Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, October 31, 2017

Ternyata Ada Rumah Untuk Rama Tua


"Rama, pripun nek tempat makan kaya wau dalu niku didadekke tradisi?" (Rama, bagaimana kalau penempatan acara makan seperti tadi malam dijadikan kebiasaan?) tanya Mas Handoko, salah satu relawan Domus Pacis, kepada Rm. Bambang pada Minggu 29 Oktober 2017. Menanggapi pertanyaan itu Rm. Bambang berkata "Sing ngatur Bu Ninik kok. Jan-jane maune arep diseting neng njero. Aku terus njaluk tulung Bu Ninik supaya nunggoni le tata-tata amarga sing arep melu misa satus rongpuluhan" (Yang mengatur Bu Ninik. Sebetulnya semula akan ditata di dalam. Kemudian aku minta tolong Bu Ninik agar menunggu sebab yang akan menjadi peserta misa berjumlah 120an). "Wah, Bu Ninik nika pancen tegas lan pinter ngrembugi wong" (Bu Ninik memang tegas dan pandai untuk berembug dengan orang lain) sahut Mas Handoko.

Pembicaraan itu terjadi berkaitan dengan peristiwa malam sebelumnya, Sabtu 28 Oktober 2017. Keluarga Bapak Moses, salah satu anggota relawan masak untuk Domus Pacis, mengadakan peringatan seribu hari wafat ibu Pak Moses. Keluarga ini meminjam kapel Domus. Sejauh ditangkap oleh Rm. Bambang, pada mulanya dikatakan bahwa yang akan menjadi peseserta berjumlah sekitar 30-40an orang. Tetapi beberapa hari sebelum pelaksanaan Rm. Bambang mendapat informasi bahwa yang akan datang berjumlah 120an orang. "Yang tua-tua biar ada di dalam kapel, dan yang lain duduk dengan kursi diluar sekitar kapel" kata Pak Moses kepada Rm. Bambang. Karena yang menjadi penghubung adalah Bu Ninik, yang bersama suaminya juga menjadi relawan Domus, Rm. Bambang selalu menginformasikan segalanya kepada beliau.

Semua rama Domus Pacis tentu termasuk yang mendapatkan undangan Misa Peringatan Arwah malam itu yang dipimpin oleh Rm. Hadiyanto, pastor Paroki Pringwulung yang juga mendapatkan SK Keuskupan menjadi misnister Domus Pacis. Acara yang tertera dalam undangan menunjukkan bahwa jam 18.30 ada doa rosario dan baru pada jam 19.00 misa dimulai. Karena biasa makan malam pada jam 18.30, Rm. Bambang mengumumkan kepada para rama Domus bahwa makan malam untuk saat itu disediakan pada jam 18.00. Tetapi para rama yang ikut misa pada malam itu hanyalah Rm. Harto, Rm. Ria, Rm. Tri Hartono, dan Rm. Gito yang kini tinggal di pastoran Pringwulung. Rm. Kardi sudah ikut misa Sabtu pagi. Rm. Tri Wahyono karena kondisinya biasa berada di dalam kamar. Sedang Rm. Wito, Rm. Yadi, dan Rm. Bambang pergi pelayanan luar.

Ketika pulang pada jam 22.00, Rm. Bambang masih menjumpai Bu Ninik dan Pak Naryo, suaminya, serta Mas Handoko yang masih menunggu beberapa orang yang bersih-bersih. Bapak dan Ibu Moses pun juga masih ada. Mas Handoko dan Bu Ninik berceritera tentang Domus yang penuh orang. Selain yang duduk di kapel, para umat dari Lingkungan Maria Karmel Kolombo, tempat tinggal Keluarga Moses, banyak berdatangan. Kursi ditata dari samping selatan kapel, ke barat, dan terus ke utara hingga depan kamar makan Domus. Karena ada tiga rumah komunitas suster, banyak suster ikut datang bahkan menjadi anggota kor. Acara makan sesudah misa ditata di ruang serbaguna sebelah utara bangunan induk Domus. Katanya kursi ditata berhadap-hadapan bagus sekali. Semua yang dijumpai oleh Rm. Bambang tampak ceria dan Bapak Ibu Moses berkali-kali mengucapkan terima kasih. Dari semua yang terdengar oleh Rm. Bambang, ada kata-kata Bu Ninik kepada Pak Naryo, Mas Handoko, dan Rm. Bambang yang membuat tertawa "Tadi ada suster yang heran dan berkata 'Ternyata di sini ada rumah untuk para rama tua, ta?'", karena katanya suster itu telah berada di Paroki Pringwulung lebih dari enam bulan.

