Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Thursday, December 31, 2020

Maria, Bunda Allah

 diambil dari https://www.katolisitas.org


Pendahuluan

Mungkin anda pernah mendengar komentar yang berkata, “Bunda Maria itu hanya manusia biasa seperti kita… Tuhan hanya ‘meminjam’ tubuhnya saja untuk melahirkan Yesus.” Benarkah? Sesungguhnya, tidak sesederhana itu. Sebab, semakin kita membaca dan merenungkan Kitab Suci dan tulisan dari para Bapa Gereja, kita akan semakin menyadari, bahwa meskipun Bunda Maria itu manusia ‘biasa’ sesungguhnya ia sangat istimewa. Ia tidak mungkin sama dengan kita, justru karena perannya sebagai Ibu Tuhan Yesus. Dibutuhkan kerendahan hati untuk mengakui, bahwa seberapapun dekatnya seseorang dengan Yesus, tidak ada yang melebihi kedekatan Bunda Maria dengan Yesus. Kenyataannya, semua gen sifat-sifat Yesus sebagai manusia diperoleh dari Bunda Maria. Maria mengandung Yesus, menyusui-Nya, membesarkan-Nya. Selama 30 tahun Maria hidup bersama Yesus yang menghormatinya sebagai Ibu-Nya. Bunda Maria mendampingi Yesus dengan setia sampai wafat-Nya di kayu salib. Di tengah derita-Nya di salib, Tuhan Yesus memikirkan nasib Bunda Maria yang akan ditinggalkan-Nya, sehingga Ia memasrahkan ibu-Nya itu kepada murid yang dikasihiNya. Selanjutnya, setelah kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga, Maria menyertai Gereja; sampai saat ia-pun diangkat ke surga hingga saat ini, ia menyertai kita semua. Tulisan berikut ini merupakan sekilas renungan tentang Maria sebagai Bunda Allah, yang mengambil sumber utama dari surat ensiklik Paus Yohanes Paulus II, Redemptoris Mater (Bunda Penyelamat) dan tulisan para Bapa Gereja.

Bunda Maria, Bunda Allah

Santo William pernah berkata, “Maria, dengan melahirkan Yesus Sang Penyelamat dan Kehidupan kita, membawa banyak orang kepada Keselamatan; dan dengan melahirkan Sang Hidup itu sendiri, ia memberikan kehidupan untuk banyak orang”. ((Liguori, St. Alphonsus, Hail Holy Queen! (Rockford, Illinois: Tan Books and Publishers, Inc., 1995), p. 21)) Maka, Bunda Maria sebagai Bunda Penyelamat menjalankankan peran yang istimewa di dalam rencana Keselamatan Allah. Memang benar jika dikatakan bahwa rencana keselamatan Allah merangkul semua orang (lih. I Tim 2:4), namun secara khusus Allah menyediakan tempat bagi Bunda Maria, yaitu seorang “perempuan” yang dijadikanNya sebagai Ibu Yesus Sang Putera Allah dan Sang Juru Selamat. ((Paus Yohanes Paulus, Surat Ensiklik, Redemptoris Mater, 7)) Rencana Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi,“Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti, “Allah menyertai kita.” (Mat 1:23). Hanya karena ketaatan Bunda Maria, maka kelahiran Yesus yang dinubuatkan oleh para nabi selama sekitar 2000 tahun terpenuhi. Hanya karena kesediaan Maria, maka Allah Putera menjelma menjadi manusia, dan Bunda Maria adalah ibu dari Sang Immanuel, “Allah yang beserta kita” tersebut. Dalam diri Maria digenapi rencana keselamatan Allah, “tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.” (Gal 4:4). Dan, sungguh Allah Putera itulah yang dikandung oleh Bunda Maria, sesuai dengan Kabar Gembira dari malaikat, “….sebab anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah.” (Luk 1:35) Oleh karena itu, Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.” (Luk 1:1-43) dan karena itu kita juga memanggil Maria sebagai Bunda Allah.
Tuhan, sebagai Allah Bapa yang Maha Pengasih mengiginkan agar setiap orang menjadi anak-Nya di dalam Kristus Putera-Nya, yang di dalam Roh Kudus-Nya dapat memanggil-Nya sebagai “Abba! Bapa!” (lih. Gal 4:6). Oleh karena itu, saat genaplah waktunya, Allah mengirimkan Putera-Nya, Yesus Kristus, melalui Bunda Maria yang diurapi oleh Roh Kudus. Pada saat Maria menjawab, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu (Luk 1:38), terwujudlah karya Tuhan yang sangat ajaib: Allah yang tak terbatas oleh waktu, masuk ke dalam ruang waktu dan menjadi bagian dari sejarah umat manusia. Dengan demikian, sejarah manusia dikuduskan dan diisi dengan misteri Kristus. Penggenapan janji Allah ini menandai permulaan dari perjalanan Gereja, di mana Maria sebagai anggota pertamanya menjadi teladan bagi Gereja sebagai mempelai dan ibu, dengan menyatakan “ya” pada pemenuhan Perjanjian Baru. ((Cf. Ibid., 1))

Bunda Maria merupakan teladan kekudusan, ketaatan dan pengabdian

Alkitab mengatakan, “Sebab di dalam Dia (Kristus) Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” (Ef 1:4). Bunda Maria adalah seseorang yang secara sempurna memenuhi ayat ini; sebab ia telah ditentukan Allah sejak semula menjadi Ibu Sang Putera Allah. Dan untuk mempersiapkannya sebagai Tabut Perjanjian Baru yang mengandung Sabda yang menjadi manusia, Allah membebaskan Bunda Maria dari dosa asal, oleh karena jasa Yesus yang menyelamatkan dunia. (lihat artikel: Bunda Maria dikandung tanpa noda, apa maksudnya?) Jadi, penghormatan kepada Bunda Maria bukanlah ‘rekayasa’ Gereja Katolik, sebab yang pertama-tama menghormati Maria adalah Tuhan sendiri. Kita menghormati Bunda Maria sebab kita mengikuti teladan Allah sendiri, sebab Tuhanlah yang terlebih dulu mempercayakan Diri-Nya kepada Bunda Maria. Karena itu Bunda Maria disebut sebagai “penuh rahmat” seperti yang dikatakan oleh Malaikat Gabriel. Di dalam Bunda Maria, Putera Allah yang mengatasi segalanya mengambil rupa tubuh sebagai manusia. Maria menanggapi rahmat ini dengan iman tak bersyarat, dan karenanya ia dikatakan sebagai yang terberkati. Ia menerima rahmat dan tugas mulia ini dengan memberikan diri seutuhnya kepada Tuhan. ((Cf. Ibid., 9, 10, 12, 39))

