidup umat yang mengering binasa. Tetapi kini Tuhan sendiri mendatangi dan memberi mereka Roh-Nya sehingga mereka hidup kembali dan tinggal di negeri mereka. Ini terjadi agar diketahui benar-benar bahwa sabda dari Yang Mahakuasa mengujud dalam kenyataan.

Dalam pengalaman batin sang nabi, jelas Tuhan sendirilah yang kini mendatangi umat yang binasa, mengering, menjadi tulang-tulang yang terserak-serak. Roh-Nya akan memberi mereka urat, daging, kulit, dan nafas hidup. Hidup mereka akan seirama dengan Tuhan. Ini penglihatan batin sang nabi yang mengajak orang mengerti betapa Yang Mahakuasa tetap dapat dan bersedia berbagi nafas kehidupan dengan umat-Nya.

Namun ada satu hal yang amat penting. Ini semua dinubuatkan atas perintah-Nya sendiri. Dan baru sungguh terjadi bila diterima dengan tulus. Itulah iman. Penglihatan batin ini berisi ajakan ke sana.

Dalam kisah Lazarus yang disampaikan Yohanes kali ini akan dapat diikuti bagaimana ketulusan iman seperti itu tumbuh.

Saatnya ke Yudea

Ketika mendengar bahwa Yesus tiba di Betania, Marta pergi menyongsongnya di luar. Terjadilah pembicaraan yang menyentuh perasaan (ay. 21-27). Marta percaya, bila Yesus ada di situ sewaktu Lazarus sedang sakit, pasti ia tidak akan mati. Tapi sayang, Yesus berada di tempat lain. Memang Yesus masih menunggu dua hari di seberang Yordan setelah mendengar berita mengenai sakitnya Lazarus (ay. 6). Terlambat!

Mengapa Yesus sengaja berlama-lama di seberang Yordan? Hendak membiarkan Lazarus mati dulu agar ia bisa bermukjizat? Penjelasan seperti ini tidak klop dengan akal sehat, juga tidak cocok dengan cara Yohanes menggambarkan Yesus.

Di Kana dulu, kita ingat, ketika ibunya mengatakan persediaan anggur habis, Yesus malah menenangkannya (Yoh 2:4) dan mengatakan bahwa saatnya belum tiba. Kini ketika mendengar berita mengenai sakitnya Lazarus, Yesus menunggu saat yang tepat baginya. Kita boleh sedikit menengok ke depan: di kayu salib pada saat terakhir (Yoh 19:30) ia berseru: “Sudah tercapai!” harfiahnya “Sudah selesai!” dan ia menundukkan kepala dan menyerahkan nyawanya. Saatnya sudah tiba!

Tinggal dua hari lebih lama di seberang Yordan itu dimaksud untuk menunggu datangnya saat yang tepat untuk mengajak murid-murid ke Yudea. Terbayang pribadi orang bertindak sesuai dengan saat Yang Ilahi sendiri bertindak dan dengan demikian dapat menjadi tanda kehadiranNya di dunia ini. Penting disadari juga bahwa tujuan utama perjalanannya ialah “ke Yudea”, bukan pertama-tama untuk mendatangi Lazarus yang akrab dengannya sekalipun. Dan arti ke Yudea jelas: menyongsong hari-hari ia ditolak, ditangkap, disalibkan, tapi juga dibangkitkan oleh Bapanya.

Dalam rangka itulah Yesus pergi mendapati sahabatnya yang telah meninggal.

Marta dan Maria

Baik Marta maupun Maria berkata bahwa seandainya Yesus ada di situ pastilah saudara mereka tidak mati (ay. 21 dan 32). Ini ungkapan kepercayaan yang tebal tanpa meremehkan perasaan menyesalkan kenapa kok dia tak ada di situ di saat-saat orang membutuhkannya.

Pendengar Injil kini boleh merasa siap ikut di dalam pembicaraan mereka. Tak ada yang meragukan bahwa Lazarus itu orang yang berjalan bersama dengan Yesus – sang terang sendiri. Lazarus orang yang dikasihi Yesus. Artinya, bukan sahabat akrab semata-mata.

