Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, March 16, 2017

Sabda Hidup



Jumat, 17 Maret 2017
Hari biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu
Bacaan
Kej. 37:3-4,12-13a,17b-28; Mzm. 105:16-17,18-19,20-21; Mat. 21:33-43,45-46. BcO Ul 31:1-15,23

Matius 21:33-43,45-46:
33 "Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 34  Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. 35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. 37 Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 38 Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. 39 Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. 40 Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?" 41 Kata mereka kepada-Nya: "Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya." 42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. 43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu. 45 Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. 46 Dan mereka berusaha untuk menangkap Dia, tetapi mereka takut kepada orang banyak, karena orang banyak itu menganggap Dia nabi.

Renungan:
Ketika nafsu serakah telah merasuki diri seseorang maka ia sulit melihat kebaikan yang diterimanya. Yang ada padanya hanyalah kekurangan dan keinginan untuk menguasai. Ia tidak merasa cukup dengan apa yang diperoleh. Ia ingin menguasai lebih dan lebih, kalau perlu merebut yang bukan menjadi haknya dan menyingkirkan mereka yang berhak.
Para penggarap melihat kebun yang mereka garap bernilai lebih daripada bagi hasil yang akan diterima. Mereka tergiur untuk menguasainya. Maka utusan bahkan putra pemilik kebun pun mereka singkirkan demi menguasai kebun tersebut.
Dalam hidup ini sering ada godaan untuk merasa tidak cukup, kurang. Hal itu mendorong nafsu kita untuk mendapatkan lebih dan lebih. Kita mesti berhati-hati dengan hal tersebut karena bisa menjebak diri kita. Kita mesti berani mengatakan cukup dan menahan diri masuk dalam perangkap nafsu rasa tidak cukup. Apa yang diberikan Tuhan cukup untuk memenuhi kebutuhan kita.

Kontemplasi:
Pejamkan sejenak matamu. Bayangkan rejeki yang kaumiliki. Tatalah itu. Cukupkan untuk hidupmu.


Refleksi:
Bagaimana menata rejeki kita agar cukup bagi hidup kita?

Doa:
Tuhan jagailah aku supaya tidak dikuasai oleh nafsu yang tidak pernah puas. Amin.

Perutusan:
Aku akan mencukupkan diri dengan rejeki yang kumiliki. -nasp-

0 comments:

Post a Comment