Dengan mempercayakan diri kepada Tuhan, baik pada saat menerima kabar gembira maupun seterusnya sepanjang hidupnya, Bunda Maria menyatakan ketaatan iman. Dengan mengatakan, “Terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38) ia mengatakan hal yang sama dengan yang dikatakan oleh Yesus kepada Allah Bapa, “Aku datang; …untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku” (Ibr 10:7). Imannya mengingatkan kita pada iman Bapa Abraham. Sebab Perjanjian Lama dimulai oleh iman Abraham, dan Perjanjian Baru dimulai oleh iman Bunda Maria.

Ketaatan Maria tetap teguh sepanjang hidupnya: di dalam menjalani kehidupan yang sangat miskin pada saat kelahiran Yesus; di saat menjalani pengungsian ke Mesir, di sepanjang tahun-tahun kehidupan Yesus yang tersembunyi di Nazareth, sampai menyertai Yesus di bawah kaki salib-Nya, dan ikut menganggung sengsara Yesus Puteranya (lih. Yoh 19:25). Bunda Maria adalah seseorang yang ‘miskin di hadapan Allah’ dan karenanya ia memiliki Kerajaan Sorga (lih. Mat 5:3). Ia hidup sedemikian miskin, (sebab bahkan orang termiskin sekalipun umumnya tidak melahirkan di kandang hewan) namun ia menjalaninya dengan iman dan ketaatan. Ia mempersembahkan Yesus di Bait Allah dan kemudian membesarkan dan mendidik Yesus hingga dewasa. Karena ketaatannya dalam mendengarkan dan melaksanakan kehendak Allah, Bunda Maria dipuji oleh Yesus, ketika ia dan saudara-saudari Yesus datang menghampiri Yesus. Yesus berkata, “Inilah ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Barangsiapa melakukan kehendak Allah, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” (Mrk 3:34-35). ((Ayat ini sering dipakai untuk menyatakan bahwa Yesus mempunyai banyak saudara. Namun yang dimaksud di sini adalah saudara sepupu, bukan saudara kandung. Untuk keterangan selanjutnya silakan baca artikel : Bunda Maria Tetap Perawan: Mungkinkah?. Ayat ini juga sering disalah-artikan, seolah Yesus tidak mau mengakui ibu dan saudara-saudarinya, dengan ‘membuka tali persaudaraan’ kepada semua saja yang melakukan kehendak Allah. Untuk itu, ada baiknya kita melihat ayat ini dalam Alkitab bahasa Inggris, Yesus mengatakan, “Who are My mother and my brethren? …Here are my mother and my brethren! Whoever does the will of God is my brother, and sister and mother.” Lihatlah bahwa Yesus menyatakan saudara-saudarinya dalam bentuk jamak: ‘brethern’, sedangkan untuk ibu-Nya, hanya satu/ tunggal, sebab hanya Bunda Maria-lah ibu-Nya, yang menjadi teladan dalam melaksanakan kehendak Tuhan.))

Ketaatan Maria membawanya sampai ke gunung Golgotha. Di kaki salib inilah, Maria mengalami bagaimana kabar gembira malaikat Gabriel seolah ‘dijungkirbalikkan’: …bahwa anakNya akan menjadi besar…, dan kerajaan-Nya tidak akan berakhir (lih. Luk 1:32-33). Sedangkan yang terpampang di hadapan matanya adalah sebaliknya: Sang Putera dihina, disiksa sampai mati, seolah segalanya telah berakhir…. Namun demikian kita melihat, tidak ada ‘protes’ dan perlawanan keluar dari mulutnya. Di dalam iman Bunda Maria ‘menyimpan segala sesuatu di dalam hatinya’. Oleh karena itu, ia sungguh-sungguh bersatu dengan Kristus dan misteri suci-Nya yang menyangkut ‘pengosongan diri dan penghinaan diri’. Paus Yohanes Paulus II menyebutkan bahwa penderitaan Bunda Maria di kaki salib ini merupakan pengosongan ‘kenosis’ iman yang terdalam yang pernah terjadi di dalam sejarah manusia. Di kaki salib Kristus itulah, dipenuhi nubuat Simeon, “Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri.” (Luk 2:35). ((Cf. Ibid., 13, 14, 15, 16, 17, 18)) Adakah derita ibu yang lebih hebat daripada melihat anak satu-satunya disiksa dan dibunuh di depan matanya?

Ketaatan Bunda Maria yang sedemikian inilah yang dianggap sebagai ‘obat’ dari ketidaktaatan Hawa, seperti yang dikatakan oleh para Bapa Gereja, terutama Santo Irenaeus. Lumen Gentium mengutipnya dengan mengatakan, “Ikatan yang disebabkan oleh Hawa telah dilepaskan oleh ketaatan Bunda Maria…” ((Lihat Lumen Gentium, Dokumen Vatikan II, Konstitusi Dogmatik tentang Gereja, 56, mengutip St Irenaeus, Against Heretics, III, 22,4:PG 7, 959 A; Harvey, 2, 124.)) Sehingga dikatakan, “Kematian oleh Hawa, namun kehidupan oleh Maria.” ((Ibid., mengutip St. Jerome, St. Agustinus, St. Cyril dari Jerusalem, St. Yohanes Krisostomus, St. Yohanes Damaskus.)) Karena itu, Maria ditempatkan pada pusat pertentangan antara Iblis dan ‘keturunan perempuan ini’ (lih. Kej 3:15) ((Cf. Ibid., 11, 19)) sebab ia adalah sang ‘perempuan’ yang telah dibuat kudus tak bernoda oleh Allah; ia bebas dari dosa asal, sehingga bersama dengan Putera-Nya dapat diletakkan di dalam pertentangan total melawan dosa dan Iblis. Pertentangan ini mencapai puncaknya seperti yang tertulis dalam kitab Wahyu, “Seorang perempuan berselubungkan matahari…..melahirkan Anaknya laki-laki… yang akan menggembalakan semua bangsa…” (Why 12:1,5). Sang Putera akan mengalahkan naga itu, yaitu Iblis. Maka kita mengetahui, bahwa sang Putera adalah Yesus, dan sang Ibu adalah Bunda Maria. ((Hahn, Scott, Hail, Holy Queen, (Broadway, New York: Doubleday, 2001), p. 39))