Beroleh Kebahagiaan Sejati


Rabu, 01 November 2017
HR Semua Orang Kudus
Refleksi harianku berdasarkan Mat 5:1-12a

Sekali peristiwa Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya, "Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga. Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."

Tuhan Yesus Kristus terkasih, pada Hari Raya Semua Orang Kudus ini, ijinkan daku merenungkan janji-janjiMu. Engkau mendaftar seluruh hal yang mungkin dihindari oleh kebanyakan orang. Namun Engkau bersabda bahwa aku akan bahagia jika mengalaminya dalam hidupku.

MenurutMu, aku akan bahagia bila aku miskin, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hti, suci hati, membawa damai, dianiaya dan dicela. Aku tahu, hal itu tak akan direkomendasikan kebanyakan orang. 

Kebahagiaan menuntut pengorbanan. Engkau menghendakiku memperoleh kebahagiaan surgawi abadi. Maka bantulah aku menerima pengorbanan dan mengatasi setiap kesulitan untuk beroleh surga. Bantulah aku semakin menginginkan hal itu kini dan selamanya. Amin.

Muntilan, 31/10/2017

»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊ ·̵̭̌·̵̭̌«̶
Aloys budi purnomo Pr

Sent from my heart of abudhenkpr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang.

Lamunan Hari Raya

Semua Orang Kudus
Rabu, 1 November 2017

Matius 5:1-12a

5:1. Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga,

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, tak ada seorangpun yang tak ingin bahagia. Orang biasa merindukan kebahagiaan sebagai keadaan tanpa penderitaan.
  • Tampaknya, dengan mendapatkan kebahagiaan orang berada dalam kondisi terpenuhi segala yang diinginkan. Orang Jawa menyebut tata tentrem karta raharja  yang katanya bermakna “suatu keadaan wilayah yang tertib, tentram, serta sejahtera dan berkecukupan segala sesuatunya” (lihat http://artikatadari.blogspot.co.id/2017/03).
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun mengalami hidup tanpa tantangan dan ancaman serta segala kebutuhan dan keinginan tercukupi, orang belum tentu sungguh mengalami kebahagiaan yang sejatinya merupakan buah kesatuannya dengan yang ilahi yang di tengah kehidupan kongkret biasa dihayati dalam jalan susah derita. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menghayati segala susah derita penuh pengorbanan justru sebagai jalan raya hidup bahagia sebagai tanda kekudusan.
Ah, hanya orang tak waras yang tak menyingkiri ancaman.

Monday, October 30, 2017

Pertumbuhan Menakjubkan Kerajaan Allah

Lamunan Pekan Biasa XXX

Selasa, 31 Oktober 2017

Lukas 13:18-21

13:18. Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?
13:19 Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya."
13:20 Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?
13:21 Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada gambaran bahwa orang yang sungguh hidup akan selalu belajar mencari ilmu. Dengan ilmu pengetahuan orang akan mampu menguasai hidup.
  • Tampaknya, karena hidup itu begitu luas, mendalam, dan rumit, maka ada banyak cabang ilmu pengetahuan. Apalagi di era global dengan kepesatan tekhnologi informasi, ilmu pengetahuan amat sangat berkembang sehingga makin banyak sekali spesialisasi pengetahuan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sepesat apapun ilmu-ilmu pengetahuan menghasilkan begitu banyaknya spesialisasi-spesialisasi, otak manusia sekalipun dari para ahli sedunia bersama-sama tak akan mampu mengurai kehidupan manusia secara menyeluruh lahir batin karena kesejatian hidup bukanlah terutama untuk diketahui tetapi untuk dihayati sebagai jalan kebahagiaan yang harus dijalani dengan olah hati. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu menjaga dan mengembangkan kebiasaan olah kalbu dengan berbagai bayangan yang muncul dalam cita, rasa, dan karsa.
Ah, yang pokok hidup itu ya kerja cari nafkah.

