Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Sunday, April 5, 2020

Wajib Misa


Siang itu, Sabtu 4 April 2020, karyawan minta uang untuk membeli selotip kertas. Ternyata itu untuk membuat garis-garis di bangku Kapel Santo Barnabas, Domus Pacis Puren. Itu menjadi tanda bagian yang bisa diduduki. Satu sama lain tanda-tanda garis itu berjarak kira-kira 2 M. Sementara itu Rm. Bambang disibukkan oleh teks-teks yang dikirim on line baik oleh Bapak Uskup maupun Komisi Liturgi Keuskupan Agung Semarang. Mas Handoko membantu meng-edit menjadi buku-buku dan memperbanyak di kios fotocopy. Ternyata Rm. Bambang harus membuat teks dengan huruf ukuran font besar. Sebenarnya yang membutuhkan adalah Rm. Suntara. Tetapi Rm. Bambang kemudian juga membuat untuk Rm. Yadi dan Rm. Ria.

Dalam keadaan normal kesibukan seperti itu tak akan terjadi di rumah tua para rama tua Domus Pacis Puren. Tetapi pandemi virus corona membuat Domus Pacis Puren harus mengadakan sendiri. Bagaimanapun juga para penghuni utama adalah imam-imam. Kalau untuk umat umum perayaan liturgi diikuti lewat streaming, tidak demikian untuk para rama. Para rama tetap diwajibkan untuk merayakan Misa. Maka di Domus Pacis tetap ada Misa Harian untuk orang serumah. Tetapi lebih dari itu di dalam Pekan Suci tahun ini para rama Domus juga harus tetap di rumah tuanya. Kalau biasanya duduk berjajar di bagian depan gedung Gereja Pringwulung, untuk tahun ini para rama mengadakan Misa sendiri. Maka pada Sabtu sore 4 April 2020 ada Perayaan Misa Palem di Kapel Domus. Yang menjadi pemimpin adalah Rm. Yadi. Rm. Jaya, Rm. Ria, Rm. Suntara, Rm.Tri Hartono, Rm. Harto, dan Rm.Bambang ada di sekeliling altar dengan kursi roda masing-masing. Karyawan yang beragama Katolik (Mas Abas, Mas Hari, dan Mas Ardi) duduk di bangku yang sudah ditandai garis-garis selotip kertas. Bu Hosti (yang biasa mendampingi Rm.Yadi), dan kedua relawan (Bu Titik yang mengurus alat-alat misa, dan Bu Rini yang biasa ikut membantu kebutuhan harian Domus) juga ada. Bahkan Bu Hosti dan Bu Rini bergantian menjadi lektor.

0 comments:

Post a Comment