Bunda Maria, Bunda kita

Hubungan yang erat antara Maria dan Yesus Puteranya juga dapat kita lihat dengan jelas pada kisah mukjizat pada pesta perkawinan di Kana, yaitu pada saat Bunda Maria mengambil peranan penting dalam perwujudan mukjizat Yesus yang pertama ini. Dengan berkata pada Yesus, “Mereka kehabisan anggur”, dan kepada para pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”, Bunda Maria menempatkan diri sebagai pengantara, bukan sebagai orang asing, tetapi sebagai ibu. Pengantaraan Maria sama sekali tidak menghalangi atau mengurangi pengantaraan Yesus yang esa dan satu-satunya kepada Allah Bapa (lih. 1 Tim 2:5) melainkan semakin menunjukkan kuasa pengantaraan Yesus itu. Konsili Vatikan II mengajarkan bahwa pengantaraan Bunda Maria merupakan bagian dari pengantaraan Yesus yang unik dan satu-satunya itu, sebab pengantaraan Maria ada di bawah kuasa pengantaraan Yesus. ((Redemptoris Mater, 21, 22, 38, 40))

Dengan mengandung Yesus yang adalah Kepala dari Tubuh mistik Gereja, Bunda Maria juga mengandung kita umat beriman, karena kita semua adalah anggota Tubuh Kristus/Gereja. Oleh karena itu St. Bernardus mengatakan bahwa Bunda Maria adalah “Leher dari Tubuh Mistik Kristus” ((Miravalle, Mark, STD, Introduction to Mary, (Santa Barbara: Queenship Publishing Company, 1993), 63, 76)) yang menghubungkan Yesus Sang Kepala dengan semua anggota Tubuh-Nya yaitu Gereja-Nya. Inilah sebabnya mengapa Bunda Maria yang hadir di dalam misteri Kristus sebagai ibu, juga menjadi ibu rohani bagi semua orang percaya.

Bunda Maria merupakan pemenuhan janji Tuhan yang telah disebutkan pada awal mula (lih. Kej 3:15) dan pada akhir jaman (Why 12:1-5). Ia hadir pada awal misi keselamatan Yesus (lih. Yoh 2:1-12) sampai pada akhirnya, saat ia berdiri di bawah kaki salib Yesus (lih. Yoh 19:25). Ia ada pada saat Sang Sabda menjelma menjadi manusia di dalam rahimnya, dan ia hadir pada saat kelahiran Gereja di hari Pentakosta. Dengan demikian ia telah menjadi contoh dalam perjalanan iman. Bunda Maria adalah seseorang yang pertama kali percaya akan janji Keselamatan, dan dengan imannya, ia menjadi teladan pertama sebagai saksi apostolik Gereja. ((Cf. Redemptoris Mater., 23, 24, 25, 26, 27,28)) Karena itu, Bunda Maria adalah juga Bunda Gereja.

Sejak awal Bunda Maria telah memberikan dirinya tanpa batas kepada Yesus Puteranya, dan ia berbuat yang sama terhadap Gereja, yang adalah ‘anak angkat’-nya. Setelah Kristus bangkit dan naik ke surga, Bunda Maria tetap memberikan dirinya sebagai pengantara semua anak-anak-nya kepada Tuhan. ((Cf. Ibid., 40)) St. Alphonsus Liguori mengatakannya dengan begitu indah, dengan mengutip kisah dari kitab 2 Sam 14:4-11. Seorang perempuan bijak dari Tekoa menghadap Raja Daud, “Tuanku, hambamu ini mempunyai dua orang anak laki-laki, dan malangnya hamba ini, salah seorang dari puteraku itu membunuh yang lain, sehingga hamba kehilangan seorang putera, dan keadilan menghendaki agar anakku yang lain itupun mendapat hukuman mati karena perbuatannya..…; kasihanilah hamba, dan janganlah hamba sampai kehilangan kedua puteraku.” Bunda Maria dapat berkata yang serupa, “Tuhanku, hamba mempunyai dua putera, Yesus dan manusia; manusia membunuh Puteraku Yesus di salib, dan kini, keadilanMu menuntut puteraku yang bersalah. O, Tuhan, Yesusku sudah wafat, kasihanilah hamba, sebab hamba sudah kehilangan seorang, mohon jangan biarkan hamba juga kehilangan anakku yang lain.” ((Liguori, St. Alphonsus, Hail Holy Queen! (Rockford, Illinois: Tan Books and Publishers, Inc., 1995), 45)) Dan seperti Raja Daud akhirnya berbelas kasihan kepada ibu dari Tekoa itu dan mengabulkan permohonannya, maka Tuhan-pun berbelas kasihan dan tidak menghukum para pendosa yang didoakan oleh Bunda Maria. Oleh pengantaraannya ini, maka Bunda Maria dikatakan sebagai Mediatrix.

