Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, April 30, 2020

Lamunan Pekan Paskah III

Jumat, 1 Mei 2020

Yohanes 6:52-59

6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."
6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.
6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
6:58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."
6:59 Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, pada umumnya orang tahu bahwa makan minum adalah kebutuhan yang amat mendasar. Tanpa makan dan minum orang masuk dalam bahaya bencana yang mengancam hidup.
  • Tampaknya, tak sedikit orang yang dalam makan minum mencari kenikmatan. Dia akan mencari variasi menu agar yang dimakan dan diminum tidak hanya satu macam terus menerus.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun yang dimakan dan diminum amat terbatas dan hanya itu-itu saja, kenikmatan sejati santapan akan dihayati bila orang menghayatinya sebagai anugerah surgawi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan mengalami kenikmatan hidup yang jauh melebihi berbagai macam santapan yang ada di dunia fana.
Ah, asal dapat menu lezat orang pasti hidup enak.

Santo Paus Pius V

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 4882 Diterbitkan: 01 Desember 2014 Diperbaharui: 04 Desember 2014

  • Perayaan
    30 April
  •  
  • Lahir
    17 January 1504
  •  
  • Kota asal
    Bosco, Lombardy, Italy
  •  
  • Wafat
    1 Mei 1572 di Roma, Italy
    Dimakamkan di the chapel of San Andrea, Saint Peter’s basilica, Vatican City
  •  
  • Beatifikasi
    1 Mei 1672 oleh Paus Klemens X
  •  
  • Kanonisasi
    22 Mei 1712 oleh Paus Klemens XI