Sunday, October 29, 2017

Rama Kardi


"Ora sah diumumke, lho. Aku tak leren neng kene" (Jangan dimaklumkan, lho. Aku di sini istirahat) kata Rm. Kardi ketika Rm. Bambang masuk di kamarnya pada Selasa sore 17 Oktober 2017. Pada siang sekitar jam 11.00 hari itu Rm. Kardi, pastor di Paroki Mlati, berada di Domus Pacis. Semingguan sebelumnya memang sudah ada berita bahwa beliau akan menginap sementara hari di Domus. Katanya Rm. Kardi akan datang pada Senin 16 Oktober 2017. Tetapi baru pada hari Selasa rencana itu terjadi. Ketika datang ternyata beliau baru merasakan sakit merasakan beberapa gigi bagian atas yang baru saja dicabut. Pintu kamar yang beliau tempati tertutup. Pada saat Rm. Bambang masuk, Rm. Kardi tidak mampu berbicara menanggapi sapaannya. Bibirnya terkatup menahan sakit. Maka baru pada sore hari apa yang dikatakan di atas oleh Rm. Kardi terjadi pada sore sekitar jam 16.00.


Beliau memang membutuhkan waktu tak sebentar untuk menuntaskan garapan gigi dari cabut, dijahit, tertutup, sampai pasang gigi. Dokter yang menangani ternyata hanya di Jalan Gejayan yang dari Domus Pacis dapat ditempuh dengan jalan kaki sekitar 10 menit. "Wela, saiki wis ana sing tilik ha ha ha" (Sekarang sudah ada yang berkunjung ha ha ha) kata Rm. Bambang dengan tertawa pada saat lihat Rm. Kardi membawa tak plastik isi dos roti pada saat makan siang Senin 23 Oktober 2017. Padahal Rm. Kardi masih harus makan bubur dan belum dapat menikmati roti oleh-oleh. Maka roti itu hanya dinikmati oleh rama-rama lain. Dan pada hari ini, Senin 30 Oktober 2017, Rm. Kardi pun selalu tampak ceria dan seperti mampu menikmati rumah tua para rama tua.

Hati dan Budi Penuh Sukacita

Try the new Yahoo Mail

Lamunan Pekan Biasa XXX

Senin, 30 Oktober 2017

Lukas 13:10-17

13:10. Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
13:11 Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
13:12 Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
13:13 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
13:14 Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."
13:15 Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
13:16 Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?"
13:17 Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang dapat disebut sungguh saleh karena taat beragama. Dia selalu tertib menjaga tata aturan keagamaan.
  • Tampaknya, kesungguhan beragama juga terjadi karena orang juga mampu menjaga orang lain dalam beragama. Dia akan dengan tegas mengingatkan orang lain yang abai terhadap tata tertib beragama.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, setertib dan sedisiplin apapun orang dalam hidup keagamaan, kalau dalam hidupnya lebih menghargai dan menjaga harta kekayaan dari pada kemanusiaan sehingga abai pada kebutuhan orang yang menderita dengan berselubungkan tata keagamaan, sejatinya dia termasuk golongan kaum munafik. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati makin beragama seseorang, dia akan makin mengutamakan kemanusiaan.
Ah, pokoknya tata tertib itu harus dijalani dalam keadaan apapun.