Bukan sisi itulah yang ditekankan. Orang yang dikasihi artinya dia yang rela menerima janji Yesus dan dengan demikian Yesus bertanggung jawab mengenai dia di hadapan Yang Mahakuasa, yakni Bapanya. Karena itu, Yesus mengatakan kepada Marta bahwa Lazarus akan bangkit (ay. 23). Yesus sendiri akan membawa hal ini ke hadapan BapaNya seperti dilakukannya nanti (ay. 41-42).

Marta tidak segera menangkap. Yesus kembali menegaskan bahwa dia sendirilah kebangkitan (ay. 25). Baru dengan demikian Marta berani mempercayainya. Ia menegaskan (ay. 27) bahwa Yesus itu “Mesias, Anak Allah, dan dia yang akan datang ke dalam dunia.” Maksudnya, dia itu orang yang diberi kuasa ilahi dan amat dekat dengan Allah sendiri, dan akan selalu hadir di antara manusia dengan segala suka dukanya. Tiga gelar itu mengungkapkan kesadaran akan siapa Yesus yang masih ada dalam ingatan orang beriman awal.

Arti nyata dari kata-kata Marta itu ditunjukkan kepada kita oleh Maria. Dalam ay. 32, Maria yang bertemu Yesus langsung bersujud di depan kakinya. Tindakan ini membadankan pernyataan Marta. Sujudnya Maria itu pengakuan bahwa Yesus itu dia yang diberi kuasa datang di tengah-tengah manusia di dunia ini dan menyertainya mendekat kepada Bapanya seperti Yesus sendiri dekat kepadaNya. Sekali lagi, pembaca diajak Yohanes memandangi kedua perempuan itu dan belajar dari mereka.

Lazarus

Sudah empat hari Lazarus mati. Marta berkata, ia sudah membusuk (ay. 39). Terlambat untuk bangkit kembali! Tapi Yesus membuat Marta dan kita-kita ini ingat, bila kita percaya maka kita akan melihat kemuliaan Allah (ay. 40). Maksudnya, bila Marta atau siapa saja mau memasrahkan urusan yang toh tidak dapat kita tangani sendiri kepada dia yang diberi kuasa ilahi, kebesaran ilahi akan bisa dialami, entah apa bentuknya.

Akhir peristiwa ini dapat diikuti dari Injil sendiri. Lazarus dipanggil keluar. Bahkan orang yang sudah mati empat hari dan membusuk itu masih taat kepada dia yang mendapat kuasa ilahi (Mesias) untuk membawa ke dekat kehadiran ilahi, yakni dirinya sendiri (Anak Allah) dan mendatangi dunia yang gelap di dalam kubur tadi. Maklum, dalam Injil Yohanes pengertian “dunia” dipakai dalam arti tempat gelap yang butuh diterangi kehadiran ilahi.

Orang yang sudah mati pun menaati kata-katanya! Peristiwa ini hebat. Tetapi makin didalami makin tak perlu membuat heran. Lazarus kan orang yang dikasihi, artinya, orang yang telah berjanji mau pasrah kepadanya dan menerima janji akan dilindungi. Orang seperti itu selalu dan tetap mendengarkan dia yang bersabda, tidak akan terhalang apapun, juga tidak oleh kematian. Inilah kenyataan yang tak kasat mata jasmani dan tak tecerna pikiran tapi bisa dicerap indra batin dan kepekaan iman. Yohanes juga mengajak kita belajar dari Lazarus si orang mati itu. Kematian tidak menutup pendengarannya bagi sabda ilahi.

Seperti Marta dan Maria, Lazarus pun mengungkapkan kepercayaan kepada Yesus dengan caranya sendiri: ia berjalan keluar dari kubur, menembus tabir maut, mendekat kepada dia yang memanggilnya. Dan ia pun kembali berada di tengah-tengah orang hidup.