Paus yang kudus ini dilahirkan di Italia pada tahun 1504. Ia dibaptis dengan nama Antonius Ghislieri. Antonius sungguh ingin menjadi seorang imam, tetapi tampaknya angan-angannya itu tidak akan pernah menjadi kenyataan. Orangtuanya miskin. Mereka tidak punya cukup uang untuk menyekolahkannya.
Suatu hari, dua orang imam Dominikan datang ke rumahnya dan bertemu dengan Antonius. Para imam itu amat suka kepadanya hingga mereka bersedia mengurus pendidikannya. Demikianlah, pada usia empat belas tahun, Antonius bergabung dalam Ordo Dominikan. Ia memilih nama “Mikhael”. Setelah menamatkan studinya, ia ditahbiskan sebagai imam. Kemudian ia ditahbiskan pula sebagai uskup dan kardinal.
Dengan gagah berani ia mempertahankan ajaran-ajaran Gereja dari mereka yang berusaha menentangnya. Ia senantiasa hidup dengan bermatiraga. Ketika usianya enam puluh satu tahun, ia dipilih menjadi paus. Ia memilih nama Paus Pius V. Dulu ia seorang bocah penggembala domba yang miskin. Sekarang ia adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia. Walaupun demikian, paus tetap rendah hati dan sederhana seperti sedia kala. Ia masih mengenakan jubah Dominikan-nya yang putih, jubah tua yang selama ini dikenakannya. Dan tak seorang pun dapat membujuknya untuk menggantinya.
Paus Pius V harus menghadapi banyak tantangan. Ia menimba kekuatan dari salib Yesus. Setiap hari ia merenungkan sengsara dan wafat Kristus. Ia membuka banyak Seminari baru, merevisi brevir, dan buku katekismus baru diterbitkan. Yayasan-yayasan didirikan untuk menyebarkan Iman dan melestarikan ajaran Gereja. Paus Pius V membangun rumah-rumah sakit dan menggunakan kas kepausan untuk merawat orang miskin.
Pertempuran Lepanto - Santa Maria Ratu Rosari
Pada masa itu, Gereja Kristus sedang dilanda ancaman besar dari bangsa muslim Turki yang ingin menguasai Eropa dan memusnahkan Kekristenan. Bapa Suci memberi peringatan kepada para raja dan pangeran di Eropa mengenai situasi bahaya yang sedang mengancam, namun saat itu tak seorang pun yang mempedulikannya.
Ketika Jenderal La Valette yang hebat itu mempertahankan Malta dari serangan bangsa Muslim Moor, tak seorang pun yang membantunya kecuali Paus Pius V yang mengirimkan uang dari Kas Vatikan untuk mempertahankan benteng Kristen yang penting tersebut. Ketika bangsa Turki berhasil dipukul mundur, Raja Turki, Selim II, mempersalahkan Paus dan menyatakan perang terhadap Italia dan mengancam akan menghancurkan setiap kota di Italia.
Menghadapi ancaman demikian, Paus Pius V memerintahkan setiap Gereja di Italia untuk mengadakan devosi selama 40 jam. Raja Selim II menertawakan cara paus menghadapi ancaman pertempuran seperti itu. Tapi setelah banyak tertawa, 3 hari kemudian Selim II wafat secara mendadak.
Kematian Selim II rupanya tidak menghentikan rencana invasi bangsa Turki ke Italia. Para panglima Turki: Müezzinzade Ali Pasha, Suluc Mehmed Pasha dan Uluç Ali Reis tetap memimpin armada perang dan bergerak menuju Italia. Paus Pius V kembali harus memohon pada para penguasa di Eropa agar bahu-membahu menghadapi ancaman ini. Para pengasa Kristen di Eropa kemudian membentuk sebuah aliansi untuk menghadapi ancaman ini. Armada perang Kristen yang terbentuk dari aliansi ini dipimpin oleh Don Luis de Requesens dan Don Álvaro de Bazán dari Kerajaan Spanyol, dan Gianandrea Doria dari Genoa. Ikut pula seorang pangeran muda dari Austria yang juga adalah adik tiri dari Raja Spanyol; bernama Don John of Austria.
Meskipun Don John belum berpengalaman, namun Paus Pius V mengangkatnya sebagai panglima dari Armada perang Kristen tersebut. Kepadanya Bapa Suci berkata : “Pergilah anakku, karena aku tahu Tuhan akan memberimu kemenangan. Rosario akan menjadi keselamatan bagi kita!”
