Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Wednesday, February 28, 2018

Raymundus Mojosongo


Karena tidak memberikan topik untuk dibicarakan dan hanya bilang "Temanipun sumangga ndherek rama" (Untuk tema kami serahkan kepada rama), maka Rm. Bambang memulai temu rekoleksi satu setengah jam itu dengan sebuah pertanyaan "Sebagai orang Katolik Anda merasa mempunyai soal apa?" Hal ini terjadi pada hari Minggu 18 Februari 2018 ketika Domus Pacis menerima kedatangan sekitar 50 orang Umat Lingkungan Raymundus, Paroki Administratif Mojosongo dari Surakarta. Dengan pertanyaan itu Rm. Bambang bermaksud mendapatkan hal yang kiranya bertolak dari pengalaman peserta untuk dikembangkan menjadi pembicaraan bersama. Ternyata seorang bapak berdiri dan kemudian berbicara "Rama, ingkang dados pikiran kangge kula menika perkawis KERUKUNAN. Kita kerep dipun purih mekaraken kerukunan ing antawisipun umat lan ugi ing masarakat. Nanging ingkang kelampah kok nggih wonten mawon ingkang angel gathuk. Lan wonten tengahan masarakat ugi kerep wonten sikap mboten toleransi ing gesang ngagami. Yen ngaten menika, kita kedah kados pundi?" (Rama, yang sering saya pikirkan itu adalah soal KERUKUNAN. Kita kerap diminta untuk mengembangkan kerukunan secara intern di antara sesama umat dan ekstern di tengah masyarakat. Tetapi mengapa di dalam praktek kerap terjadi adanya pertentangan. Dan di tengah masyarakat kerap ada sikap intoleran dalam hidup keagamaan. Dengan ini, bagaimana sikap kita?).

Pada acara itu para peserta, yang sudah hadir sejak jam 09.00 dan menikmati teh dan snak, disambut oleh Rm. Ria, Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, dan Rm. Bambang yang duduk di muka. Rm. Yadi sebenarnya juga ada tetapi duduk di belakang dan kadang-kadang keluar. Untuk menanggapi soal kerukunan, Rm. Bambang meminta rama-rama yang duduk di depan memberikan wawasannya. Sesudah Rm. Ria, Rm. Tri Hartono, dan Rm. Harto memberikan wawasan, Rm. Bambang menghadirkan perluasan cakrawala dengan terang kata-kata Yesus dalam Injil. Yesus berkata bahwa pertengkaran dimungkinkan dalam satu keluarga karena keyakinan ikut Yesus. Di sini pertengkaran dimaknai adanya kemacamragaman dan bukan keseragaman. Maka konflik bahkan permusuhan dapat terjadi. Di sinilah praktek hukum kasih menjadi nyata, karena dalam Yesus musuhpun harus dikasihi. Perjumpaan dengan umat Mojosongo ini diteruskan dengan misa di Kapel Santo Barnabas. Sesudah misa semua menikmati makan siang dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Ganjuran.

Hidup dengan/tanpa Belas kasih


Kamis, 1 Maret 2018
Minggu Kedua Masa Prapaskah
Refleksi dan doa harian saya berdasarkan Lukas 16: 19-31

Sahabatku terkasih. Dalam Injil hari ini, Yesus menceritakan tentang orang kaya yang tidak memperlakukan Lazarus sebagai pribadi. Bagi orang kaya, Lazarus tidak lebih dari sekadar bagian dari pemandangan di hadapannya.

Dia menghabiskan seluruh energinya dan keberuntungannya untuk menghindari penderitaan, dia sepenuhnya terserap dalam diri. Arti hidupnya benar-benar temporal, dan tanpa belas kasihan.


Ya Tuhan Yesus Kristus, kami memiliki kesempatan untuk melihat secara lebih serius diri kami dalam meditasi ini dan untuk memeriksa apakah hati kami tertuju padaMu, jika Engkau adalah harta kami. Penuhi kami dengan diriMu, agar kami bisa memancarkannya. Bebaskan kami dari keegoisan. Berilah kami belas asih untuk orang lain sekarang dan selamanya. Amin.

Wisma Salam, 28/2/2018

»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊ ·̵̭̌·̵̭̌«̶
Aloys budi purnomo Pr

Sent from my heart of abudhenkpr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan;
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang;
Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.