Saturday, October 28, 2017

Berpusat Allah dan Sesama dalam Kasih

Try the new Yahoo Mail

Lamunan Pekan Biasa XXX

Minggu, 29 Oktober 2017

Matius 22:34-40

22:34. Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
22:37 Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, ada anggapan bahwa orang yang bertanya itu karena ada hal yang tidak diketahui. Kalau tidak tahu akan sesuatu hal orang yang baik akan bertanya.
  • Tampaknya, di masa dulu ada ungkapan “malu bertanya sesat di jalan”. Orang bertanya agar tidak mengalami kesesatan hidup.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, kalau muncul dari orang-orang yang punya sikap dan pandangan berseberangan, seluhur apapun isi yang ditanyakan memang dapat dilatarbelakangi oleh maksud buruk, tetapi dengan apapun kandungan niatnya sebuah pertanyaan tetap membutuhkan sajian jawaban. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati sekalipun tahu berada dalam bahaya orang tetap akan menebar kebaikan.
Ah, terhadap orang-orang yang biasa culas dan memusuhi, orang harus menghindari sambung omong.

Friday, October 27, 2017

Inti Hidup Beragama?

diambil dari http://www.mirifica.net by A. Gianto



MINGGU Biasa XXX tahun A ini dirayakan dengan bacaan Injil dari Mat 22:34-40. Dikisahkan jawaban Yesus terhadap pertanyaan seorang ahli Taurat yang bermaksud menjajaki pengetahuan keagamaannya. Ditanyakan kepada Yesus, manakah perintah yang paling utama dalam Taurat. Jawabannya, perintah yang terutama dan yang pertama ialah “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu!” (Ul 6:5). Dan perintah yang kedua ialah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (Im 19:18). Ditambahkannya, pada kedua perintah itu bergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para Nabi. (Kitab para Nabi menurut orang Yahudi meliputi kitab-kitab sejarah dari Hak sampai Raj dan nabi-nabi Yes, Yer, Yeh dan ke-12 nabi lain; Dan tidak termasuk di sini).

Tentang Taurat

Pertanyaan kepada Yesus “Guru, perintah manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” tentu membuat orang ikut berpikir, dari sekian banyak perintah dalam Taurat, manakah yang paling pokok. Dalam rumusan aslinya, pertanyaan tadi sebenarnya berbunyi: “Guru, perintah macam apa bisa disebut besar di dalam Taurat?” Jadi yang dipertanyakan bukanlah yang mana, melainkan macamnya, jenisnya, kategorinya. Pertanyaan ini mengarah pada ciri-ciri yang membuat perintah tertentu dapat dikatakan perintah besar. Memang diandaikan perintah-perintah dalam Taurat tidak sama bobotnya. Ahli Taurat itu mau tahu apa Yesus memiliki kemampuan menimbang-nimbang bobot aturan Taurat (613 jumlahnya) dan bukan hanya asal kutip sana sini.

Kaum terpelajar Yahudi menyadari bahwa tidak semua aturan tadi sama bobotnya. Yesus sendiri di lain kesempatan juga mengungkapkan kepekaan ini, misalnya mengenai hukum hari Sabat (Mat 12:1-14). Di situ kewajiban menguduskan Sabat dibawahkan kepada kewajiban berkurban dan melaksanakan belas kasihan. Mana prinsip memahami perintah yang satu lebih pokok dari yang lain? Soal ini dijawab Yesus dengan mengutarakan dua perintah yang disebutkannya sebagai tempat bergantung semua hukum Taurat dan kitab para Nabi.

Perintah mengasihi Tuhan Allah dengan sepenuh-penuhnya yang dikutipnya dari Ul 6:5 itu termasuk ayat-ayat suci yang wajib didoakan dua kali sehari (pagi dan petang) oleh orang Yahudi yang saleh. Perintah Im 19:8 mengenai mengasihi sesama itu disertakannya sebagai perintah utama yang kedua.

Perintah Utama

Semalam saya mengajak tiga sekawan Matt, Luc, dan Mark ngobrol ke sana ke mari tentang perbincangan Yesus dengan pemuka-pemuka Yahudi seperti disampaikan Matt. Berikut ini beberapa potong pembicaraan kami di sela-sela hangatnya wedhang jahe depan Stasiun Gambir.