Yesus

Ketika melihat Maria menangis dan ratapan orang-orang yang ada di situ, Yesus jadi sedih hatinya dan sangat terharu (ay. 33). Ungkapan-ungkapan ini amat manusiawi. Termasuk juga rasa frustrasi, marah, karena merasa tak bisa langsung berbuat sesuatu. Yohanes menyelami yang dirasakan Yesus dan mengungkapkannya kembali bagi kita. Yesus bukan manusia yang di atas perasaan dan bisa membuat mukjizat begitu saja. Waktu itu ia betul-betul merasa tak berdaya menolong orang-orang yang mempercayainya. Karena itu ia pilu, geram, apa sajalah yang keluar dari lubuk hati ketika melihat orang menderita tanpa bisa berbuat banyak. Hanya bisa ikut merasakan kepedihan.

Bahkan pada ay. 35 Yohanes menyebut Yesus menangis. Orang-orang Yahudi melihat dan bersimpati (ay 36-37) tapi juga menyangsikan apakah ia yang beberapa waktu sebelumnya bisa membuka mata orang buta kini akan dapat berbuat sesuatu. Memang Yesus merasa tidak dapat berbuat banyak. Dengan perasaan campur aduk ia cuma mau mendekat melihat sahabat yang sudah mendahului itu.

Di depan kubur orang yang telah menaruh kepercayaan kepadanya itu ia berseru kepada Bapa yang mengutusnya ke dunia. Ia memandang ke atas (ay. 41) dan mengucap doa syukur kepada Bapanya bahwa ada orang masih mau percaya bahwa ia sungguh utusanNya (ay. 41b-42). Kemudian ia berseru keras-keras memanggil keluar Lazarus – memanggil “Allah menolong” – itulah arti harfiah nama Lazarus.

Seruan itu dua arahnya: pertama, seruan kepada Lazarus agar keluar dari tempat orang mati dan kedua, seruan kepada Allah sendiri yang menolong itu. Diseru oleh orang yang diberiNya sendiri kuasa, maka Allah tidak tinggal diam. Pembaca boleh bolak balik mendalami dua arah seruan ini dan merasa-rasakan daya yang menggumpal di dalam kata-kata Injil itu.

Pada akhir petikan hari ini disebutkan, banyak orang yang menyaksikan peristiwa itu menjadi percaya. Itulah hikmat Injil.

Salam hangat,
A. Gianto

Sabda Hidup



Sabtu, 01 April 2017
Hari biasa Pekan IV Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan:
Yer. 11:18-20; Mzm. 7:2-3,9bc-10,11-12; Yoh. 7:40-53
BcO Ibr 10:11-35

Yohanes 7:40-53:
40Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." 41Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea! 42Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal." 43Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia. 44Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya. 45Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?" 46Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!" 47Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? 48Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi 49Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!" 50Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka: 51"Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?" 52Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea." 53Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Renungan:
Seringkali kita melihat aksi demo. Ada demo yang diikuti puluhan orang. Ada pula yang diikuti oleh ribuan orang. Ketika demo berlangsung selalu ada saat yang disebut orasi. Di situ orang menyampaikan gagasannya. Tidak jarang orasi itu begitu garang dan keras. Tidak sedikit pula yang menyampaikan orasi yang membakar emosi para pendemo dan memerahkan telinga yang dikritik. Namun sering orang-orang itu bebas dari penangkapan karena berada di kerumunan orang banyak dan berisiko menimbulkan kegaduhan lain.
Yesus adalah tokoh yang menimbulkan keresahan bagi para pemuka di jaman-Nya. Namun kehadiran-Nya selalu memikat banyak orang untuk berkumpul. Bahkan di antaranya ada pejabat dan tentara. Mereka pun mengakui kebenaran dan kuasa-Nya. Hal itu yang membuat orang-orang yang memusuhi-Nya tidak berani menangkap-Nya.
Suatu suara yang dideklarasikan pasti ada yang mengikuti. Semakin kuat sang deklarator semakin banyak pengikutnya. Maka rasanya kita perlu sungguh menata deklarasi kita sehingga deklarasi yang kita keluarkan sungguh membawa pada kesejahteraan banyak orang. Ketika kita menyampaikan itu kita tidak perlu takut dengan aneka ancaman. Tuhan beserta kita.