Bunda Maria Teladan Gereja

Bunda Maria adalah teladan Gereja dalam hal iman, kasih dan persatuan yang sempurna dengan Kristus. Bunda Maria adalah contoh sempurna yang mencerminkan Kristus. Ia adalah contoh tetap bagi Gereja, sebab Gereja juga dipanggil untuk menjadi Ibu dan perawan, sebagai mempelai Kristus. (lihat artikel: Bunda Maria tetap perawan, mungkinkah?) Bunda Maria bekerjasama dalam kelahiran Gereja dan perkembangannya. Sekarang ini, pada saat digalakkannya gerakan Ekumenism di mana semua orang Kristen berjuang untuk mencapai persatuan, ketaatan Maria menjadi contoh yang paling sempurna. Dengan mempelajari dan merenungkan peran Bunda Maria dalam Gereja, semua umat Kristen akan dapat melakukan perkataan Yesus -seperti yang menjadi pesan Bunda Maria pada mukjizat di Kana. Dengan demikian, perkataan Yesus, “supaya mereka semua (umat Kristen) menjadi satu…”(Yoh 17:21), dapat terlaksana dengan dipimpin oleh Bunda Maria, yang menjadi ibu bagi semua pengikut Kristus. Sungguh benar, bahwa keibuan Maria adalah rahmat yang diberikan kepada setiap orang. Kristus Penyelamat kita mempercayakan Ibu-Nya sendiri kepada murid yang dikasihiNya. Murid itu mewakili semua umat manusia. Jadi artinya Kristus memberikan Ibu-Nya untuk menjadi ibu bagi kita semua ((Cf. Redemptoris Mater., 42, 44, 30, 45)) (lih. Yoh 19:26-27).

Mari kita renungkan, sudahkah kita ‘menerima’ Maria sebagai Ibu kita sendiri? Jika kita mau sungguh mengasihi Tuhan Yesus seperti Rasul Yohanes, bukankah kitapun perlu meniru teladannya untuk menerima Maria di dalam ‘rumah’ hati kita dan di dalam kehidupan kita?

Bunda Maria, Bunda Allah menurut Bapa Gereja

Para Bapa Gereja menghubungkan peran Maria sebagai Bunda Allah dengan perannya sebagai Hawa yang baru (the new Eve). Bunda Maria melahirkan Tuhan Yesus yang menyelamatkan manusia dari dosa yang diturunkan dari dosa Hawa. Karena dalam Pribadi Yesus, ke-Allahan dan kemanusiaan-Nya bersatu dengan sempurna, maka Bunda Maria dikatakan sebagai Bunda Yesus dan Bunda Allah, sebab, Yesus itu Allah.

1. St. Yustinus Martir (155) membandingkan Hawa dengan Bunda Maria. Hawa, manusia perempuan pertama terperdaya oleh Iblis yang kemudian membawa maut; sedangkan Maria percaya kepada pemberitaan malaikat Gabriel, dan karena itu ia mengandung Putera Allah yang membawa hidup. ((Lihat St. Yustinus Martir, Dialogue with Trypho the Jew, 155 AD, p.100))

2. St. Irenaeus (180): “Ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh iman Maria.” ((Lihat St. Irenaeus, Against Heresies, 189 AD, 3:22:24))

3. St. Gregorius Naziansa (390) menyatakan, barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi (karena tanpa campur tangan manusia) namun juga manusiawi (karena mengikuti hukum alam manusia). ((Lihat Robert Payesko, The Truth about Mary, Volume 2, (Queenship Publishing company, California, USA, 1996), p. 2-180.))

4. St. Ambrosius (397): “Kejahatan didatangkan oleh perempuan (Hawa), maka kebaikan juga harus didatangkan oleh Perempuan (Maria); sebab oleh karena Hawa kita jatuh, namun karena Maria kita berdiri; karena Hawa kita menjadi budak dosa, namun oleh Maria kita dibebaskan…. Hawa menyebabkan kita dihukum oleh buah pohon (pohon pengetahuan), sedangkan Maria membawa kepada kita pengampunan dengan rahmat dari Pohon yang lain (yaitu Salib Yesus), sebab Kristus tergantung di Pohon itu seperti Buahnya…” ((Diterjemahkan dari Virgin Wholly Marvelous, seperti dikutip oleh Robert Payesko, Ibid., p. 2-78.))

5. St. Agustinus (416): ”Kita dilahirkan ke dunia oleh karena Hawa, dan diangkat ke surga oleh karena Maria.” ((St. Agustinus, Sermon))

6. St. Cyril dari Alexandria (444): “Bunda Maria, Bunda Allah…, bait Allah yang kudus yang di dalamnya Tuhan sendiri dikandung… Sebab jika Tuhan Yesus adalah Allah, bagaimanakah mungkin Bunda Maria yang mengandung-Nya tidak disebut sebagai Bunda Allah?” ((Lihat St. Cyril dari Alexandria, Epistle ro the Monks of Egypt, I ))

7. Doktrin Maria sebagai Bunda Allah/ “Theotokos” dinyatakan Gereja melalui Konsili di Efesus (431) dan Konsili keempat di Chalcedon (451). Pengajaran ini diresmikan pada kedua Konsili tersebut, namun bukan berarti bahwa sebelum tahun 431, Bunda Maria belum disebut sebagai Bunda Allah, dan Gereja ‘baru’ menobatkan Maria sebagai Bunda Allah pada tahun 431. Kepercayaan Gereja akan peran Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru sudah berakar sejak abad awal. Keberadaan Konsili Efesus yang mengajarkan “Theotokos” tersebut adalah untuk menolak pengajaran sesat dari Nestorius. Nestorius hanya mengakui Maria sebagai ibu kemanusiaan Yesus, tapi bukan ibu Yesus sebagai Tuhan, sebab menurut Nestorius yang dilahirkan oleh Maria adalah manusia yang di dalamnya Tuhan tinggal, dan bukan Tuhan sendiri yang sungguh menjelma menjadi manusia. ((Lihat William C. Placher, Readings in the History of Christian Theology, vol. 1, (Westminster John Knox Press, Kentucky, USA, 1988) p. 69-70: Nestorius mengenali Yesus yang lahir dari rahim Maria sebagai Bait Sang Sabda (a temple of the Logos) di mana Sang Sabda itu tinggal, dan bukannya Sang Sabda (the ‘Logos’) itu sendiri. Menurut Nestorius, Allah ada di dalam bayi Yesus, ada di dalam diri manusia yang tersalib di Kalvari, namun sang manusia itu bukan Tuhan sendiri. Jadi Nestorius gagal membedakan sifat keilahian dan kemanusiaan Yesus yang bersatu secara sempurna dalam Pribadi Yesus. Nestorius gagal melihat bahwa Maria adalah seorang Ibu dari seorang Pribadi manusia, yang kebetulan juga adalah Pribadi Allah. Jadi, Maria adalah ibu dari Yesus yang adalah Allah dan manusia, meskipun ia hanya melahirkan kemanusiaan Yesus.))