GUS: Kalian ini menyampaikan peristiwa yang sama tapi menaruh dalam konteks yang berbeda-beda. Bikin bingung pembaca. Matt, kau bilang kayak di atas tadi. Tapi, ekseget tahu kau memakai bahan dari Mark, ya kan?
MATT [mulai tak tenang, rada segan dengan kaum penafsir]: Versi Ul 6:5 yang dikutip Mark itu memuat empat unsur “segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatanmu”. Sebenarnya “segenap akal budi” yang dipakai Mark itu kan untuk menjelaskan arti “segenap hati”. Bagi orang Yahudi seperti kami, hati itu tempat bernalar, bukan tempat perasaan. “Segenap kekuatan” yang ada dalam teks Perjanjian Lama tidak dikutip kembali oleh Mark dan juga tak kutampilkan kembali karena sudah jelas bagi kami. [MARK manggut-manggut] Tapi Luc, ah dia tulis sesuai teks Perjanjian Lama “dengan segenap hati, jiwa, kekuatan”, tetapi ia juga masukkan tambahan Mark yang menyebut “dan segenap akal budi.”
LUC: Kalau pakai sumber Perjanjian Lama mestinya cermatan dikit, gitu kan?
MATT: Nyang bener aje! Tentang Perjanjian Lama kau tahu apa sih! Dalam versimu [Luk 10:25-28] kedua perintah itu kautaruh dalam mulut ahli Taurat yang menanyai Yesus, bukan dalam kata-kata Yesus seperti kami laporkan.
MARK [buru-buru menyela sebelum Luc sempat menukas Matt]: Sudah, sudah, yang itu asalnya juga dari tulisanku. Memang Yesus mengutip kedua perintah tadi [Mrk 12:29-31]. Tapi seperti kuceritakan, ahli Taurat tadi kemudian mengulang yang dikatakan Yesus [Mrk 12:32-33]. Ini yang diolah Luc, ya kan? Jadi kalian berdua benar. Jangan berantem kayak anak kecil, malu ah.
LUC: Peristiwa tanya jawab itu kupakai untuk mengantar kisah orang Samaria. Dia yang biasanya dianggap tak masuk hitungan itu toh bisa betul-betul menjadi sesama bagi orang Yahudi yang sedang mengalami musibah di perjalanan.
MATT: Bagiku, tanya jawab itu menunjukkan bahwa Yesus tak kalah piawainya dengan ahli Taurat dalam menafsirkan Perjanjian Lama.
GUS [mulai tertarik]: Gimana?
MATT: Begini, seperti ditulis Mark, ada tambahan dari Yesus bahwa tak ada perintah yang lebih utama dari keduanya tadi. Nah tambahan ini kupertajam dengan mengungkapkannya kembali demikian: “Pada kedua perintah inilah bergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para Nabi”.
GUS: Jadi, Matt, kau bermaksud menonjolkan pandangan Yesus bahwa kedua perintah memang menjadi dasar dan menjiwai semua hukum Taurat dan kitab para Nabi.
MATT [tersenyum puas, dapat angin]: Benar. Bukan maksud Yesus mengabaikan hukum-hukum lain. Justru ia mau menunjukkan makna kumpulan hukum itu. Ini kurang ditekankan Mark, apalagi Luc.
LUC: Tapi Matt, you kan tidak memberi contoh bagaimana mengasihi Tuhan sepenuh-penuhnya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Orang sekarang lebih mudah menangkap bila diberi cerita. Pendekatan naratif. Itulah sebabnya kutampilkan perumpamaan orang Samaria itu.
MATT: Oke, deh. Cerita orang Samaria yang kauceritakan itu menjelaskan perintah kedua. Tapi perintah pertama?
LUC: Belum ngerti? Seluruh kisah Yesus menuju tujuan perjalanannya di Yerusalem (Luk 9:51-19:28) itu penjelasan naratif tentang mengasihi Tuhan dengan sepenuh-penuhnya. Kan nanti pada akhirnya di kayu salib Yesus menyerahkan nyawanya kepada Bapanya yang dikasihinya sepenuh-penuhnya – itu caraku menjelaskan.
MARK: Sudahlah, kita tak perlu menjelaskan sendiri tulisan kita, serahkan saja kepada ekseget.
GUS: Terima kasih, kukira kalian sendiri mau jadi penafsir. Gini, mengenai “kasihilah sesama seperti dirimu sendiri” ada yang masih perlu diulas. Kalian kan bermaksud mengatakan, kasihilah sesama yang punya pengalaman sama seperti dirimu sendiri, betul begitu? Jadi diingatkan bahwa kita ini pada dasarnya mengalami pahit getirnya kehidupan seperti orang lain. Maka ingat nanti kalau sudah merasa lebih beruntung, jangan lupa orang yang sedang ada dalam kesusahan, ya kan? Jadi tafsirnya bukan mengasihi sesama seperti halnya kita mengasihi diri kita sendiri.
MATT [melirik ke Mark yang tampak setuju]: Benar! Itu juga yang kumaksud dalam Mat 19:19 dan 22:39. Paul juga gitu, lihat Rom 13:9, Gal 5:14, juga Opa Jim dalam Yak 2:8.
LUC: Persis. Kalau mau bilang mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, mestinya diulang kata “mengasihi” itu. Aku ingat kalimat seperti itu dalam tulisan Oom Hans (Yoh 15:12), “Inilah perintahku, yaitu supaya kamu saling mengasihi seperti aku (=Yesus) mengasihi kamu.”
GUS [lega mereka bertiga saling setuju]: Kalau bisa kurumuskan kembali, mengasihi Tuhan hendaknya dijalankan dengan kesadaran penuh (= segenap “hati”/”akal budi”) yang keluar dari keyakinan (= segenap “jiwa”) dan tekad utuh (= segenap “kekuatan”). Jadi bukan hanya setengah-setengah, mendua, atau ikut-ikutan, tapi dengan pengertian. Lalu mengasihi sesama itu kan karena sesama itu seperti kita-kita ini juga dalam suka duka kehidupan ini. Kalian tentunya tidak keberatan dengan parafrase ini.

