Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, March 15, 2017

Sabda Hidup


Kamis, 16 Maret 2017
Hari biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan
Yer 17:5-10; Mzm 1:1-2.3.4.6; Luk 16:19-31. BcO Ul 30:1-20

Lukas 16:19-31:
19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Renungan:
Beberapa hari yang lalu diberitakan ada seorang anak SD merawat dua orang adiknya. Ia merawat seorang diri. Berita ini menggerakkan hati banyak orang. Sebelumnya diberitakan foto seorang anak dengan sepatu mengap menjadi viral. Lalu ada orang yang segera memnantu anak tersebut.
Semasa hidupnya Lazarus berada di dekat orang kaya. Namun si kaya menutup mata terhadap Lazarus. Ia membiarkan Lazarus berada dalam kemiskinannya dan menerima rejeki dari ceceran miliknya. Ia tidak mengangkat martabat Lazarus. Ia membiarkan Lazarus berada dalam penderitaannya. Maka di dunia sesudah kematian ia pun mengalami pengabaian sebagaimana dulu dia mengabaikan yang miskin.
Di sekitar kita mungkin ada banyak orang yang berada dalam situasi terbatas. Kepedulian kita kepada mereka menjadi taburan bibit yang baik bagi kehidupan abadi sesudah kematian. Maka marilah kita tidak menutup mata terhadap penderitaan sesama.

Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Pergilah menemukan mereka yang membutuhkan bantuan.

Refleksi:
Bagaimana membangun kepedulian?

Doa:
Tuhan semoga aku selalu mempunyai hati pada mereka yang menderita. Bukalah hati semua orang untuk selalu rela berbagi kepada mereka. Amin.

Perutusan:
Aku akan berbagi pada mereka yang menderita. -nasp-

0 comments:

Post a Comment