Kontemplasi:
Bayangkan dirimu mendeklarasikan sesuatu demi kebaikan bersama. Amati pertambahan pengikutmu dan tentangan yang anda hadapi.

Refleksi:
Bagaimana membangun deklarasi yang menyejahterakan?

Doa:
Tuhan semoga aku semakin mampu menggerakkan orang untuk bersama-sama membangun kesejahteraan hidup. Semoga dayaku tidak habis. Amin.

Perutusan:
Aku akan berani mencanangkan semangat baik pada lingkungan sekitarku. -nasp-

Lamunan Pekan Prapaskah IV

Sabtu, 1 April 2017

Yohanes 7:40-53

7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan datang."
7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias tidak datang dari Galilea!
7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.
7:45. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak membawa-Nya?"
7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata seperti orang itu!"
7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan?
7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?
7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!"
7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-Nya, berkata kepada mereka:
7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari Galilea."
7:53 Lalu mereka pulang, masing-masing ke rumahnya,

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang akan memiliki kemantapan diri kalau punya pandangan hidup. Dengan pandangan hidup orang memiliki prinsip dalam melakukan dan membicarakan segala sesuatu.
  • Tampaknya, pandangan hidup seseorang biasa terbentuk berdasarkan tradisi lingkungan masyarakat. Sejarah kehidupan seseorang juga dapat membentuk pandangan hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, semantap dan semulia apapun pandangan hidup seseorang, apabila tidak terbuka pada realita yang dihadapi, itu bukan pandangan hidup sejati yang seharusnya membawa orang semakin mengikuti suara nurani dalam perkembangan situasi hidup dan budaya setempat. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dapat mengubah pandangan hidupnya karena berhadapan dengan realita yang sungguh menghadirkan damai sejahtera.
Ah, pandangan hidup itu akan dibawa sampai mati.

Thursday, March 30, 2017

Bayam Untuk Kesehatan Tulang dan Mencegah Osteoporosis

http://artikelkesehatanwanita.com

Osteoporosis atau lebih dikenal tulang keropos adalah penyakit yang menyerang tulang dan umumnya terjadi pada lanjut usia. Tapi osteoporosis juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia muda. Osteoporosis meningkatkan risiko patah tulang secara tiba-tiba dan tak terduga dan bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan kematian. Untuk mencegahnya, diperlukan usaha sejak dini untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tulang. Bagaimana bayam dapat membantu mencegah osteoporosis dan menjaga kesehatan tulang?

Tentu Anda mengenal Popeye the Sailor Man, kan? Tokoh pahlawan anak-anak ini tidak memiliki senjata canggih untuk melawan musuhnya. Satu senjatanya adalah Sayur Bayam. Satu kaleng sayur bayam selalu menjadi sumber kekuatannya. Bayam dipilih sebagai sumber kekuatan Popeye karena kandungannya yang amat kaya nutrisi, yang membuat bayam baik untuk kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis.

Bayam mengandung beberapa nutrisi penting bagi tubuh seperti potassium, zat besi, magnesium, vitamin K, vitamin A, vitamin D, dan juga kalsium. Banyak orang berpikir bahwa bayam untuk kesehatan tulang sangat diperlukan karena kandungan kalsium pada bayam yang tinggi. Akan tetapi, pada faktanya, kandungan kalsium pada bayam ternyata sangat rendah. Bahkan, bayam mengandung sebuah zat kimia yang disebut dengan oxalate. Zat kimia ini justru mengurangi penyerapan kalsium dalam tulang. Meskipun demikian, kandungan kalsium dalam bayam mampu membangun jaringan penguat di seluruh tubuh.

Bayam untuk kesehatan tulang sebenarnya dipenuhi oleh vitamin-vitamin yang dikandungnya. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1995 menemukan bahwa kekurangan vitamin K juga dapat memicu pengurangan kepadatan tulang. Vitamin K yang cukup tinggi pada bayam dapat membantu mencegah terjadinya osteoporosis.