Hidup Beragama

Pembicaraan malam itu kemudian semakin berpusat pada kemampuan Yesus memperlihatkan apa itu inti ajaran Taurat dan para Nabi, dari hukum-hukum dan kisah-kisah yang mengajarkan hidup sebagai orang percaya. Saya lontarkan pertanyaan kepada ketiga rekan tadi bagaimana penjelasannya kok Yesus bisa melihat sedalam itu dan menyampaikan pemahamannya kepada orang banyak. Jawab mereka: Yesus memenuhi kedua perintah utama tadi. Boleh dikatakan, seluruh hidupnya diserahkan untuk mengasihi Yang Mahakuasa dengan kesadaran penuh dan dengan keyakinan dan tekad yang matang. Dan semuanya ini terungkap dalam kesediaannya ikut merasakan yang dialami orang lain. Ia percaya orang lain itu juga seperti dia sendiri: dikasihi Allah dan oleh karenanya dapat mengasihi-Nya. Inilah dasar dan inti hidup beragama.

Pembicaraan dengan ketiga rekan itu semakin memperjelas betapa inti hidup beragama sebetulnya menomorsatukan Yang Mahakuasa dan sesama, bukan aturan-aturan agama belaka yang malah bisa menjauhkan orang dari sesama dan dari Nya sendiri.

Salam,

Tak Ada Yang Mustahil bagi Allah


Sabtu, 28 Oktober 2017
Pesta S. Simon dan Yudas, Rasul
Refleksi harianku dalam doa berdasarkan Luk 6:12-19

Sekali peristiwa, Yesus mendaki sebuah bukit untuk berdoa. Semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Keesokan harinya, ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebut-Nya rasul. ... Lalu Yesus turun bersama mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar. ... Dan orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena dari pada-Nya keluar suatu kuasa, dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Tuhan Yesus Kristus terkasih, hari ini adalah pesta St. Yudas dan St. Simom yang disebut Zelot. St. Yudas dikenal sebagai pelindung kasus-kasus yang mustahil. Itu berarti tak ada yang mustahil bagi Allah.