Bapa Suci kemudian memberkati kapal-kapal dan seluruh armada diserahkan di bawah perlindungan Bunda Maria Ratu Rosario. Semua yang ada di kapal menerima komuni kudus setiap hari dan berdoa rosario berkali-kali dalam sehari.
Pada bulan Oktober 1571 armada perang Turki yang luar biasa besar berlayar menuju Eropa. Sasarannya adalah menaklukkan Italia, menduduki kota Roma dan menghancurkan kekristenan. Don John dan para komandannya segera menyongsong mereka. Kedua armada perang ini bertemu di suatu wilayah yang disebut Lepanto, dekat Yunani, dan terjadilah pertempuran laut yang sangat dahsyat yang saat ini dikenang dengan nama "Pertempuran Lepanto". Kekuatan kedua belah pihak sangat tidak seimbang dan armada perang Turki jauh lebih unggul. Turki memiliki 251 kapal perang dan 31.490 orang tentara, sedangkan armada Kristen hanya memiliki 212 kapal perang dan 28.500 orang tentara (Sumber : Wikipedia).
Sejak armada Kristen keluar menyongsong musuh, lonceng-lonceng Gereja diseluruh Italia terus menerus dibunyikan pada jam-jam tertentu. Para imam akan mengumpulkan segenap umatnya dan bersama-sama mereka berdoa rosario. Paus Pius V masuk kapel pribadinya dan tetap tinggal di sana sambil terus berdoa rosario.
Dalam peperangan, Don John tetap menyuruh anak buahnya bertempur sambil berdoa rosario. Dan hasilnya sungguh sangat luar biasa. Dari sudut pandang sebagai manusia, kemenangan bagi armada Kristen adalah sesuatu yang mustahil. Namun selama pertempuran berlangsung; Bapa Suci dan semua orang Katholik bersama-sama menggempur surga dengan doa rosario yang tanpa henti. Armada Kristen yang tak berdaya dengan jumlahnya yang jauh lebih kecil, sepertinya akan disapu bersih oleh armada musuh yang jumlahnya jauh lebih besar. Namun tiba-tiba bertiuplah angin dengan kencang dan membawa gelombang laut yang amat besar ke arah armada Turki. Satu demi satu kapal perang Turki pecah dan tenggelam ditelan ombak raksasa yang datang bersama angin kencang tersebut. Ketika para panglima Turki menyadari bahwa armada perang Kristen tengah dilindungi oleh sebuah Kekuatan yang tidak terlihat; mereka kemudian pontang-panting melarikan diri dan meninggalkan armada mereka yang porak-poranda.
Hasil pertempuran Lepanto tercatat; dari pihak Turki 20.000 orang mati, terluka dan tertawan, 137 kapal direbut, 50 kapal tenggelam dan 10.000 orang tawanan Kristen (yang dijadikan para pendayung) dibebaskan. Dari pihak Kristen tercatat 7.500 orang mati dan 17 kapal hilang (Sumber : Wikipedia).
Pertempuran Lepanto yang bersejarah itu terjadi pada siang hari minggu tanggal 7 Oktober. Seharusnya berita kemenangan ini baru sampai di Roma dalam beberapa hari kemudian; tapi pada siang itu juga di Italia, tiba-tiba Paus Pius V mengakhiri doa rosarionya dan keluar dari kapel pribadinya dengan wajah yang penuh syukur. Ia memanggil mereka yang berada di sekitarnya dan berseru: “Cepat kemari! Ini bukan waktunya untuk bekerja. Marilah kita bersyukur kepada Allah Yang Maha Kuasa karena armada laut kita telah memperoleh kemenangan yang besar…!”
Dua minggu kemudian ketika Panglima Don John of Austria tiba di Roma untuk membawa berita gembira tersebut, ia terkejut saat diberitahu bahwa bapa suci telah mengumumkan berita kemenangan tersebut pada siang hari tanggal 7 Oktober 1571.  
Sebagai ungkapan terima kasih kepada Bunda Maria, St. Pius V menetapkan Pesta Maria Ratu Rosario yang kita rayakan setiap tanggal 7 Oktober.
Paus Pius V wafat di Roma pada tanggal 1 Mei 1572 dan dinyatakan kudus dua abad kemudian oleh Paus Klemens XI.