Jelaslah bahwa doktrin Maria Bunda Allah bukan untuk semata-mata menghormati Maria, tetapi terutama untuk menghormati Yesus, yang walaupun sungguh-sungguh manusia, namun juga sungguh-sungguh Allah. Gereja selalu mengimani Pribadi Yesus yang tunggal, yang merupakan persatuan sempurna antara keilahian dan kemanusiaan-Nya. Namun demikian, kita tidak mempercayai bahwa Maria memiliki keilahian seperti dewi. Pendapat yang demikian juga sesat. Jadi yang tepat adalah: Pribadi Ilahi Yesus yang telah ada di sepanjang segala waktu mempersatukan Diri-Nya dengan tubuh kemanusiaanNya di dalam rahim Maria. Untuk ini, Bunda Maria disebut sebagai Bunda Allah. Sama seperti kita mengatakan ibu Siti Habibah bukan saja sebagai ibunda Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, tetapi juga sekaligus ibunda Bapak Presiden RI, sebab Bapak SBY adalah Bapak Presiden RI. Dengan analogi ini, maka Bunda Maria adalah Bunda Yesus dan Bunda Tuhan sebab Yesus adalah Tuhan kita.

Kesimpulan

Bunda Maria berdiri di pusat misteri Keselamatan, seperti dikatakan oleh Paus Yohanes Paulus II, “sebab menjadi keajaiban alam yang luar biasa, ia mengandung Pencipta-nya” –for to the wonderment of nature, she bore her Creator. Betapa istimewanya peran Bunda Maria dalam perwujudan rencana Keselamatan Allah kepada umat manusia, sebab ia dipercaya untuk mengandung, melahirkan, membesarkan dan mendampingi Kristus Sang Putera sampai kesudahan-Nya di salib Golgotha. Selanjutnya Bunda Maria hadir di sepanjang segala abad untuk membantu Gereja, dan semua umat Kristen, di dalam pergumulan antara kebaikan dan kejahatan, untuk memastikan agar mereka tidak terjatuh, dan jika mereka terjatuh, ia membantu mereka untuk bangkit kembali. ((Cf. Redemptoris Mater, 51,52.))

Lamunan Hari Raya

Santa Maria Bunda Allah

Jumat, 1 Januari 2021

Lukas 2:16-21

16 Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. 17 Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. 18 Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. 19 Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. 21. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, mengurus anak memang tanggungjawab orangtua. Orangtua yang baik juga akan mendampingi anak untuk menjadi bagian dari kehidupan bersama orang lain.
  • Tampaknya, untuk menjadi bagian masyarakat luas orangtua akan mengikutkan anak dalam kebiasaan sesuai tatanan yang ada dalam masyarakat. Bagi kaum beragama orangtua akan memanunggalkan anak dengan kehidupan umat sesuai tatacara yang ada.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, meskipun yang dilakukan terhadap anak merupakan hal-hal lahiriah, kalau kesemuanya mengalir dari bisikan nurani, orangtua sejatinya terangkat menjadi naungan hadirat ilahi. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan relung hati kebaikan apa saja yang dilakukan oleh seseorang menjadi bentuk-bentuk lahirnya hadirat Tuhan di tengah-tengah manusia.

Ah, mana ada orang melahirkan Tuhan?

Santo Paus Silvester I

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 24 Desember 2019 Hits: 9352

  • Perayaan
    31 Desember
  •  
  • Lahir
    Hidup pada Abad ke-4
  •  
  • Kota asal
    Roma - Italia
  •  
  • Wafat
  •  
  • 31 Desember 335 di Roma, Italia | Oleh sebab alamiah
    Dimakamkan di Church of Saint Sylvester Roma.
  •  
  • Beatifikasi
    -
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • Pre-Congregation

Paus St. Sylvester I adalah paus kita yang ke-33. Ia dinobatkan menjadi paus menggantikan Santo Paus Meltiades. Ia adalah orang yang membabtis Kaisar Romawi menjadi seorang Kristen dan sekaligus menjadi bapa Spiritual dari Kaisar Kristen pertama dalam kerajaan Romawi; Kaisar Konstantinus I. Kisah pertobatan Kaisar ini sungguh luar biasa.

Pada mulanya Konstantinus sama saja dengan para kaisar pendahulunya yang membenci dan menganiaya umat Kristen. Kemudian Konstantinus I terjangkit penyakit kusta. Ia sudah  menyelenggarakan suatu ritual kafir penyembahan dewa-dewi sebagai usaha mendapatkan kesembuhan. Namun ia tidak juga disembuhkan.  Menurut legenda Kaisar kemudian bermimpi di mana ia melihat St. Petrus dan St. Paulus berbicara kepadanya. Mereka menyuruh kaisar pergi kepada Paus Sylvester untuk minta disembuhkan. Konstantinus kemudian memohon kepada paus agar ia dibaptis dan kaisar dibaptis di Basilika St. Yohanes Lateran. Pada saat Pembaptisan, Kontantinus disembuhkan sama sekali dari penyakitnya. Sejak saat itu, Konstantinus tidak hanya mengijinkan agama Kristiani berkembang, (mengeluarkan Edik Milano);  malahan ia sendiri menjadi seorang Kristen yang taat. Kejadian ini menandai berakhirnya masa penganiayaan pada umat Kristen yang sudah berlangsung selama hampir tiga abad.  Konstantinus I dikemudian hari dikenal dengan nama Konstantinus Agung;  Kaisar Romawi Kristen yang pertama.

Dalam masa kepausan Santo Sylvester; dengan dukungan penuh dari Kaisar Konstantinus, Paus Sylvester lalu membangun gereja-gereja besar di Roma. Seperti Basilika St. John Lateran, Santa Croce in Gerusalemme, Basilika Santo Petrus, dan beberapa gereja cemeterial di atas makam para martir. Dalam masa ini juga diselenggarakan konsili ekumenis pertama yang disebut Konsili Nicea I pada tahun 325. Paus Sylvester sendiri tidak bisa menghadiri Konsili tersebut, namun ia menunjuk Vitus dan Vincentius untuk mewakilinya dan ia menyetujui semua keputusan dari sidang Konsili tersebut.