Selain vitamin K, bayam juga mengandung vitamin A yang cukup tinggi. Vitamin A sangat penting untuk regenerasi sel-sel baru, termasuk pembentukan sel tulang-tulang baru. Namun, vitamin A yang bersumber dari suplemen tidak mampu memberikan hasil yang sempurna seperti pada sumber vitamin A alami seperti pada bayam. Kandungan potassium pada bayam juga tidak kalah penting untuk kesehatan tulang. Potassium pada bayam mampu menetralisir garam yang menyerap banyak kalsium dalam tulang.

Bayam juga baik untuk kesehatan tulang karena mineral-mineral, selain kalsium, yang dikandung oleh bayam. Beberapa mineral penting terkandung dalam bayam, seperti mangan, magnesium, fosfor, dan juga Zinc. Zinc merupakan salah satu mineral yang penting untuk tulang. Zinc akan bersinergi dengan kalsium untuk mengisi tulang dengan kalsium. Meskipun bayam mengandung oxalate, segudang manfaat bayam membuatnya berguna bagi kesehatan tulang.

Jadi, begitulah alasan mengapa bayam dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan mencegah osteoporosis. Yuk, kita cegah osteoporosis dengan makan bayam dan jadi sekuat popeye :)

Sabda Hidup



Jumat, 31 Maret 2017
Hari biasa Pekan IV Prapaskah
warna liturgi Ungu 
Bacaan
Keb. 2:1a,12-22; Mzm. 34:17-18,19-20,21,23; Yoh. 7:1-2,10,25-30. BcO Ibr 10:1-10

Yohanes 7:1-2,10,25-30:
1 Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. 2Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. 10 Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. 25Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? 26Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? 27Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya." 28Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. 29Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku." 30Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Renungan:
Dalam peperangan kita mengenal strategi gerilya maupun penyamaran. Jendral Sudirman dikenal dengan kemampuannya bergerilya. Pasukannya secara diam-diam memata-matai dan mengalahkan lawan. Selain itu kita pun sering menyaksikan orang menyamar untuk bisa memasuki area lawan. Penyamaran yang sukses menghadirkan keberhasilan perjuangan.
Yesus mesti memasuki kembali kota Yudea karena saudara-saudaranya ke sana untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Namun Ia memasuki kota itu dengan diam-diam. “Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam” (Yoh 7:10). Banyak orang di sana hendak membunuh Dia. Yesus pun berhasil dan bahkan sempat mengajar dan berdiskusi dengan banyak orang di situ.
Kadang kita pun perlu hadir secara diam-diam. Orang-orang sekarang sering menyebut tampil di belakang layar. Bisa juga kita menjadi sutradara di suatu pertunjukan. Walau tidak terlihat, peran tersebut penting bagi keberhasilan sebuah pentas. Maka pada saat-saat tertentu baik kalau kita pun juga berperan diam-diam.

Kontemplasi:
Bayangkan kisah dalam Injil Yoh 7:1-2,10,25-30. Bandingkan dengan pengalamanmu.

Refleksi:
Kapan kita perlu hadir dan tampil secara diam-diam?

Doa:
Tuhan semoga aku mampu menempatkan diri secara tepat dengan situasi yang kuhadapi. Semoga aku bisa menahan diri kala aku harus menahan diri. Amin.

Perutusan:
Aku akan hadir secara diam-diam bila hal tersebut diperlukan. -nasp-

Lamunan Pekan Prapaskah IV

Jumat, 31 Maret 2017

Yohanes 7:1-2.10.25-30

7:1. Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya.
7:2 Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun.
7:10 Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam. 
7:25 Beberapa orang Yerusalem berkata: "Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh?
7:26 Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus?
7:27 Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya."
7:28 Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal.
7:29 Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku."
7:30 Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, pada umumnya orang merindukan rasa aman. Rasa tidak nyaman sedikit sudah dapat membuat gelisah.
  • Tampaknya, pada umumnya orang menyingkiri segala macam ancaman. Bahkan orang dapat meninggalkan tempat tinggal dan pergi ke tempat lain untuk menghindari orang atau kelompok yang mengancam hidupnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sebesar dan sedalam apapun sebuah ancaman sehingga menimbulkan rasa ketakutan, hal itu sebenarnya membuat orang terhindar dari rasa mapan atau status quo yang kalau dihayati justru menghadirkan kehidupan dinamis penuh kreativitas dalam menjalani tugas pokok. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang tak akan berhenti melakukan tugas pokoknya sekalipun harus mencari jalan lain karena adanya berbagai tantangan dan ancaman.
Ah, hanya orang gila kalau terancam kok masih nekad.