CATATAN PENDEK: 300420


Berdasar inspirasi dari: Yoh. 6:44-51

  1. Percaya pada utusan Bapa membutuhkan rahmat dari Bapa yang menggerakkan.
  2. Masih banyak yang tidak percaya pada yang diutus Bapa. Maka patutlah kita memanjatkan doa agar Bapa menggerakkan hati mereka untuk percaya pada Putera.
Selamat merenung.
Salam sehat
MoGoeng

Wednesday, April 29, 2020

Rm. Suntara Opname


Ini tentang Rm. Suntara yang pernah mengalami keparahan sakit pada Agustus 2019. Selama 4 bulan dia harus menyantap menu makan lewat selang sonde. Rm. Suntara bisa makan biasa bersama para rama Domus Pacis Puren. Dua bulan kemudian selang yang melobangi leher juga dilepas. Beliapun belajar bersuara mengucapkan kata-kata. Dalam perkembangan Rm. Suntara bisa berbicara dengan enak dengan para rama di kamar makan. Bahkan pada Hari Raya Jumat Agung 10 April 2020 Ibadat Mengenang Sengsara Tuhan Yesus Kristus dipimpin oleh Rm. Suntara.

Sesudah bisa berbicara Rm. Suntara melanjutkan pemulihan kesehatan. Beliau belajar untuk berjalan. "Mbalekke sikil lemes ki suwe ya" (Untuk memulihkan kaki lemas ternyata lama, ya) kata beliau pada suatu hari di bulan Februari 2020 kepada Rm. Bambang. Meskipun demikian ketekunan Rm. Suntara membuat kaki makin kuat dan dapat belajar berjalan dengan berpegang walker. Bahkan beberapa hari akhir-akhir ini beliau dapat melepaskan diri dari walker dan belajar berjalan berpegang tangan pramurukti. Tetapi entah mengapa, pada Senin 27 April 2020 kakinya melemas lagi. Home Care RS Panti Rapih didatangkan pada Rabu 29 April. Kedatangan perawat Home Care membuat keputusan agar Rm. Suntara dikontrolkan ke dokter Esdras, seorang dokter ahli syaraf di RS Panti Rapih. Ternyata Rm. Suntara harus mengalami rawat inap. Kini beliau di RS Panti Rapih ruang Carolus 508.

Lamunan Pekan Paskah III

Kamis, 30 April 2020

Yohanes 6:44-51

6:44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.
6:46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa.
6:47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.
6:48 Akulah roti hidup.
6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.
6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.
6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa untuk beriman orang harus beragama. Agama membuat orang dekat dengan atau beriman pada Tuhan.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa segala perintah dan larangan agama adalah jalan tol orang untuk ada dalam lingkungan ilahi. Dia dibebaskan dari perilaku yang dijiwai nafsu-nafsu duniawi.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun amat bersemangat melakukan wajib agama dan merayakan hari-hari besarnya, orang belum sungguh menghayati kesejatian iman kalau tidak terbuka pada anugerah daya ilahi yang menariknya pada dunia hidup tanpa batas. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu berada dalam pelukan nurani sehingga mengalami kehidupan yang tak hanya pada hal-hal fana kasat inderawi.
Ah, yang harus diseriusi itu ya hidup kongkret kini dan di sini.