St. Simon disebut Zelot, anggota kelompok yang berjuang secara politik agitatif melawan penguasa Roma. Namun ia yakin untul belajar berubah demi menyerap pesanMu tentang kebenaran Kerajaan Allah secara rohani. Engkau mengenal kemampuannya untuk berubah. Maka St. Simon dapat disebut santo pelindung agen perubahan.

Engkau lebih berkuasa dari kedosaanku sejauh aku memiliki keinginan untuk mengikuti Dikau. Engkau tidak memilih seorang bintang menjadi RasulMu. Bantulah aku percaya pada daya rahmatMu untuk mengubah daku dan membuatku kudus dan setia kini dan selamanya. Amin.

Muntilan, 27/10/2017

»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊ ·̵̭̌·̵̭̌«̶
Aloys budi purnomo Pr

Sent from my heart of abudhenkpr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan;
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang;
Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.

Lamunan Pesta

Santo Simon dan Santo Yudas, Rasul
Sabtu, 28 Oktober 2017

Lukas 6:12-19

6:12. Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul:
6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus,
6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot,
6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.
6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon.
6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan.
6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, orang dapat amat bahagia kalau terpilih menjadi golongan kepemimpinan dalam masyarakat. Dia masuk kaum elite dan bukan lagi hanya bagian dari masyarakat umum.
  • Tampaknya, sebagai golongan elite orang kerap disebut golongan atas. Di kalangan masyarakat umum dia juga dapat disebut kaum yang berada di golongan puncak karena statusnya.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul dekat dengan kedalaman batin, sepenting dan setinggi apapun status seseorang di tengah masyarakat luas, sejatinya itu bukan hal yang membuat orang masuk golongan puncak di atas masyarakat umum tetapi makin menuntutnya tetap berada di dataran bersama orang umum dan makin intensif kebersamaannya karena dia justru terpanggil oleh nurani harus memperhatikan kebaikan umum. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang menghayati jabatan sosial bukan sebagai kedudukan tetapi panggilan kerja demi kebaikan umum.
Ah, yang namanya jabatan itu ya kesempatan mendapatkan fasilitas.

Thursday, October 26, 2017

Untuk Rekan2 yang Punya Kendaraan Mobil Pribadi

                                                                            diambil dari Chris Darmanto dalam WAG  De Britto '68-71 Rabu 24-10-2017

🆘 Mau naik mobil? O.K. boleh, buka semua kaca, lalu
nyalakan AC selama beberapa menit, baru kemudikan kendaraan tersebut dapat ditutup kaca-kaca nya kembali.

🚗 Tidak heran, semakin banyak orang meninggal karena kanker.
Kita bertanya-tanya dari mana saja penyebabnya?

🚗 Disini ada sebuah contoh yang menjelaskan insiden-insiden yang dapat menyebabkan kanker.

🚗 Menurut sebuah penelitian, dashboard mobil,sofa, pengharum mobil bisa menghasilkan Benzene , racun penyebab kanker (karsinogen).

🚗 Luangkanlah waktu dan amatilah bau plastik dashboard yang terkena panas.

🚗 Selain menyebabkan Kanker, Benzene meracuni tulang-tulang anda, menyebabkan Anemia dan menurunkan jumlah sel darah putih.
Bila terhirup terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan Leukemia,
masenambah resiko penyebab kanker.

🚗 Tingkat Benzene di dalam ruangan yang bisa ditoleransi sebesar 50mg/ft2.

🚗 Sebuah mobil yang terparkir di dalam ruangan dengan jendela tertutup akan mengandung 400-800 mg Benzene.

🚗Jika parkir di luar ruangan dibawah sinar matahari pada 15 derajat ke atas, tingkat Benzene naik hingga 2000-4000 mg, 40X dari tingkat Benzene yang bisa ditoleransi.