Wednesday, March 29, 2017

Sebuah Rencana


"Bas, suk Jemuwah 21 April piknik Domus lho" (Mas Abas, besuk Jumat 21 April akan ada piknik Domus Pacis) kata Rm. Bambang kepada Mas Abas pada Senin 27 Maret 2017 siang sesudah makan yang diteruskan "Kowe isa ngejak pacarmu"(Kamu dapat mengajak pacarmu). Mas Abas menjawab "Kula mboten gadhah kok" (Saya tidak punya). Kemudian informasi yang sama juga disampaikan kepada Mbak Tari oleh Rm. Bambang. Mbak tari mengusulkan agar Rm. Tri Wahyono juga diajak. "Artine dha ngusung rama-rama masuk bus lho" (Itu berarti siap mengangkat rama-rama untuk masuk bus). Pak Tukiran ketika mendengar informasi piknik juga tampak antusias. Ketika Mbak Tari bertanya "Teng pundi ta?"(Kemana?), Rm. Bambang menjawab "Kerep". Berita ini adalah salah satu hasil pembicaraan dari pertemuan para rama Domus dengan Rm. Hadianta (Minister Domus) dan Rm. Purwatma (Rektor Domus) pada hari itu. Rama yang ikut pertemuan adalah Rm. Yadi, Rm. Harto, Rm. Jaka, Rm. Tri Hartono, Rm. Gito, dan Rm. Bambang. Sesudah rapat, kecuali Rm. Hadi dan Rm. Jaka, mereka makan siang bersama. Adapun rencana piknik menjadi program paskahan penghuni Domus Pacis termasuk para karyawan dan keluarganya. Relawan yang diajak adalah Bu Rini, yang diserahi tugas mencari bantuan bus, dan Bu Riwi, yang banyak membantu Rm.Yadi. Bus itu akan berisi 30 orang.

Lamunan Pekan Prapaskah IV

Kamis, 30 Maret 2017
Yohanes 5:31-47
5:31. Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar;
5:32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar.
5:33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran;
5:34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.
5:35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu.
5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku.
5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
5:38 dan firman-Nya tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang diutus-Nya.
5:39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,
5:40 namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
5:41 Aku tidak memerlukan hormat dari manusia.
5:42 Tetapi tentang kamu, memang Aku tahu bahwa di dalam hatimu kamu tidak mempunyai kasih akan Allah.
5:43 Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.
5:44 Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
5:45 Jangan kamu menyangka, bahwa Aku akan mendakwa kamu di hadapan Bapa; yang mendakwa kamu adalah Musa, yaitu Musa, yang kepadanya kamu menaruh pengharapanmu.
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
5:47 Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, yang namanya penghargaan akan membuat orang menjadi bangga. Tidak sedikit orang mengharapkan penghargaan untuk jerih payah dan usahanya.
  • Tampaknya, penghargaan pun dapat amat dikejar. Orang dapat memasang tanda-tanda penghargaan di ruang tamu untuk menunjukkan kehebatannya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul erat dengan kedalaman batin, sebanyak apapun tanda penghargaan dimiliki oleh seseorang, dia belum akan menghayati penghargaan sejati kalau segala yang dilakukan tidak menjadi sarana melaksanakan kehendak luhur yang datang dari aura di relung batin. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menghayati nilai luhur yang amat membuatnya berharga karena menjalani amanat dari nurani.
Ah, justru kalau punya banyak sertifikat prestasi orang akan banyak dihargai oleh orang lain.