Santo Robertus Molesme

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3495 Diterbitkan: 08 Maret 2017 Diperbaharui: 16 April 2017

  • Perayaan
    29 April
    17 April (sebelumnya)
    26 Januari (Founders of the Cistercians)
  •  
  • Lahir
    Tahun 1027
  •  
  • Kota asal
    Troyes, Champagne (sekarang Perancis)
  •  
  • Wafat
    17 April 1111 di biara Benediktin Molesme Perancis
    Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
    Tahun 1222 oleh Paus Honorius III

Santo Robertus dari Molesme adalah pendiri Ordo Cistercian. Ia berasal dari keluarga bangsawan Perancis dan lahir sekitar tahun 1024 di Champagne, Perancis.  Ketika berusia 15 tahun, Robertus masuk Ordo Benediktin di Biara Montier-la-Celle, dekat Troyes.  Ia adalah seorang rahib muda yang luar biasa. Bahkan ia telah diangkat menjadi abbas (pemimpin biara) sesaat sesudah menyelesaikan masa novisiatnya.  
Pada tahun 1070,  Robertus ditunjuk  menjadi abbas di biara Santo Micheal dari Tonnerre di Langers. Disini ia menemukan bahwa para biarawan suka bertengkar dan tidak lagi mempraktekkan disiplin hidup membiara sesuai regula Ordo mereka. Robertus berusaha keras  memperbaiki keadaan ini namun tidak berhasil karena mendapat perlawanan dari para biarawan. Karena itu ia lalu kembali ke Montier-la-Celle.
Sementara itu, dua orang pertapa dari komunitas para pertapa di hutan Collan pergi ke Roma dan meminta Paus Gregorius VII agar menunjuk abbas Robertus sebagai pemimpin mereka. Bapa suci paus Gregorius VII yang juga adalah seorang Benediktin, mengabulkan permohonan mereka. Pada tahun 1074 Robertus resmi menjadi pemimpin mereka dan setahun kemudian mereka mendirikan biara pertapaan di tengah hutan Molesme.  
Awalnya, biara yang dibangun hanya terdiri dari gubuk-gubuk pertapaan dari kayu yang dibangun mengelilingi sebuah kapel kecil di hutan. Namun Biara ini berkembang dengan cepat dengan menjadi terkenal karena kesalehan dan kesucian Abbas Robertus.  Reputasi abbas Robertus membawa banyak orang datang ke Molesme untuk memohon bimbingan rohani.  Termasuk Santo Bruno dari Cologne yang menjadi murid Robertus dan tinggal beberapa lama bersama para rahib Molesme.  Santo Bruno kelak mendirikan komunitasnya sendiri yang disebut Ordo Carthusian. Dibawah kepemimpinan abbas Robertus,  komunitas ini menjadi sangat makmur dan terkenal. Tetapi kemakmuran, lama-kelamaan membuat para rahib mulai tidak disiplin lagi pada aturan hidup membiara.
Pada tahun 1098, Robertus bersama Alberik, Stefanus Harding dan sekitar 20 rahib pembaharu meninggalkan pertapaan Molesme dan mendirikan sebuah komunitas baru di Citeuax. Mereka membangun sendiri biara tersebut di padang liar  Citeaux.  Mereka sungguh-sungguh mengamalkan hidup dalam karya dan kemiskinan. Inilah awal berdirinya Ordo Cistercians (Latin : (Sacer). Ordo Cisterciensis disingkat OCist atau SOCist). Nama Cistercians diambil dari kata "Cistercium" nama Latin dari desa Cîteaux tempat dimana biara mereka berdiri. Para rahib Cistercian adalah para pertapa sejati yang meneladani kemiskinan Yesus dan memelihara keheningan serta menjalani hidup kontemplatif dengan sangat ketat.
Pada tahun 1099, para biarawan di Molesme datang kepada Robertus memohon agar ia kembali menjadi pemimpin mereka.  Mereka bersumpah akan patuh sepenuhnya pada kepemimpinan Robertus dan kembali hidup disiplin sesuai regula Ordo Benediktin.  Uskup setempat mendukung permohonan mereka dan meminta Robertus untuk kembali ke Molesme, namun Robertus menolak. Kemudian datanglah perintah dari Paus Urbanus II agar Robertus kembali ke Molesme dan membenahi biara yang hampir kolaps tersebut. Patuh pada Tahta Suci; Robertus lalu mentahbiskan Alberikus sebagai abbas biara Cîteaux, lalu kembali ke Molesme. Kembalinya abbas Robertus yang kudus, membuat Biara Molesme kembali menjadi biara utama Benediktin di wilayah tersebut. 
Santo Robertus tutup usia dengan tenang di biara Molesme pada tanggal 17 April 1111.  Ia dikanonisasi pada tahun 1222 oleh Paus Honorius III dan pestanya dirayakan pada setiap tanggal 26 Januari.(qq)

Tuesday, April 28, 2020

Lamunan Pekan Paskah III

Rabu, 29 April 2020

Yohanes 6:35-40

6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
6:36 Tetapi Aku telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu tidak percaya.
6:37 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
6:38 Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
6:39 Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:40 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa untuk mengikuti kehendak ilahi orang harus beragama. Dengan beragama orang akan selalu berada dalam lingkungan-Nya.
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa dengan menjalani tata keagamaan orang sudah menunjukkan ketaatannya pada yang ilahi. Dia ada dalam kebenaran hidup yang menghadirkan kebahagiaan tanpa batas.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun amat tekun beragama, orang belum tentu mengalami kebahagiaan tanpa batas kefanaan kalau tak dilandasi kesadaran diri jadi milik dan dibawah kuasa nurani. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang selalu memiliki cahaya sejati sehingga tidak akan mengalami kesesatan dalam menggapai hidupan sejati yang tak dibatasi hanya dalam dunia fana.
Ah, hidup sehari-hari saja sudah jadi beban, ngapain mikir akhirat.