Devosi kepada Paus Sylvester I amat terkenal pada masa Gereja Perdana. Ia adalah paus pertama bukan martir yang dimaklumkan sebagai santo. Di Basilika St. Yohanes Lateran di Roma terdapat suatu dinding berhiaskan mozaik yang sungguh indah, menggambarkan Yesus memberikan kunci-kunci kuasa rohani kepada Paus St Sylvester I.

Wednesday, December 30, 2020

Catat Baik-Baik, Ini Manfaat Jeruk Nipis Bagi Kesehatan Tubuh Anda

diambil dari https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi

Ditinjau oleh:  | Ditulis oleh: Aprinda Puji

Terakhir diperbarui: 19 Desember 2020 . Waktu baca 12 menit




Jeruk nipis biasanya dijadikan sebagai pelengkap sekaligus penambah cita rasa pada berbagai makanan, seperti soto dan mie kocok. Bahkan, aroma dan rasanya yang kecut serta segar, menjadikan air perasan jeruk nipis sering dijadikan penghilang bau amis pada ikan sebelum diolah. Namun di samping itu semua, belum banyak orang yang tahu kalau jeruk nipis menyimpan segudang manfaat baik untuk tubuh. Apa saja, ya?

Mengenal lebih dalam tentang jeruk nipis


Sumber: Diacos

Jeruk memiliki banyak jenis, salah satunya jeruk nipis. Berbeda dengan jeruk yang biasanya dijadikan makanan pencuci mulut, jeruk nipis tidak dimakan dengan cara seperti itu. Jeruk ini lebih sering dicampurkan pada makanan agar lebih sedap atau dibuat jadi minuman segar ketimbang dimakan langsung.

Jeruk yang memiliki nama latin Citrus aurantifolia ini ternyata punya banyak nama cantik di berbagai daerah di Indonesia, seperti kelangsa, jeruk pecel, jeruk alit, atau lemau nepi di berbagai daerah di Indonesia. Sayangnya, banyak orang masih salah menyebut jeruk nipis dengan jeruk limau maupun lemon. Padahal, jeruk limau dan lemon adalah jenis jeruk yang berbeda dari jeruk nipis.

Jeruk nipis memiliki bentuk lebih bulat daripada lemon yang sedikit oval dengan ujung yang sedikit mencuat. Kemudian, jeruk nipis berwarna hijau terang sementara lemon berwarna kuning cerah. Meski warna buah jeruk nipis bisa menguning, biasanya orang-orang cenderung memanfaatkan buah ini saat warnanya masih hijau.

Beda lagi jika jeruk limau. Jenis jeruk ini sering kali tertukar dengan jeruk nipis karena warna dan bentuknya yang hampir serupa. Namun bila diperhatikan, jeruk limau ukurannya jauh lebih kecil, sedangkan jeruk nipis umumnya seukuran bola tenis meja.

Warna jeruk limau jauh lebih pekat alias hijau gelap. Sementara jeruk nipis jauh lebih terang dan kadang sedikit kekuningan. Jika disentuh, permukaan kulit jeruk nipis jauh lebih halus dan lebih tipis, sedangkan kulit jeruk limau memiliki tekstur kasar karena dikelilingi benjolan-benjolan kecil dan lebih tebal.

Kandungan nutrisi dari jeruk nipis


Sebelum membahas manfaat jeruk nipis, Anda perlu tahu lebih dahulu kandungan nutrisinya. Berdasarkan Data Kemenkes RI, dalam 100 gram jeruk nipis mengandung berbagai jenis nutrisi, meliputi:

Makronutrien

  • Energi (Energi): 44 kalori
  • Protein (Protein): 0,5 gram
  • Lemak (Lemak): 0,2 gram
  • Karbohidrat (CHO): 10,0 gram
  • Serat (Serat): 0,4 gram
  • Abu (ASH): 0,4 gram

Mineral

  • Kalsium (Ca) : 18 miligram
  • Fosfor (P) : 22 miligram
  • Besi (Fe) : 0.2 miligram
  • Natrium (Na) : 3 miligram
  • Kalium (K) : 108.9 miligram
  • Tembaga (Cu) : 0.06 miligram
  • Seng (Zn) : 0.1 miligram

Vitamin dan antioksidan

  • Beta-Karoten (Carotenes) : 23 mikrogram
  • Karoten Total (Re) : 4 mikrogram
  • Thiamin (Vit. B1) : 0.01 mikrogram
  • Riboflavin (Vit. B2) : 0.03 mikrogram
  • Niasin (Niacin) : 0.2 mikrogram
  • Vitamin C (Vit. C) : 20 mikrogram

Berbagai manfaat jeruk nipis bagi tubuh


Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, air merupakan zat yang penting bagi tubuh. Sekitar 70 persen komposisi tubuh manusia terdiri dari air. Selain bertugas untuk menjaga kebutuhan cairan tubuh, air juga berfungsi untuk membuang zat racun yang mengendap di dalam tubuh sekaligus mendukung tersedianya energi untuk beraktivitas. 

Sayangnya, tidak semua orang suka minum air putih biasanya dalam jumlah banyak karena dinilai tidak berasa. Sebagai gantinya, mereka lebih memilih minum minuman yang berasa seperti jus, teh, atau susu. Padahal, beberapa minuman tersebut mengandung pemanis tambahan yang menyumbang asupan kalori berlebihan.

Jika Anda juga tidak suka air putih, Anda bisa mencoba mengganti kebiasaan tersebut dengan menambahkan perasan air jeruk nipis ke dalam minuman. Selain membuat rasanya lebih nikmat, air jeruk nipis juga memberikan beberapa manfaat seperti:

1. Meremajakan kulit

Beberapa produk perawatan kulit mungkin menyatakan bahwa produk mereka dapat menyehatkan dan membuat wajah terlihat lebih muda. Namun, Anda sebenarnya tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk memperbaiki penampilan kulit.

Jeruk nipis bisa menjadi salah satu bahan alami andalan untuk merawat kecantikan kulit. Pasalnya, jeruk nipis mengandung vitamin C dan flavonoid, antioksidan yang dapat memperkuat kolagen. Itu sebabnya, manfaat minum air jeruk nipis dapat membantu menghidrasi dan meremajakan kulit Anda.

