Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, December 23, 2020

Santo Syarbel Makhlouf

diambil dari katakombe.org/para-kudus Diterbitkan: 08 Agustus 2013 Diperbaharui: 21 Desember 2019 Hits: 11010

  • Perayaan
    24 Juli
    24 Desember (beberapa Kalender)
  •  
  • Lahir
    8 Mei 1828
  •  
  • Kota asal
    Beka-Kafra, Lebanon
  •  
  • Wafat
  •  
  • 24 Desember 1898 di Annaya Libanon | Oleh sebab alamiah
  •  
  • Beatifikasi
    5 Desember 1965 oleh Paus Paulus VI
  •  
  • Kanonisasi
  •  
  • 9 Oktober 1977 Oleh Paus Paulus VI

Santo Sharbel Makhlouf (Arab: مار شربل) lahir pada tanggal 8 Mei 1828  dengan nama Youssef Antoun Makhlouf di Bekaa Kafra Libanon.  Ia adalah seorang rahib, mistikus dan imam Gereja Katolik Maronit berkebangsaan Libanon yang dikanonisasi sebagai santo oleh Paus Paulus VI.  Gereja Katolik Maronit adalah salah satu dari Gereja-Gereja Katolik Timur yang berada dalam persekutuan penuh dengan Tahta Suci Roma.

Youssef Antoun Makhlouf adalah seorang anak yatim piatu. Ayahnya wafat ketika ia masih berumur tiga tahun dan ia lalu diasuh oleh pamannya.  Di usia 23 tahun, Youssef masuk Biara St. Maron di Annaya, Libanon, dan menggunakan nama biara 'Syarbel' menurut nama seorang martir Gereja Maronit di abad ke-2. Youssef mengucapkan kaul-kekalnya pada tahun 1853 dan ditahbiskan sebagai seorang imam enam tahun kemudian.

Seturut teladan dari St. Maron (bapa Gereja Maronit), romo Syarbel menjalani hidup yang sangat suci.  Ia memilih untuk mengamalkan hidup sebagai pertapa dengan amat keras. Ia bermatiraga, makan sedikit, tidur di lantai yang keras, dan menghabiskan berjam-jam lamanya dalam doa. Sejak tahun 1875 sampai pada akhir hidupnya di tahun 1898, romo Sharbel menjadi seorang yang sepenuhnya mengasihi Yesus.  Kesuciannya membuat orang-orang mendatanginya untuk minta diberkati dan minta didoakan. Selama hidupnya romo Syarbel hampir tidak pernah meninggalkan pertapaannya. Ia hanya sesekali terlihat meninggalkan pertapaannya saat para superiornya meminta ia untuk menerimakan sakramen-sakramen di desa-desa terdekat. Dan bila orang suci ini muncul di desa maka penduduk desa akan berbondong-bondong mengikutinya, memohon doa dan berkahnya.

Pada 16 Desember 1898, romo Syarbel terserang suatu penyakit sewaktu merayakan Misa Kudus. Dia meninggal dunia pada malam Natal tahun 1898, dan dimakamkan di pemakaman biaranya; Biara St. Maron di Annaya. Beberapa bulan kemudian, sinar-sinar cemerlang terlihat memancar di sekitar makamnya. Dari tempat itu, jenazahnya, yang masih terus mengeluarkan keringat dan darah, dipindahkan ke dalam peti jenazah khusus. Rombongan-rombongan besar peziarah mulai berdatangan ke makamnya.

Pada 1925, beatifikasi dan kanonisasinya diajukan untuk diumumkan oleh Paus Pius XI. Pada 1950, makamnya dibuka di hadapan sebuah komisi khusus yang juga beranggotakan para dokter, yang memberi verifikasi akan keutuhan jenazahnya. Sesudah makamnya dibuka dan diperiksa, dilaporkan terjadi berbagai mukjizat yang berlipat ganda. Sekali lagi, khalayak ramai dari berbagai latar belakang agama mulai berbondong-bondong berziarah ke Biara Annaya untuk memohon syafaat tokoh suci itu. Beberapa mukjizat post-mortem dihubung-hubungkan dengannya, termasuk mukjizat-mukjizat yang terjadi pada 1927 dan 1950 ketika "keringat" darah mengucur dari jenazahnya, membasahi vestimentum yang dikenakan padanya. Makamnya telah menjadi sebuah tempat ziarah yang dikunjungi banyak orang, baik warga Libanon maupun non-Libanon, Kristiani maupun non-Kristiani.

Banyak kisah mukjizat yang terjadi dengan perantaraan Santo Syarbel. Salah satu mukjizat yang termasyhur adalah mukjizat yang dialami Nohad El Shami, seorang wanita tua berusia 55 tahun yang disembuhkan dari kelumpuhan sebelah tubuhnya. Pada malam hari tanggal 22 Januari 1993, Nohad El Shami bermimpi melihat dua orang rahib Maronit berdiri di sisi ranjangnya. Salah seorang diantaranya menumpangkan tangannya pada lehernya lalu melakukan suatu operasi yang membebaskannya dari rasa sakit sementara yang seorang lagi memegang bantal di bawah punggungnya.  Ketika terbangun, Nohad mendapati dua luka pada lehernya, satu luka pada masing-masing sisi. Dia sembuh sepenuhnya dan dapat berjalan lagi. Dia meyakini bahwa Santo Syarbellah yang melakukan operasi tersebut namun tidak dapat mengenali rahib yang satunya lagi. Malam berikutnya, dia kembali bermimpi melihat Santo Syarbel yang berkata padanya: "Saya mengoperasimu agar orang-orang melihatnya dan kembali pada iman. Saya memintamu untuk mengunjungi pertapaan pada tanggal 22 setiap bulan, dan menghadiri Misa dengan teratur seumur hidupmu". Rahib yang kedua menurut keyakinan banyak orang adalah Santo Maron. Sejak saat itu, sesuai permintaan Santo Syarbel, orang-orang berhimpun setiap bulan pada tanggal 22 untuk berdoa dan merayakan Misa di pertapaan Santo Syarbel di Annaya.

0 comments:

Post a Comment