Beato Luchesius

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 4056 Diterbitkan: 04 April 2016 Diperbaharui: 18 Juni 2017

  • Perayaan
    28 April
  •  
  • Lahir
    Sekitar tahun 1180
  •  
  • Kota asal
    Poggibonsi, Umbria, Italia
  •  
  • Wafat
    28 April 1260 di Poggibonsi, Umbria, Italia - Sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    Tahun 1273 oleh Paus Gregorius X

Luchesio Modestini awalnya adalah seorang pedagang di kota kecil Poggibonzi, Tuscania, Italia. Seperti kebanyakan pedagang, Luchesio begitu terobsesi untuk mengumpulkan banyak uang. Ketamakannya membuat ia dikenal sebagai seorang yang rakus dan pelit. Isterinya, Buonadonna, juga bersifat demikian. Di kemudian hari, rahmat Tuhan menyentuh hati Luchesio. Ia menjadi sadar bahwa selama ini ia telah melupakan keselamatan jiwanya. Ia telah hidup demi mengejar harta duniawi yang tidak dapat dibawa ke dalam kehidupan kekal. Kata-kata Yesus bergema dalam hatinya :
Maka Luchesio pun mulai berubah. Ia bertekad untuk mempersembahkan sisa hidupnya kepada Yesus. Ia juga berhasil menginsyafkan isterinya untuk mulai berubah dan mengikuti cara hidupnya yang baru. Setiap hari orang akan melihat suami-isteri pedagang yang terkenal pelit ini hadir dalam misa kudus di gereja. Luchesio dan Buonadonna juga membuat penduduk kota Poggibonzi terheran-heran ketika mereka mulai membagi-bagikan sedekah kepada para fakir miskin dan mengerjakan banyak karya amal.
Karena khawatir dapat jatuh kembali kedalam ketamakan, mereka memutuskan untuk meninggalkan dunia bisnis. Luchesio dan Buonadonna lalu menjual semua harta mereka dan membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin. Mereka hanya menyisakan sebidang tanah kecil yang kiranya cukup untuk menopang kehidupan mereka. Luchesius beralih profesi menjadi seorang petani sederhana dan menggarap lahannya dengan kedua-tangannya sendiri.
Pada waktu itulah Santo Fransiskus dari Asisi datang dan berkotbah di Tuscania. Kotbahnya tentang pertobatan begitu memukau, sehingga setelah ia selesai berkotbah, banyak orang ingin meninggalkan semua harta duniawinya dan masuk biara. Tetapi Santo Fransiskus menasihati mereka untuk tetap hidup sesuai dengan panggilan hidup mereka. Ia sudah berpikir untuk memberi mereka peraturan khusus yang dapat membimbing mereka untuk hidup melayani Tuhan dengan sempurna sambil tetap hidup di dunia ramai.
Dalam lawatannya ke Tuscany, Santo Fransiskus menyempatkan diri untuk mengunjungi Luchesius di Poggibonzi. Luchesius dan isterinya sudah dikenal oleh sang santo ketika ia membeli bahan bangunan untuk gereja yang sedang diperbaikinya. Santo Fransiskus sangat bergembira mendapati orang yang dahulu begitu rakus kini telah berubah. Dihadapan santo Fransiskus, Luchesius meminta petunjuk agar ia dan isterinya dapat menjalani hidup di dunia ini dengan lebih berkenan pada Tuhan.
Santo Fransiskus lalu menerangkan kepada mereka perihal rencananya untuk mendirikan sebuah ordo bagi kaum awam. Menurut tradisi, seketika itu juga Luchesius dan isterinya meminta untuk diterima dalam ordo tersebut. Karena itulah Luchesius dan Buonadonna disebut sebagai anggota perdana dari Ordo Pertobatan, atau yang dikemudian hari dikenal sebagai Ordo Ketiga Fransiskan (Tertiaris Fransiskan atau disebut juga Ordo Fransiskan Sekular).
Regula (aturan hidup) yang diberikan oleh santo Fransiskus bagi para Tertiaris perdana ini amat sederhana. Pada 1221 regula bagi para tertiaris ini diperbaharui oleh Kardinal Hugolino dalam rumusan-rumusan hukum. Dan pada tahun yang sama Paus Honorius III menyetujui aturan hidup ini. Karena inilah tahun 1221 sering dinyatakan sebagai tahun berdirinya Ordo Ketiga Fransiskan.
Setelah Luchesius mengenakan jubah Tertiaris Fransiskan yang berwarna abu-abu itu, dia pun dengan cepat maju dalam kehidupan rohaninya. Dia menjalankan laku silih dengan keras sebagai tanda pertobatan. Ia sering berpuasa dengan hanya makan roti dan minum air putih. Ia tidur pada lantai kasar, dan dalam setiap kegiatannya ia selalu membawa Tuhan didalam hati.
Kemurahan hatinya pada orang-orang miskin tidak mengenal batas. Pada suatu hari tidak tersisa sepotong roti pun bagi ia dan isterinya. Ketika masih juga seorang miskin datang, ia meminta isterinya untuk mencari makanan apa saja yang bisa mereka berikan kepada orang miskin ini. Buonadonna kalut dan menyalahkan Luchesius.
“Matiraga!”, umpat sang isteri. “Hal itu telah membuatmu gila. Kita terus saja membagi-bagikan makanan sehingga tidak ada lagi yang tersisa. Kini kita sendiri yang harus kelaparan..”.
Dengan lemah lembut Luchesius meminta isterinya untuk kembali ke ruangan tempat mereka menyimpan bahan makanan. Betapa takjubnya Buonadonna ketika mendapati ruangan yang tadinya kosong kini penuh dengan roti kualitas terbaik. Sejak saat itu Buonadonna seakan berlomba dengan suaminya dalam menjalankan laku silih, matiraga dan karya amal. Luchesius kemudian diberkati Tuhan dengan karunia ektase rohani, levitasi dan penyembuhan.
Ketika suatu wabah penyakit berkecamuk di Poggibonzi dan daerah sekitarnya, Luchesius pergi ke sana dengan seekor keledai yang penuh dengan bahan makanan dan obat-obatan untuk orang-orang sakit. Ketika semua yang dibawanya tidak cukup untuk semua orang, dia mengemis di pinggir jalan demi kepentingan mereka yang menderita itu.
Pada suatu hari Luchesius menggendong seorang cacat yang sakit, yang ditemukannya di pinggir jalan. Seorang pemuda urakan berpapasan dengannya dan dengan nada mengejek bertanya, “Iblis malang macam mana pula yang kau gendong itu?” Dengan tenang Luchesius menjawab, “Saya sedang menggendong Tuhanku Yesus Kristus.” Seketika itu juga wajah pemuda itu rusak bentuknya, dan ia menjadi bisu. Dengan penuh penyesalan dia menjatuhkan diri di kaki Luchesius. Dengan tanda Salib, Luchesius memulihkannya dan ia pun dapat berbicara lagi.
Suatu saat Luchesius terbaring dalam keadaan sakit keras. Ia dapat merasakan bahwa waktunya untuk berpulang sudah tiba. Saat ia hendak berpamitan kepada isterinya, Buonadonna berkata kepadanya, “Mohonlah kepada Tuhan, yang telah menganugerahi kita untuk saling mendampingi dalam hidup, semoga ia mengijinkan kita untuk bersama-sama kembali kepadaNYA.”
Luchesius pun berdoa seperti yang diminta, dan beberapa saat kemudian, Buonadonna tiba-tiba jatuh sakit. Setelah dengan khusuk menerima sakramen ekaristi dan minyak suci, Buonadonna meninggal dunia mendahului suaminya. Beberapa waktu kemudian, tepatnya pada tanggal 28 April 1260, dengan senyum kebahagiaan Luchesius menutup matanya untuk selama-lamanya.
Banyak mujizat dilaporkan terjadi di makamnya di gereja Fransiskan di Poggibonzi. Penghormatan yang terus menerus pada dirinya mendapat pengukuhan dari gereja saat ia digelari Beato (yang terberkati) pada tahun 1273 oleh Paus Gregorius X.

Monday, April 27, 2020

CATATAN PENDEK: 280420


Berdasar ispirasi dari: Yoh. 6:30-35

  1. Setiap hari kita mempunyai rejeki yang cukup bagi hidup kita. Rejeki itu mengalir secara rutin dalam hidup kita.
  2. Rasanya kita pun mesti mensyukuri segala sesuatu yang rutin kita terima. Jujur kadang kita lupa dengan yang rutin-rutin. Yesus pun rutin hadir sebagai roti hidup.
Selamat merenung.
Salam sehat
MoGoeng