🚗 Orang-orang yang sewaktu masuk ke dalam mobil, tidak membuka jendela sama sekali, berakibat akan menghirup banyak racun yang dengan sangat cepat masuk ke dalam tubuh anda.
Benzene adalah racun yang mempengaruhi ginjal dan hati... Buruknya, sangatlah sulit bagi tubuh untuk membasmi racun-racun tsb.

🚗 Jadi bukalah pintu dan jendela mobil sebelum anda masuk dan berilah waktu untuk racun-racun yg mematikan ini keluar, sebelum anda masuk ke dalam mobil.

🍒 Bagikanlah info ini kepada orang yang ada disekitar kita semoga dapat bermanfaat🍒

✍ sumber: Toyota Auto2000.

Bantu share dr grup sebelah, semoga bermanfaat.

Peka Menangkap Tanda Perdamaian

Try the new Yahoo Mail

Lamunan Pekan Biasa XXIX

Jumat, 27 Oktober 2017

Lukas 12:54-59

12:54. Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Apabila kamu melihat awan naik di sebelah barat, segera kamu berkata: Akan datang hujan, dan hal itu memang terjadi.
12:55 Dan apabila kamu melihat angin selatan bertiup, kamu berkata: Hari akan panas terik, dan hal itu memang terjadi.
12:56 Hai orang-orang munafik, rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?
12:57 Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar?
12:58 Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara.
12:59 Aku berkata kepadamu: Engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di era global ilmu pengetahuan berkembangan amat pesat. Hal-hal amat kecil, yang pada zaman lampau luput dari pengamatan, kini makin diketemukan dan diteliti sehingga pengetahuan akan realita dunia makin luas dan mendalam.
  • Tampaknya, di era global orang yang sungguh berpengetahuan akan makin ahli terhadap pernik tertentu dalam bagian bidang dunia tertentu. Makin ahli seseorang makin orang masuk dalam spesialisasi titik tertentu dalam bidang kecil tertentu yang menjadi pusat perhatian.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sedalam apapun pengetahuan dengan kecermatan pengamatan dimiliki, kalau tidak disertai pemahaman akan perkembangan situasi hidup dan pola perilaku masyarakat tempat hidupnya, semua itu hanya akan membuat seorang yang berpengetahuan mudah jatuh dalam kemunafikan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menempatkan segala pengetahuan dan ketrampilannya dalam konteks kehidupan masyarakat yang dihadapi dengan segala perkembangannya.
Ah, makin berpengetahuan orang akan makin mudah mencari uang.

Wednesday, October 25, 2017

Selalu Mengasihi dan Melayani

Try the new Yahoo Mail

Lamunan Pekan Biasa XXIX

Kamis, 26 Oktober 2017

Lukas 12:49-53

12:49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu telah menyala!
12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
12:51 Kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan.
12:52 Karena mulai dari sekarang akan ada pertentangan antara lima orang di dalam satu rumah, tiga melawan dua dan dua melawan tiga.
12:53 Mereka akan saling bertentangan, ayah melawan anaknya laki-laki dan anak laki-laki melawan ayahnya, ibu melawan anaknya perempuan, dan anak perempuan melawan ibunya, ibu mertua melawan menantunya perempuan dan menantu perempuan melawan ibu mertuanya."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, sekalipun persaingan amat mewarnai era globalisasi, yang namanya pertentangan tetap dipandang sebagai hal negatif. Kedamaian tetap menjadi idaman umum.
  • Tampaknya, hidup damai tidak hanya menjadi idaman perorangan. Institusi sedunia pun selalu merindukannya sehingga ada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menjaga dunia bebas dari pertentangan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, senegatif apapun pandangan orang terhadap pertentangan karena kedamaian adalah idaman perorangan dan dunia, orang tetap akan menjadi ajang hadirnya jiwa-jiwa baik dan jahat sehingga yang namanya pertentangan menjadi bagian kehidupan manusia agar orang mampu membedakan antara yang membangun dan yang merusak kebaikan perorangan dan kebersamaan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang selalu terpanggil untuk menjalani pembedaan roh.
Ah, yang baik itu ya yang dapat mendukung dan menghadirkan kekayaan.