Sebaiknya, hindari mengoleskan air perasan jeruk nipis langsung pada kulit Anda. Terpapar sinar matahari secara langsung setelah mengoleskan air jeruk nipis dapat menyebabkan phytophotodermatitis.

Phytophotodermatitis adalah kondisi ketika bahan kimia yang terkandung dalam jenis tanaman tertentu mengakibatkan kulit terbakar atau mengalami peradangan saat terpapar sinar matahari. Akibatnya, area kulit tersebut akan tampak kemerahan, gatal, dan terasa panas.

2. Melancarkan pencernaan

Air jeruk nipis bersifat asam dan dapat membantu air liur (saliva) memecah makanan. Selain itu, kandungan flavonoid dalam air jeruk nipis dapat merangsang pengeluaran enzim-enzim pencernaan.

Jika Anda mengalami sembelit, sifat asam dari jeruk nipis dapat merangsang pergerakan usus Anda. Ini membantu sampah makanan di dalam perut terdorong ke bawah lebih mudah. Selain itu, asupan air dari perasan jeruk pecel ini juga bisa membantu Anda untuk mengeluarkan feses lebih lancar.

3. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

Kandungan vitamin C dan antioksidan dalam jeruk nipis dapat memperkuat sistem imun tubuh Anda dan membantu tubuh melawan penyakit, seperti flu, pilek, dan lain sebagainya.

Bukan hanya itu saja, manfaat jeruk nipis yang menyumbang vitamin C ini juga akan meningkatkan produksi sel sehat untuk membunuh mikroba penyebab penyakit, sehingga mempersingkat lama waktu Anda saat sakit. Untuk itu, jenis buah jeruk-jerukan sangat direkomendasikan supaya Anda tidak gampang sakit.

4. Membantu menurunkan berat badan

Banyak yang bilang jika minum perasan air jeruk nipis bisa bikin Anda kurus alias mampu menurunkan berat badan. Namun, benarkah hal ini?

Kandungan asam sitrat pada jeruk nipis dapat meningkatkan metabolisme. Hal ini  dapat membantu Anda dalam membakar kalori dan menyimpan lebih sedikit lemak. Selain itu, vitamin C dari jeruk pecel ini juga berperan dalam pembakaran lemak dalam tubuh.

Namun, harus diingat, Anda tidak mungkin hanya mengandalkan cara ini untuk menurunkan berat badan. Cara ini hanya sedikit membantu usaha Anda saat menurunkan berat badan. Anda perlu melakukan aktivitas fisik, supaya kalori yang terbakar jadi lebih banyak. Berolahraga setidaknya 30 menit setiap hari dan memperbanyak konsumsi buah atau sayur akan dapat membantu Anda.

5. Menjaga kadar gula darah

Kandungan vitamin C dalam jeruk nipis juga sangat bermanfaat bagi penderita diabetes. Orang dengan kondisi ini sangat diharuskan menjaga kadar gulanya tetap normal. Pasalnya, insulin yang bertugas untuk menurunkan gula darah tidak berfungsi dengan baik.

Nah, jeruk nipis memiliki kadar gula yang rendah, sehingga bisa mengurangi penyerapan gula ke dalam darah. Alhasil, kadar gula darah di dalam tubuh Anda pun dapat lebih terjaga.

6. Mengurangi risiko penyakit jantung

Jeruk nipis merupakan sumber magnesium dan kalium yang berfungsi menjaga kesehatan jantung. Kalium dapat menurunkan tekanan darah secara alami dan melancarkan sirkulasi darah. Hal ini membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Selain itu, penelitian yang sedang berlangsung menyelidiki bahwa terdapat senyawa dalam jeruk nipis yang bernama limonin yang mungkin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

7. Menurunkan risiko kanker

Kanker terjadi ketika ada pertumbuhan sel abnormal yang bisa berkembang di bagian tubuh mana saja, seperti payudaraparu-paru, dan ginjal. Jika dibiarkan, sel kanker bisa menyebar ke jaringan lainnya dan membahayakan jiwa.

Faktanya, manfaat minum air jeruk nipis diyakini dapat menurunkan risiko terkena kanker. Ini berkat kandungan antioksidan dalam air jeruk nipis yang akan membantu menjaga fungsi sel, meningkatkan pertahanan sel-sel tubuh dari radikal bebas, dan meningkatkan sistem imun.

8. Mengatasi penyakit peradangan

Beberapa penyakit inflamasi atau peradangan seperti radang sendi (arthritis), asam urat, dan penyakit sendi lainnya, dapat dikurangi gejalanya dengan mengonsumsi air jeruk nipis. Ya, manfaat jeruk nipis yang mengandung vitamin C di dalamnya dapat meredakan gejala peradangan dari berbagai penyakit. 

Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Annals of the Rheumatic Disease, menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi vitamin C dalam jumlah sedikit, berisiko menderita arthritis sebanyak tiga kali lebih besar ketimbang orang mendapatkan asupan vitamin C secara optimal. 

Air jeruk nipis juga dapat mengurangi kadar asam urat. Asam urat merupakan produk sisa dari pemecahan makanan tinggi purin seperti daging, hati, jamur, dan kacang-kacangan.

9. Mencegah dehidrasi

Campuran air dan perasan sari buah kelangsa ini memiliki manfaat untuk mencegah dehidrasi. Rasa asam dan segar dari minuman ini tentu membuat Anda minum lebih banyak ketimbang minum air putih biasa yang hambar.

Namun, umumnya minuman sari jeruk nipis yang sering Anda pesan di restoran atau rumah makan, mengandung tambahan gula. Jadi, jangan terlalu banyak minuman jenis ini. Lebih baik Anda membuatnya sendiri sehingga takaran gula bisa dikurangi atau diganti dengan madu.

Cara membuat minuman dari jeruk nipis


Meski tidak mungkin dimakan langsung, karena rasanya cukup asam. Anda tetap bisa mendapatkan manfaat jeruk nipis dengan mencampurkannya pada makanan atau dibuat minuman. Hanya saja cara mengolah jeruk nipis perlu Anda perhatikan.