Lamunan Pekan Paskah III

Selasa, 28 April 2020

Yohanes 6:30-35

6:30 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?
6:31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."
6:32 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga.
6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
6:34 Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa."
6:35 Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, makan adalah kebutuhan dasar untuk hidup. Tentu saja itu termasuk minuman.
  • Katanya, kekurangan makanan dan minuman menjadi bencana bagi kehidupan masyarakat. Orang bisa saja menanggung kekurangan lain asal jangan makanan dan minuman.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun berkelimpahan persediaan makan dan minuman, orang akan mudah mengalami kekurangan kalau hidupnya tidak merapatkan diri pada kasih ilahi yang menghadirkan kepuasan sekalipun menanggung berbagai kekurangan termasuk makan minum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati orang selalu mengalami kepuasan dalam menghayati hidup kongkret sekalipun ada dalam berbagai kekurangan.
Ah, yang namanya kekurangan itu ya pasti membuat frustrasi.

Santo Petrus Armengol

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3510 Diterbitkan: 31 Agustus 2014 Diperbaharui: 07 Maret 2017

  • Perayaan
    27 April
  •  
  • Lahir
    Tahun 1238
  •  
  • Kota asal
    Tarragona, Urgell - Spanyol
  •  
  • Wilayah karya
    Barcelona, Afrika Utara
  •  
  • Wafat
    Tahun 1304 di Tarragona, Urgell - Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    28 Maret 1686 oleh Paus Innosensius XI
  •  
  • Kanonisasi
    8 April 1687 oleh Paus Innosensius XI

Petrus Armengol (Pedro Armengol) adalah seorang Santo dari Ordo Mercedarians (Latin: Ordo Beatae Mariae de Mercede Redemptionis Captivorum, Inggris : Order of Our Lady of Mercy and the Redemption of the Captives).
Ia lahir dari keluarga bangsawan Spanyol di abad ke-13, dan dibesarkan dalam tradisi katholik yang kuat. Namun saat remaja,  Petrus muda jatuh ke pergaulan yang salah, yang membuatnya menjadi seorang yang suka membangkang. Sikapnya ini akhirnya membuat ia lari dari rumah untuk hidup di jalanan.
Hidup yang keras di jalanan membuat Petrus banyak terlibat dalam tindakan kriminal. Remaja ini kemudian menjadi sangat terkenal kerena menjadi gembong perampok yang diburu oleh aparat keamanan. Sepak terjang Petrus dan geng banditnya semakin meresahkan, hingga pada tahun 1258  Raja James I (Jaume el Conqueridor) harus mengirim pasukan yang terdiri dari para ksatria untuk menangkapnya.  Salah seorang kapten dari pasukan ini adalah Arnaldo Armengol, ayah Petus sendiri. Ketika mereka bertemu, terjadilah pertarungan pedang yang sengit antara ayah dan anak. Namun Petrus akhirnya membuang pedangnya dan menyerahkan diri.
Karena kedudukan ayahnya, Petrus terhindar dari hukuman berat. Di hadapan pengadilan ia menyatakan penyesalan dan pertobatannya. Untuk menebus  semua kesalahannya ia berencana untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan masuk biara.  Petrus kemudian dibebaskan dari semua hukumannya dan ia kemudian masuk biara Ordo Mercedarian sebagai seorang Bruder.
Bruder Petrus, begitu ia kini dipanggil,  segera menunjukkan dirinya sebagai seorang biarawan yang  saleh dan berbudi luhur,  memiliki iman yang kuat  serta pikiran yang cerdas.  Juga karena dulu ia pernah berurusan dengan orang-orang muslim  Moor,  maka para atasannya dalam biara memilihnya memimpin misi membawa uang tebusan bagi orang  Kristen yang menjadi tawanan bangsa muslim Moor.  
Misi pertamanya sukses. Ia dan rekan-rekan biaranya berhasil membawa pulang para tawanan kristen dari penjara bangsa Moor.  Pada misi kedua di tahun 1266, orang-orang Moor meminta jumlah uang  tebusan yang lebih besar dari kesepakan mereka sebelumnya.  Karena itu Bruder Petrus merelakan dirinya untuk ditawan oleh kaum Moor, sebagai ganti bagi pembebasan beberapa orang Kristen yang sudah tidak berdaya karena berbagai siksaan dalam penjara dan berada dalam bahaya kemurtadan.
Rekan Bruder Petrus,  Bruder Guillermo, diminta pulang untuk mengambil lagi sejumlah uang tebusan bagi kebebasan Bruder Petrus.  Pada hari  yang ditentukan,  bruder Guilermo belum juga datang, sehingga Bruder Petrus pun digantung oleh para Moor. Guillermo baru tiba sehari setelah penggantungan berlangsung.  Secara ajaib,  Bruder Petrus ditemukan masih hidup  meskipun telah sehari dihukum gantung.  Bunda Maria sebagai Pelindung  dari Ordo mereka,  telah menyelamatkan hidup para pelayannya. Karena mujizat inilah, ia sering digambarkan sedang terikat di tiang gantungan dengan kedua kaki disanggah oleh para malaikat.
Bruder Petrus lalu dilepaskan dari tiang  gantungan dan  kembali  bersama Bruder Guillermo ke Spanyol, dimana ia disambut sebagai seorang martir hidup.  Penggantungan dialaminya telah membuat tulang lehernya bengkok permanen, tetapi tidak mencegahnya untuk hidup selama 40 tahun lagi.
Bruder Petrus Armengol kemudian menjalani hidupnya sebagai seorang pertapa di biara Santa Maria dels Prats, sampai saat ia tutup usia pada tahun 1304.

