Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 6, 2017

Bersahabat Dengan Penyakit


Novena Ekaristi Seminar di Domus Pacis untuk tahun 2017 sudah dimulai pada Minggu tanggal 5 Maret. Calon peserta yang mendaftarkan ada 375 orang. Tetapi di dalam pelaksanaan pada hari itu ada peserta-peserta baru yang tidak mendaftar lebih dahulu. Ruang Barnabas di Domus Pacis tampak penuh. Dokter FX Suharnadi, ahli penyakit dalam dan konsultan penyakit diabetes dari RS Panti Rapih, menjadi penyumbang pembicaraan yang berjudul Seger Nadyan Duwe Lelara (Segar Walau Punya Penyakit). Dr. Harnadi amat segar dalam mengetengahkan pembicaraannya. Pusat pembicaraan memang berkisar tentang sakit yang sebabnya ada yang karena keturunan, trauma (kecelakaan), tumor, dan generatif (usia). Untuk kaum tua ada 13 macam penyakit usia lanjut: sulit tidur, tidak stabil, kesendirian, mudah lupa, katarak, kurang daya tahan, mudah kena infeksi, mudah nabrak, kerusakan penglihatan, kerusakan pendengaran, kerusakan daya pengecap, kerusakan daya penciuman, dan kerusakan kemampuan komunikasi. Dalam hal ini dokter Harnadi juga menyampaikan bagaimana kaum tua harus berbuat bila berhadapan dengan penyakit-penyakit itu. Terhadap pembicaraan ini ada banyak peserta yang mengajukan pertanyaan dan ada juga yang mensharingkan pengalamannya. Agar tenang menghadapi berbagai penyakit yang disandang Pak Harnadi menyampaikan pegangan: TAK PERLU TAKUT, MENENTUKAN BAGAIMANA HARUS MENSIKAPI, DIET, DAN PASRAH DIRI. Dalam hal ini ada peserta yang mengatakan bahwa yang pokok adalah BERSAHABAT DENGAN PENYAKIT dan tidak membenci dan memusuhi.

Sesudah pembicaraan itu Rm. Bambang menyampaikan landasan kerohanian yang diambil dari Injil hari itu, yaitu Mat 4:1-11. Yang paling pokok adalah hidup dituntun oleh Roh. Tuntunan Roh tidak membuat orang terbebas dari godaan iblis. Godaan iblis ada dalam tiga tingkatan: ekonomis (soal santapan), cari hebat (soal kemampuan yang membanggakan), dan haus kekuasaan. Tetapi dalam Roh orang mampu tidak mengikuti nafsu-nafsu itu. Orang yang berpenyakitan pertama-tama memang harus, meminjam istilah dr. Harnadi, jamu (jaga mulut). Berani menata dan memilih serta menyantap makanan yang tidak berbahaya sesuai dengan penyakitnya. Kalau sudah menjadi kebiasaan orang harus hati-hati agar tidak menyombongkan diri. Biasanya kalau sudah sombong orang mudah lupa dan tak waspada. Dan yang terakhir orang harus menjaga diri selalu berendah hati. Semua ini dapat dilakukan tanpa harus jadi tokoh keagamaan dan petapa. Orang cukup membiasakan diri membuka hati kontak dengan Tuhan.

Tampaknya yang biasa ikut Novena Domus cukup antusias dengan isi seminar yang selalu ditutup dengan misa. Mereka memang diminta untuk mendaftarkan diri. Hal ini berkaitan dengan penyediaan konsumsi. Dua hari sesudah pelaksanaan tahap pertama, sudah ada 363 orang yang mendaftarkan diri pada Rm. Bambang lewat SMS. Hal ini berarti tak lama lagi pendaftaran sudah ditutup. Pendaftar yang sudah masuk dapat dilihat pada matrik berikut:

ASAL PESERTA
JUMLAH
01.  Paroki Pringwulung
66 orang
02.  Paroki Kotabaru, Lingkungan Sendowo
6 orang
03.  Paroki Administratif Pringgolayan
16 orang
04.  Paroki Pugeran
8 orang
05.  Paroki Bintaran, Lingkungan Nicolas
8 orang
06.  Paroki Baciro
12 orang
07.  Paroki Minomartani
10 orang
08.  Paroki Banteng
2 orang
09.  Paroki Babadan
4 orang
10.  Paroki Babarsari
15 orang
11.  Paroki Medari
22 orang
12.  Paroki Mlati
5 orang
13.  Paroki Gamping
2 orang
14.  Paroki Ganjuran, Lingkungan Kepuh
4 orang
15.  Paroki Klaten
150 orang
16.  Paroki Gondang
20 orang
17.  Paroki Ignatius Magelang
13 orang
JUMLAH
363 orang

0 comments:

Post a Comment