Lamunan Pekan II Prapaskah

Kamis, 1 Maret 2018

Lukas 16:19-31

16:19. "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.
16:24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.
16:25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.
16:26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.
16:27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,
16:28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.
16:29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
16:30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.
16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, di dunia ini pada umumnya orang ingin hidup sejahtera. Untuk itu orang berjuang kerja mencari penghasilan sebanyak mungkin.
  • Tampaknya, orang akan bahagia kalau memiliki kekayaan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Sadar atau sadar banyak orang menggambarkan bahwa dengan besarnya kekayaan dia akan bebas dari beban derita.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sebesar apapun kekayaannya sehingga tanpa harus kerja orang dapat menikmati hidup, dia tak akan menemukan muara hidup yang sungguh membahagiakan kalau dalam hidup harian hanya diisi dengan pola yang menyenangkan sehingga jauh serta menjauhkan diri dari bahkan menjadi tak peka terhadap derita yang ada di sekitarnya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan yakin bahwa sesusah apapun orang menanggung derita harian, dia akan menemukan muara kebahagiaan sejati yang tak akan diketemukan oleh seenak apapun orang yang selalu menyingkiri beban derita.
Ah, kalau memang sudah enak ngapain harus susah-susah ngurus yang tak enak?

Percikan Nas Kamis, 01 Maret 2018

Hari Biasa Pekan II Prapaskah
warna liturgi Ungu

Kamis, 01 Maret 2018


Bacaan-bacaan:
Yer. 17:5-10; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Luk. 16:19-31. BcO Kel. 18:13-27.
Nas Injil:
19 “Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24 Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. 25 Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. 26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 27 Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, 28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 29 Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. 30 Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.”
Percikan Nas
Ketika menghadapi kenyataan bahwa dirinya di alam siksaan abadi si kaya minta Abraham untuk mengutus orang mengingatkan saudara-saudaranya yang masih berjiarah di dunia. Namun Abraham menolak, “Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati” (Luk 16:31).
Jawaban Abraham ini menginfikasikan pada saya bahwa ada orang yang tidak mudah percaya akan kesaksian-kesaksian apapun dari orang lain. Sebaik apapun kesaksian dan para saksi akan ditolak. Sebenarnya Tuhan telah menyiapkan banyak saksi dan kesaksian tanpa harus diminta. Mereka yang mau mendengarkan dan melaksanakan akan hidup, mereka yang mengabaikan akan sengsara abadi.
Apa tantangan kita untuk mendengarkan dan melaksanakan kesaksian? Apa yang membuat kita mudah mendengarkan kesaksian?
Doa:
Tuhan semoga aku mempunyai keterbukaan untuk menangkap kesaksian-Mu. Semoga aku tidak tegar hati menerima warta yang berbeda dengan keinginan dan kebiasaanku. Amin.
(goeng)

Jumlah Klaten Tetap?


Ini berkaitan dengan program Novena Ekaristi Seminar, yang menjadi ambil bagian Komunitas Rama Domus Pacis untuk ikut upaya pengembangan iman kaum usia lanjut. Untuk pelaksanaan tahun 2018 sebenarnya Rm. Bambang sudah memperkirakan adanya penurunan jumlah pendaftar. Hal ini berkaitan dengan wafatnya Bapak Hardi yang selama tiga tahun menjadi sponsor untuk para peserta dari Paroki Klaten. Beliau dipanggil Tuhan pada bulan September 2017 dan keluarga hanya bersedia melanjutkan hingga bulan November pada tahun itu. Dengan demikian mulai dengan Maret 2018, bulan pertama pelaksanaan Novena Domus, untuk umat Klaten yang ingin tetap ikut harus menanggung sendiri beaya transportasi. Satu hal yang dulu terjadi adalah jatah jumlah peserta yang ditentukan oleh Rm. Bambang. Karena peminat Klaten ada banyak sekali sehingga pernah di atas 200 orang, Rm. Bambang memutuskan jatah Klaten adalah 150 orang. Kini, sepeninggal alm. Bapak Hardi, komunikasi pendaftaran dari Klaten diurus oleh koordinator kelompok-kelompok. Pada pendaftaran Maret 2018 Rm. Bambang mencatat ada 7 kelompok pendaftar: Yohanes Jetis, Senden, Pandanrejo, Trunuh, Apolo, Krapyak, dan Ketandan. Pada tanggal 19 Februari Bu Hardi memberi informasi bahwa Kelompok Apolo, yang tadinya mendaftarkan 10 orang, menambah 6 orang. Ketika Rm. Bambang memasukkan dalam catatan Paroki Klaten, ternyata semua berjumlah 151 orang sebagaimana tampak dalam matriks di bawah:
LINGKUNGAN ASAL
JUMLAH
       01.  Yohanes Jetis
16 orang
       02.  Senden
60 orang
       03.  Pandanrejo
15 orang
       04.  Trunuh
16 orang
       05.  Apolo
16 orang
       06.  Krapyak
8 orang
       07.  Ketandan
20 orang
JUMLAH
   151 ORANG