Sunday, April 26, 2020

CATATAN PENDEK 270420


Berinspirasi dari: Yoh. 6:22-29

  1. Yesus adalah Putera yang diutus Bapa ke dunia. Pekerjaan yang dikehendaki Allah adalah percaya kepada Dia yang diutus Bapa.
  2. Sebagai orang yang mengimani Yesus kita telah melakukan salah satu pekerjaan utama yang dikehendaki Allah. Maka layak kita mensyukuri iman yang kita miliki. Syukur itu kita lambungkan dalam doa dan ketekunan hidup. Mari mensyukuri iman kita.
Selamat merenung
Salam sehat
MoGoeng

Lamunan Pekan Paskah III

Senin, 27 April 2020

Yohanes 6:22-29

6:22. Pada keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain dari pada yang satu tadi dan bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat.
6:23 Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.
6:24 Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus.
6:25 Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
6:26 Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."
6:28. Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?"
6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

Butir-butir Permenungan
  • Katanya, untuk makan orang harus bekerja. Seseorang bekerja mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dirinya.
  • Katanya, pada zaman kini bekerja menjadi wujud kemandirian. Orang tak dapat begitu saja menggantungkan diri pada belas kasih kemurahan orang lain.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun bisa menghasilkan kelimpahan harta dan kekayaan, orang belum tentu sungguh menjalani kesejatian kerja kalau tidak mendasarkan diri pada keluhuran sikap menjaga ketekunan mendengarkan suara hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang dalam kerja tak hanya mengejar penghasilan duniawi tetapi juga kemaslahatan hidup abadi.
Ah, kerja benar itu ya yang dapat menghasilkan banyak uang.

Santo Paschasius Radbertus

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3556 Diterbitkan: 11 Agustus 2013 Diperbaharui: 31 Mei 2014

  • Perayaan
    26 April
  •  
  • Lahir
    Tahun 790
  •  
  • Kota asal
    Soissons, Perancis
  •  
  • Wafat
    Tahun 860 | Sebab alamiah
  •  
  • Kanonisasi
    Pre-Congregation

Tak seorang pun tahu siapa orangtua santo Paschasius. Sesaat setelah ia  dilahirkan, orang tuanya membuang bayi malang Paschasius di depan pintu Biara Notre Dame. Para biarawati mengasihi dan merawat sang bayi. Mereka menamainya Radbertus. Ketika sudah cukup besar untuk belajar, Radbertus dikirimkan kepada para biawaran Benediktin yang tak jauh dari sana untuk bersekolah.

Radbertus senang belajar dan teristimewa menaruh minat pada sastra Latin. Setelah dewasa, ia hidup tenang sebagai ilmuwan. Ia tetap seorang awam selama beberapa tahun. Kemudian ia merasakan panggilan untuk menjadi seorang biarawan. Ia menggabungkan diri dalam suatu komunitas yang dipimpin oleh dua abbas yang penuh semangat, yakni St. Adalhard dan saudaranya yang menggantikannya, Abbas Wala. Radbertus berupaya menjadi seorang biarawan yang kudus. Ia kerap menemani kedua abbas dalam perjalanan-perjalanan mereka. Ia menulis biografi kedua abbas setelah mereka wafat. Radbertus menjadi seorang ahli Kitab Suci. Ia menulis ulasan panjang mengenai Injil St. Matius. Ia juga menulis ulasan mengenai bagian-bagian lain dari Injil. Tetapi karyanya yang paling tersohor berjudul “Tubuh dan Darah Kristus”.

Radbertus tidak merasakan panggilan untuk menjadi imam. Tetapi ia dibujuk untuk menerima penunjukkan sebagai abbas selama tujuh tahun lamanya. Kemudian ia mendesak untuk kembali ke cara hidup dalam doa, meditasi, belajar dan menulis. Masa jabatannya sebagai abbas sungguh amat sulit baginya meski ia berupaya melakukan yang terbaik seturut kemampuannya. Ia menghabiskan sisa hidupnya dengan berdoa, menulis dan melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepadanya. Radbertus wafat pada tahun 860.