Sebagian besar orang menggunakan jeruk nipis dengan cara diperas. Namun, ada juga yang dicampur langsung dengan potongan buahnya yang tipis-tipis.

Nah, ketika Anda ingin mencampurkan jeruk alit ini pada minuman, sebaiknya cuci buah hingga bersih. Pasalnya, sisa residu pestisida terkadang masih menempel pada kulit buah. Supaya lebih aman, lebih baik gunakan saja air perasannya.

Setelah membersihkan buahnya dengan benar, perhatikan pula cara memotongnya. Banyak orang yang masih salah memotong jeruk nipis.

Jika Anda memiliki alat pemeras sari jeruk, maka Anda bisa memotong buah jeruk alit menjadi dua bagian. Tidak seperti memotong buah mangga, memotong jeruk harus berlawanan dengan arah pucuk buah. Ini memudahkan Anda untuk mendapatkan sari buah lebih banyak.

Namun, bila Anda tidak memiliki alat untuk memeras sari buah jeruk, sebaiknya tidak memotong buah menjadi dua bagian. Caranya, potong mengikuti arah pucuk buah kelangsa. Namun, memotongnya hanya bagian sisinya saja, paling tidak menjadi 4 atau 5 irisan. Setelahnya, Anda bisa memeras sari buah kelangsa ini lebih mudah.

Efek minum air jeruk nipis kebanyakan


Walaupun jeruk nipis memiliki banyak manfaat, jika dikonsumsi secara berlebihan akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan tubuh Anda. Alih-alih menyehatkan tubuh, mengonsumsi jeruk nipis terlalu sering dalam jumlah banyak malah membuat Anda sakit.

Nah, beberapa masalah yang ditimbulkan akibat terlalu banyak mengonsumsi jeruk alit, antara lain:

1. Memicu asam lambung naik

Jeruk alit ini mengandung asam sitrat lebih banyak dibanding buah jeruk lain yang rasanya manis. Asam tersebut memang membantu mencegah peradangan pada tubuh dan pembentukan batu ginjal, namun jika kadarnya berlebihan organ pencernaan Anda bisa terganggu.

Pada kasus ringan, kebanyakan mengonsumsi makanan asam, seperti minum air jeruk nipis bisa menyebabkan perut mulas. Namun, pada orang yang memiliki pencernaan yang sensitif, asam jeruk nipis bisa memicu asam lambung naik. Kondisi ini menyebabkan gejala yang membuat Anda tidak nyaman, seperti perut sakit, terasa kembung dan penuh, mual, dan sering sendawa.

Untuk itu, orang dengan masalah refluks asam lambung, GERD, atau masalah pencernaan lainnya sebaiknya menghindari minuman asam ini supaya gejala tidak muncul ataupun bertambah parah. Hindari juga mengonsumsi minuman ini ketika perut Anda masih kosong karena bisa menyebabkan perut mulas.

2. Menyebabkan gigi rusak

Kebanyakan orang mengetahui jika makanan manis adalah musuh bagi gigi. Namun pada kenyataannya, makanan atau minuman yang asam pun juga memberikan dampak negatif pada kesehatan gigi.

Minnesota Dental Association melaporkan bahwa enamel gigi bisa menipis dari makanan atau minuman dengan pH 4, seperti jeruk nipis. Enamel yang melapisi dan seharusnya melindungi gigi, bila semakin menipis tentu akan membuat gigi jadi mudah rapuh. Itu sebabnya, jika Anda mengonsumsi jeruk pecel secara berlebihan, gigi akan mudah sekali keropos.

Supaya asam yang menempel di gigi, lidah, dan mulut Anda hilang, sebaiknya minum segelas air putih atau berkumur air beberapa kali setelah minum air jeruk alit.

Hindari menggosok gigi langsung setelah Anda minum air jeruk ini. Bukannya membantu menghilangkan asam, asam malah akan semakin meningkat. Ditambah dengan gesekkan dari sikat gigi, kemungkinan besar enamel akan terkikis lebih banyak. Jadi, tunggu setidaknya satu jam setelah minum air jeruk nipis jika ingin menggosok gigi.

Lamunan Oktaf Natal

Hari Ketujuh

Kamis, 31 Desember 2020

Yohanes 1:1-18

1. Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. 5. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. 6 Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; 7 ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. 8 Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. 9 Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. 10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; 13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. 15. Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan berseru, katanya: "Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku." 16 Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia; 17 sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. 18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, tidak sedikit orang yang berpandangan bahwa yang namanya hidup adalah keadaan masih dapat bernapas. Organ jantung masih bekerja.
  • Tampaknya, orang mengalami hidup normal kalau masih dapat aktif ke sana-sini. Orang masih mampu bekerja membuat jasa bagi orang lain.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun masih mampu bekerja dan aktif dalam berbagai macam kegiatan, orang belum tentu mengalami kesejatian hidup kalau tidak mengalami kemanunggalan dengan yang ilahi dalam hati yang menghadirkan pencerahan dalam keadaan apapun. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang berada dalam kubangan Sumber Hidup yang membuat jiwa orang berada dalam keceriaan sejati.

Ah, hidup itu ya kalau belum mati.

Tuesday, December 29, 2020

Lamunan Oktaf Natal

Hari Keenam

Rabu, 30 Desember 2020

Lukas 2:36-40

36 Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, 37 dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. 38 Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. 39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. 40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Butir-butir Permenungan

  • Tampaknya, kaum lanjut usia dapat digambaran sebagai kelompok yang sudah membutuhkan perhatian dan pelayanan khusus. Mereka sudah rentan karena kemerosotan raga dan jiwa.
  • Tampaknya, ada juga yang menganggap kaum lanjut usia sebagai sosok yang kolot. Hidupnya biasa berorientasi ke masa lampau dan sudah gagap masa kini apalagi perkembangan masa depan.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, seuzur apapun orang lanjut usia, asal hidupnya selalu diwarnai oleh cahaya ceria kalbu, dia tetap dapat menjadi bagian pewarta masa depan ceria. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati, sekalipun hidupnya penuh kelemahan raga dan jiwa, seorang lanjut usia tetap dapat menjadi sosok pembawa pencerahan hidup.

Ah, kalau sudah lanjut usia orang ya hanya jadi kelompok yang harus dilayani dalam segalanya.