Terhadap kenyataan itu Rm. Bambang menulis pada Bu Hardi pada tanggal tersebut "Pun, tambah 6 mawon. Pun ngluwihi 1. Pendaftaran tutup ha ha ha" (Sudah, tambah 6 saja. Sudah melebihi 1. Pendaftaran ditutup ha ha ha). Ternyata Bu Hardi memberi tahu "Trunuh mundur 1.pas to romo😁😁😁". Dengan demikian untuk peserta Klaten tetap 150 orang. Secara keseluruhan pendafatar Novena Domus untuk Maret 2018 ada 396 orang:
ASAL PESERTA
JUMLAH
RAYON KOTA KEVIKEPAN DIY
  144 ORANG
01.  Paroki Pringwulung
76 orang
02.  Paroki Kotabaru, Lingkungan Sendowo
4 orang
03.  Paroki Administratif Pringgolayan
42 orang
04.  Paroki Pugeran
10 orang
05.  Paroki Bintaran, Lingkungan Nicolas
7 orang
06.  Paroki Kidul Loji
1 orang
07.  Paroki Baciro
6 orang
RAYON SLEMAN KEVIKEPAN DIY
 47 ORANG
08.  Paroki Minomartani
5 orang
09.  Paroki Banteng
2 orang
10.  Paroki Babadan
5 orang
11.  Paroki Medari
26 orang
12.  Paroki Kalasan
2 orang
13.  Paroki Mlati
4 orang
14.  Paroki Gamping
3 orang
RAYON BANTUL KEVIKEPAN DIY
    8 ORANG
15.  Paroki Bantul
 2 orang
16.  Paroki Ganjuran
6 orang
KEVIKEPAN SURAKARTA
 190 ORANG
17.  Paroki Klaten
150 orang
18.  Paroki Gondang
20 orang
19.  Paroki Kebonarum
20 orang
KEVIKEPAN KEDU
  7 ORANG
20.  Paroki Ignatius Magelang
7 orang
JUMLAH
396 orang

Tuesday, February 27, 2018

Melayani dalam Kerendahan Hati


Rabu 28 Februari 2018
Minggu Kedua Masa Prapaskah
Refleksi dan doa harianku berdasarkan Matius 20: 17-28

Sahabatku yang terkasih, Injil hari ini menceritakan tentang ibu Yakobus dan Yohanes yang berambisi untuk anak-anaknya. Dia menginginkan tempat dan kedudukan teratas dan terhormat bersama Yesus untuk mereka. Ini sangat manusiawi sehingga banyak ibu menginginkan hal yang sama.

Anehnya, Yesus menjawab dia dengan mengatakan bahwa orang yang paling banyak melayani adalah orang yang berada di tempat terhormat bersama Tuhan. Yesus sendiri adalah pelayan dari semua. Dia akan meninggikan kita untuk melayani orang lain, terutama saat kita membawa orang lain untuk mencintai dan melayaniNya. Kita harus menempatkan Yesus dan melayani Dia lebih dulu dalam hidup kita.

Ya Tuhan Yesus Kristus, terlalu sering kami membandingkan diri kami dengan orang lain. Mudah bagi kami untuk merasa unggulan dan hebat. Bantulah kami untuk mengingat kebenaran ini agar kami memiliki sikap kerendahan hati yang tulus di dalam hati kami. Semoga kami lebih suka melayani daripada dilayani sekarang dan selamanya. Amin.

Johar Wurlirang 28/2/2018

»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Aloys budi purnomo Pr

Sent from my heart of abudhenkpr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan;
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang;
Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang.

Lamunan Pekan II Prapaskah

Rabu, 28 Februari 2018

Matius 20:17-28

20:17. Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan:
20:18 "Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati.
20:19 Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
20:20. Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya.
20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu."
20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat."
20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu.
20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Butir-butir Permenungan
  • Tampaknya, baik secara terbuka maupun secara diam-diam tidak sedikit orang menginginkan status terpandang di dalam kebersamaan. Di dalam organisasi dan institusi status terpandang melekat pada jabatan yang memiliki kewenangan terhadap banyak orang.
  • Tampaknya, sebagai orang terpandang dia memiliki kekuasaan memerintah dalam lingkungan kewenangannya. Orang-orang yang ada di bawah kewenangannya dapat bagaikan buruh-buruh yang harus taat pada bos.
  • Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun memiliki kewenangan amat besar karena status atau jabatannya, orang akan sungguh akan menjadi terpandang sebagai pemuka sejati kalau menyadari bahwa makin besar dan tinggi kedudukannya makin terjerat dia oleh tuntutan-tuntutan untuk memenuhi amanat-amanat kebutuhan dari orang-orang yang berada di dalam kewenangannya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati seorang yang berstatus terpandang akan menghayati jabatan atau ketokohannya sebagai kerelaan diri menjadi sarana orang-orang lain menggapai kebaikan umum.
Ah, makin tinggi jabatan seseorang makin besarlah uang dapat diperoleh.