Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, March 23, 2017

Temu Religius


Ini adalah peristiwa pada hari Selasa 21 Maret 2017. Ruangan baru itu, yang baru saja dibangun, akan menjadi kapel Domus Pacis. Posisinya berada di depan kamar Rm. Bambang memanjang hingga teras bagian timur. Ukuran kapel baru, yang masih menunggu kelengkapan altar dan fasilitas lain, adalah 12X6M. Pada hari ini Pak Tukiran dan Mas Abas memindahkan meja yang biasa dipakai untuk misa harian para rama Domus ke ruang baru itu. Sound system dan keyboard sudah dipersiapkan oleh Mas Handoko, relawan Domus, pada Minggu 19 Maret 2017. Pada jam 14.00, dalam keadaan hujan lebat, Pak Tukiran dan Mas Abas serta dibantu oleh Mbak Tri, pramurukti untuk Rm. Tri Wahyono, menata kursi sebanyak 52 buah di dalamnya. Mereka juga mempersiapkan 2 buah meja dan juga kursi-kursi yang ditata berjajar sepanjang teras di depan ruang pertemuan dalam hingga dekat dapur. Pada sekitar jam 15.40,ketika masih hujan lebat, Bu Rini, relawati lain, datang membawa snak 3 macam. Setelah itu Bu Sri Handoko,juga seorang relawati, datang. Mereka menata snak di meja yang sudah disediakan oleh Pak Tukiran dan Mas Abas. Mas Abas juga sudah menyediakan 1 jumbo isi air teh dan air mineral 1 dos. Sedang Pak Tukiran sudah menanak nasi dan disiapkan dalam termos besar.

Pada Selasa itu para rama Domus Pacis menjadi tuan rumah untuk pertemuan Paguyuban Komunitas Religius se Paroki Pringwulung. Pada jam 16.30 Rm. Hadianto, Minister Domus Pacis, juga sudah siap menerima kehadiran para suster, frater, dan rama yang tinggal di wilayah Paroki Pringwulung. Beberapa ibu yang menjadi anggota Bidang Paguyuban dan Persaudaraan Dewan Paroki Pringwulung juga datang awal. Seperempat jam menjelang jam 17.00 beberapa suster dan frater mulai berdatangan. Para relawan langsung mempersilakan untuk minum dan menyantap snak. "Rama, apakah Rama Yadi juga tinggal di sini" seorang suster, yang ternyata bernama Sr. Sisca, bertanya kepada Rm. Bambang yang menjawab "Benar. Kamarnya ada di pojok Timur-Utara." Ternyata suster itu, yang masih ada hubungan darah dengan Rm. Yadi, menuju ke kamar Rm. Yadi. Sebentar kemudian kembali ke kerumunan para peserta pertemuan dengan mendorong Rm. Yadi yang duduk di kursi roda.

Sesudah minum dan snak para peserta pertemuan masuk kapel Domus yang belum diberkati. Rm. Bambang maju untuk mengintroduksi lagu penutup misa. "Sudah dapat?" tanyanya yang mendapatkan jawaban "Sudaaaah." Dan memang itu sudah kerap muncul di Misa Minggu Pringwulung untuk kepentingan anak-anak. Tetapi Rm. Bambang mengubah kata-kata "Kakek-kakek, nenek-nenek, tante-tante, om-omo" dengan "Suster-suster, frater-frater, rama-rama, semua", dan "Pemudanya, pemudinya, semua diberkati Tuhan" dengan "Ibu-ibu, bapak-bapak, semua diberkati Tuhan." Rm. Bambang juga melatih gerakan untuk menyanyikan seperti kalau anak-anak menyanyikan. Kemudian, dia mundur menuju keyboard. Rm. Hermen memimpin Misa dan Rm. Bambang mengiringi lagu-lagu dengan irama kroncong. Suasana Misa sungguh semarak dan homili Rm. Hermen tentang pengampunan amat mantap. Seusai lagu penutup Rm. Hadianto, Minister Domus Pacis, memperkenalkan para rama yang menjadi penghuni Domus.

Makan malam bersama, yang dilayani oleh para ibu relawati Domus, juga terjadi dalam suasana penuh keakraban terutama antar para anggota paguyuban. Keakraban menjadi lebih dahsyat karena sesudah makan malam semua kembali ke ruang yang akan jadi kapel Domus. Para suster, frater, dan rama bergantian per komunitas tampil melantunkan lagu-lagu. Seorang frater calon imam SCY menjadi pengiring musik yang amat handal. Para pengisi yang tampil tidak jarang membuat gerakan-gerakan tubuh yang penuh kelucuan. Pengisi terakhir adalah para relawati, bapak-ibu pengurus Dewan, dan Rm. Bambang yang menyanyikan lagu Sakjege Aku Ndherek Gusti. Sekalipun suasana amat meriah penuh canda tawa, ketika doa penutup diucapkan, semua terdiam sehingga tercipta suasana hening. Doa penutup diakhiri dengan berkat yang disampaikan oleh Rm. Harto. Dan jam 20.15 para peserta pertemuan berpamitan dan bersalaman dengan para rama Domus dan kemudian pulang ke tempat masing-masing. Adapun para relawati dan karyawan Domus masih bertahan sampai jam 21.30 untuk mengemasi barang-barang dan bersih-bersih.

0 comments:

Post a Comment