Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Monday, March 13, 2017

Tak Ada Yang Tanda Salib


Ini adalah hari Sabtu 4 Maret 2017. Mas Handoko, salah satu relawan DomusPacis, sudah datang pada jam 08.30 untuk menata sound system Ruang Barnabas, tempat serbaguna Domus. Bu Mardanu, relawan lain, datang masuk kamar Rm. Bambang pada jam 09.00 dan berkata "Rama, Bu Madi nembe ngrampungaken masak. Mangke nusul" (Rama, Bu Madi baru menyelesaikan masak di rumahnya. Nanti menyusul) sambil membawa oleh-oleh snak klepon satu dos. Ketika kemudian Bu Madi datang, kedua ibu ini langsung membawa dos klepon itu bersama tiga dos dari tiga macam snak yang dikirim oleh Bu Rini sebelumnya. Bersama Mbak Tari mereka menata empat macam snak itu pada nampan-nampan. "Tamune le teka jam pira, ta?" (Jam berapa para tamu akan datang?) tanya Bu Madi kepada Rm. Bambang yang menjawab "Jarene antara jam sepuluh sewelas" (Katanya di antara jam 10.00 dan 11.00). Pada jam 10.50 ada SMS dari Dewi masuk di HP Rm. Bambang "Rama, kami meluncur ke Domus Pacis". Dewi adalah penghubungan para tamu dengan Rm. Bambang. "E, tamune meh teka. Snak disajikan" (Tamu hampir datang. Snak disajikan) kata Rm. Bambang kepada Bu Madi dan Bu Mardanu. Dan kepada para karyawan Rm. Bambang berseru "Rama-rama diaturi pirsa" (Rama-rama dikasih informasi).



Rm. Yadi, Rm. Gito, Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, Rm. Tri Wahyono, Rm. Hadianto dan Rm. Bambang serta para karyawan dan relawan siap di Ruang Barnabas. Hingga jam 11.30 para tamu belum datang. Rm. Yadi harus mengundurkan diri karena kemenakannya datang. Tetapi 10 menit kemudian ada bus lewat Gang Lada, depan Domus Pacis, yang ternyata membawa para tamu. Ketika para tamu masuk Ruang Barnabas, mereka menyalami para rama, karyawan dan relawan Domus. Oleh Rm. Bambang mereka diminta langsung menyantap snak dan minum yang tersedia. Banyak dari para tamu itu bertanya tentang snak yang tampak asing bagi mereka, karena mereka bukan orang Indonesia. Memang ada 2 guru dan 1 murid berkebangsaan Indonesia. Mereka adalah orang-orang Malaysia, Pakistan, dan Korea. Sehari-hari mereka berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Para tamu ini datang dari Lodge International School, sekolah internasional di Kuching ibu kota Serawak Malaysia. Salah satu program sekolah ini adalah bakti sosial ke negara lain bagi mereka yang dianggap sudah membutuhkan pelayanan khusus. Kata seorang guru, para siswa dan siswi berusia antara 14-16 tahun. Sesudah santap snak, mereka duduk di kursi yang sudah ditata oleh para karyawan Domus. Acara selanjutnya adalah perkenalan. Rm. Hadi, Minister Domus Pacis, meminta Rm. Bambang tampil mengenalkan sedikit tentang Domus Pacis dan para rama, karyawan serta relawan yang ada. Selanjutnya salah satu siswa, yang kebetulan dapat berbahasa Indonesia karena berasal dari orang tua Batak-Jawa dan di rumah berbicara Bahasa Indonesia, tampil memperkenalkan para guru dan teman-temannya. Ternyata acara perkenalan baik dari Domus maupun tamu terjadi dalam suasana penuh kelakar dan tepuk tangan.

Sehabis perkenalan, karena sudah saat makan siang, semua diajak untuk menyantap makan yang tersedia. Untuk para tamu sebenarnya peghubung sudah menyiapkan sendiri yang diantar oleh seorang ibu. Karena para rama ingin makan bersama, persediaan menu yang ada di Domus dikeluarkan. Ternyata tak sedikit para siswa yang ikut menikmati baik sayuran maupun lauk dari Domus. Ketika acara makan usai, para siswa menyuguhkan beberapa tarian yang amat menarik. Ada tarian dari Malaysia, Korea Selatan, dan Tiongkok. Dan untuk tarian keempat musiknya amat heboh semacam poco-poco yang melibatkan semua siswa tetapi dengan lagu Rasa Sayange model Malaysia. Ternyata mereka juga ingin melakukan sesuatu untuk kepentingan para rama Domus. Maka diputuskan untuk menyiram dengan air dan membersihkan paving lantai Ruang Barnabas dengan sikat ubin. Sesudah bersih para tamu menata 400 kursi guna acara Novena Domus Minggu tanggal 5 Maret 2017. Para siswa dan guru juga diberi kesempatan untuk melihat-lihat bagian dalam bangunan induk Domus. Kamar Rm. Harto dan Rm. Bambang menjadi contoh untuk melihat fasilitas bagi para rama tua. Dalam acara terakhir para siswa menyampaikan bingkisan oleh-oleh untuk semua rama. Yang menarik adalah permintaan guru untuk memberikan berkat sebelum mereka meninggalkan Domus. Rm. Bambang, ketika menyampaikan berkat, mengucap "The Lord be with you" dan seorang guru menjawab "And also with you". Rm. Bambang meneruskan "May God bless you in the name of the Father and of the Son and of the Holly Spirit" dan satu guru tadi menjawab lagi "Amen". Dan Rm. Harto ketika makan malam berkata kepada Rm. Bambang "Wau dhek njenengan mberkahi, mboten onten sing tanda salib" (Tadi ketika Anda menyampaikan berkat, tak ada anak-anak yang membuat tanda salib).

0 comments:

Post a Comment