Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Friday, April 17, 2020

Santa Kateri Tekakwitha

diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 5961 Diterbitkan: 07 Januari 2014 Diperbaharui: 10 Maret 2017

  • Perayaan
    17 April
  •  
  • Lahir
    Tahun 1656
  •  
  • Kota asal
    Osserneon (Auriesville), Sekarang dikenal dengan nama : New York, Amerika Serikat
  •  
  • Wafat
    17 April 1680 di Caughnawaga, Kanada - oleh sebab alamiah
  •  
  • Venerasi
    3 Januari 1943 oleh Paus Pius XII
  •  
  • Beatifikasi
    22 Juni 1980 oleh Paus Yohanes Paulus II
  •  
  • Kanonisasi
    21 Oktober 2012 oleh Paus Benediktus XVI

Kateri dilahirkan pada tahun 1656 di sebuah dusun dekat Auriesville. Saat ini wilayah tersebut telah menjadi kota Megapolitan bernama New York. Wilayah ini juga adalah tempat Isaac Jogues bersama para misionaris Yesuit pernah berkarya dan wafat sebagai martir.  Ayah Kateri adalah seorang kepala suku Indian Mohawk dan ibunya seorang Indian Kristen dari suku Algonquin.
Ketika Kateri berusia empat tahun, wabah cacar menyerang dusun mereka sehingga kedua orangtua serta adik laki-lakinya meninggal dunia. Kateri berhasil selamat, tetapi penglihatannya menjadi terganggu dan wajahnya bopeng penuh bekas cacar. Karena penglihatannya yang kurang baik, Kateri sering menabrak barang-barang di sekitarnya sehingga ia diberi julukan `Tekakwitha' (artinya: dia yang sering menabrak barang-barang). Kateri dipelihara oleh bibi dan pamannya, seorang Kepala Suku Kelompok Kura-kura.
Dalam suatu kesempatan, pamannya mendapat kunjungan tiga orang misionaris Yesuit. Kateri mulai menerima pengajaran iman, dan pada hari Minggu Paskah tanggal 5 April 1676 ia dibaptis oleh Pater Jacques de Lamberville, seorang imam Perancis. Setelah pembabtisannya, Kateri mengucapkan kaul untuk hidup murni dan mempersembahkan dirinya kepada Yesus.
Dusun di mana ia tinggal bukanlah tempat yang nyaman bagi orang Kristen. Sesungguhnya, di perkampungannya, tidak ada seorang Kristen pun. Keluarganya dan masyarakat Indian lainnya tidak dapat menerima pilihannya untuk tidak menikah. Mereka mencemooh Kateri dan sebagian dengki kepadanya sebab ia tidak bekerja pada hari Minggu. Kateri tetap teguh pada pendiriannya. Ia berdoa rosario setiap hari, bahkan meski sementara mereka mengejeknya. Ia berlatih kesabaran dan menderita diam-diam. Tetapi, keadaan makin memburuk. Orang-orang sukunya semakin keras memperlakukannya hingga tindakan mereka cenderung mengarah pada kekerasan fisik.
Kateri menerima semua perlakuan tersebut dengan semangat cinta kasih, bahkan terhadap semua orang yang bermaksud jahat kepadanya. Pater Jacques amat mengkhawatirkan keselamatan Kateri sehingga ia menasehati Kateri untuk segera meninggalkan Kelompok Kura-kura dan bergabung dengan Kelompok Indian Kristen di dusun Caughnawaga, Canada yang disebut Kelompok Misi St. Fransiskus Xaverius. Agar dapat sampai ke sana, Kateri harus berjalan dengan kaki telanjang menempuh perjalanan sejauh 200 mil (± 322 km) melewati daerah-daerah yang masih liar.
Di tempat pengungsian, pada Hari Raya Natal 1677, Kateri menyambut Komuni Pertama. Betapa hari yang membahagiakan. Pater Pierre Cholonec, seorang Yesuit, membimbing kehidupan rohaninya. Kateri dan seorang perempuan Iroquois bernama Anastasia hidup sebagai seorang Kristiani yang penuh sukacita dan murah hati. Mereka membaktikan seluruh hidup mereka bagi Yesus dengan merawat orang-orang  tua dan orang-orang miskin. Kateri dikenal karena kelembutan, kebaikan hati serta keramahannya. Pada tanggal 25 Maret 1679, Kateri mengucapkan kaul kemurnian.
Namun, penderitaan Kateri masih terus berlanjut. Kesehatannya makin memburuk;  ia sering menderita sakit kepala juga sakit perut yang hebat. Segala penderitaan itu ditanggungnya dengan sabar hingga wafatnya pada tanggal 17 April 1680, satu bulan sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dengan kata-kata terakhir “Yesus dan Maria" terucap di bibirnya. Ketika Kateri wafat, imam dan semua yang hadir menyaksikan suatu mukjizat. Saat jiwa Kateri yang suci itu meninggalkan dunia, wajahnya yang dulu bopeng berubah menjadi bersih dan memancarkan kecantikan jiwanya. Beberapa orang, termasuk seorang imam yang menemani Kateri pada saat-saat terakhirnya, melaporkan bahwa Kateri menampakkan diri kepada mereka dan banyak mujizat penyembuhan yang terjadi dikaitkan dengannya.
Tepat tiga ratus tahun kemudian, pada tanggal 22 Juni 1980, Kateri Tekakwitha dimaklumkan sebagai “beata” oleh Paus Yohanes Paulus II.  Kateri di kanonisasi pada tanggal 21 Oktober 2012 oleh paus Benediktus XVI.
Karena kesucian hidupnya, Kateri mendapat gelar "Bunga Lili dari Mohawk". Pestanya dirayakan pada tanggal 14 Juli. Santa Kateri Tekakwitha adalah pelindung bagi mereka yang diolok-olok oleh karena cacat atau kekurangan mereka.

0 comments:

Post a Comment